Perkenalan...

“Kamu mengenal mereka Mey?” Kalila menepuk bokong Meyra yang kenyal. Membal. Seperti bermain trampolin.

Meyra melirik tajam Kalila sambil mengelus-elus bokongnya. Tidak terasa sakit. Tapi aset berharga harus di jaga. “Tidak!” jawab Meyra singkat.

“Tatapan kamu sangat aneh kepada mereka. Seperti ada sesuatu,” ucap Kalia bagai detektif yang sedang mencari tahu.

“Aku baru teringat ada seseorang yang berhutang padaku sekian lama tapi belum ada niat baik untuk membayarnya,” jawab Meyra dengan nada kesal lalu masuk ke dalam rumah.

“Kenapa baru teringat sekarang! Kalau begitu bila mau berhutang mending sama Meyra saja.. lama ditagihnya.. moga-moga kelamaan bisa lupa sama utangnya,” Freya tertawa cekikikan membayangkan ide konyolnya.

“Hussh.. sama temen gak boleh gitu,” Nesya menarik telinga Freya pelan. “Tapi boleh juga dicoba.”

“Ternyata aslinya sangat tampan. Mataku sampai sakit, silau akan ketampanannya,” Reina menyanggah dagu dengan kedua tangan. Menatap dengan mata berbinar-binar. Terpikat pada kharisma Tian.

“Sepertinya gosip itu salah.. mana mungkin pria setampan dan sekeren dirinya menyimpang! walaupun benar aku tetap mau menjadi pendampingnya. Akan aku buat dia tergila-gila padaku,” sahut Nesya percaya diri.

“Jangan mempercayai gosip. Itu hanya sekedar berita murahan agar menaikkan popularitas dengan tujuan menjatuhkan sesorang atau menutupi sesuatu,” ujar Kalila sambil melirik ke arah Tian.

Meyra, Riena, Kalila, Nesya dan Freya merupakan sahabat karib yang sudah terjalin sejak SMA. Memiliki impian yang berbeda tapi tujuan yang sama. Yaitu mendambankan pria tampan dan mapan untuk menjadi pendamping kemudian hari.

Meyra bekerja sebagai seorang koki disebuah restaurant ternama. Yang sedang genjar menabung untuk membangun sebuah restaurant impiannya.

Reina seorang model tenar. Memiliki body aduhai. Wajahnya sering hilir mudik menghiasi sampul majalah. Brand ambasador produk pakaian dalam wanita. Sering menjadi incaran pria hidung belang yang hanya melihat fisik semata.

Kalila bekerja sebagai Desainer Interion. Dia yang yang mendesain seluruh sudut rumah yang mereka tempati sekarang.

Nesya merupakan perancang baju. Dia mengelola sebuah butik kecil dengan beberapa karyawan di pusat kota. Dengan rancangan baju yang kekinian dan selera fashion yang unik. Banyak kaum hawa yang mengenakan rancangan miliknya bahkan sampai kalangan pengusaha dan Public Figur.

Dan Freya Menjalankan usaha berjualan tanaman hias. Maklum saja, Freya merupakan sarjana pertanian Hortikultura. Kesehariannya berkutit dengan tanaman, baik bunga maupun sayuran.

Setelah tamat sekolah mereka berlima memutuskan hidup mandiri bersama. Meraih cita-cita.

“Nesya.. kamu petik strawberi lagi..” ucap Freya kesal dengan tangan dipinggang.

“Bukan aku aja... yang lain juga kok,” bela Nesya sambil menunjuk yang lain.

“Nggak.. asal nuduh kamu,” ucap Reina.

“Belum saatnya dipetik. Rasanya juga pasti tidak manis.”

“Manis kok.. ups!” keceplosan. Reina langsung menutup mulutnya.

“Kalian.. ya. Bukannya bantu aku merawat malah mencomotnya diam-diam,” Freya meraih selang air dan menyemprotkannya ke Nesya, Kalia dan Reina.

Keempat gadis itu dengan gembira bermain air. Pakaian yang basah semakin menampakkan lekuk tubuh mereka. Berteriak manja. Sesekali mengibaskan rambut, menambah kesan seksi. Menggoda syahwat pria yang melihat.

Melihat tingkah tetangga barunya Tian dan Arzam hanya saling pandang. Arzam menalan ludah. Ada sesuatu yang tak biasa. Pandangan Tian beralih ke bawah. Dengan cepat Arzam menutup benda paling berharga miliknya.

“Belum juga sehari.. sudah seperti ini,” Tian meledek Arzam.

“Selamat pagi pak!” sapa bapak paruh baya.

“Pagi!” sahut Tian.

“Anda pak Parno!” ucap Arzam memastikan.

“Tepat! tidak salah lagi.”

“Kamu mengenalnya?” tanya Tian.

“Pak Parno yang akan bekerja disini mengurus kebun dan membersihkan rumah. Bukannya anda tidak mau bila yang bekerja itu wanita.”

Tian memandangi pak Parno dari atas sampai bawah. Lalu mengangkat alisnya. Pak Tarno membalas dengan tersenyum lebar memperlihatkan bebarapa giginya yang ompong.

“Tenaga saya masih Oke pak! Pasti tidak mengecewakan,” ucap pak Parno memberikan dua jempolnya.

“Jangan panggil saya ‘Pak’ kalau tidak mau...” Tian melirik Arzam sepintas. “Kalau masih mau bekerja disini.. masa saya dipanggil ‘Pak’ sama bapak-bapak yang lebih tua dari saya. Sangat tidak pantas.”

“Jadi saya harus panggil apa?”

“Cukup Tian saja...”

“Mana boleh begitu.. nanti kita dikira sebaya. Bapak mau dikira sebaya dengan saya. Kalau saya sih gak masalah kalau di kira sebaya dengan bapak!”

Arzam merapatkan mulutnya. menahan tawa mendengar ucapan pak Parno.

“Enak saja... kulit saya masih sangat kencang. Tidak keriput seperti anda.”

“Bagaimana kalau saya panggil ‘nak Tian’ lebih enak didengar,” pak Parno menyarankan.

“Terserah!”

“Jadi saya mulai bekerja hari ini?” tanya pak Parno.

“Iya anda mulai berkerja hari ini pak, saya akan merincikan apa yang akan menjadi tugas anda,” jawab Arzam. “Anda sudah membawa baju ganti.”

“Ini!” ucap pak Parno menunjukkan tas besar yang dia jinjing.

“Kalau begitu mari ikut. Akan saya tunjukkan kamar anda.”

Pak Parno mengikuti Arzam masuk ke dalam rumah. Sementara Tian masih terdiam memandang rumah tetangga barunya.

To be Continued...

Terpopuler

Comments

Nimranah AB

Nimranah AB

😂😂😂😂

2020-12-19

1

EDdi Hamka

EDdi Hamka

Ditunggu lanjutannya

2020-12-07

1

Fa Moniharapon

Fa Moniharapon

lanjutanx mana yah?

2020-12-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!