Rumah Baru

Tian berjalan menyusuri setiap sudut rumah. Dengan tangan yang ditopang ke belakang. Memastikan semua sudah sesuai dengan keinginannya.

“Cocok kan pak Tian,” kata Arzam memastikan.

“Sudah kukatakan berulang kali jangan panggil aku dengan ‘Pak’. Cukup Tian saja. Bukankah kita seumuran.”

“Bukan! umur kita selisih satu tahun. Itu berarti anda lebih tua dari saya. Jadi saya harus memanggil anda ‘Pak’ dalam konteks menghormati orang yang lebih tua,” ujar Arzam.

“Hanya karena satu tahun.. saya udah dianggap sebagai orang yang sangat tua,” Tian menertawakan dirinya. “Panggil saya Tian saja... kalau tidak mau gaji kamu dipotong.”

“Itu tidak akan memotivasi saya untuk melakukannya. Malah justru membuat saya membangkang. Bagaimana kalau di ganti dengan ‘kalau mau akan kunaikkan gajimu’. Maka dengan senang hati dan bersemangat akan saya lakukan,” Arzam senyum tipis sesaat.

“Hahaa ha.. aku suka caramu meminta kenaikan gaji. Sungguh elegan. Ternyata aku tidak salah pilih,” Tian menepuk-nepuk pundak Arzam.

Arzam sudah menjadi asisten pribadi Tian selama lima tahun. Awalnya Arzam hanya seorang karyawan biasa di perusahaan yang Tian pimpin. Karena ketekunan dan kedisiplinannya dalam bekerja serta tidak memperdulikan tentang perkataan orang lain, Tian mengangkatnya menjadi asisten pribadi. Mantan istri Tian juga cemburu karena kedekatan mereka. Yang selalu menempel bagai perangko.

“Aku tidak suka dengan ruang kerjaku, terlalu biasa. Monoton. Ide kreatifku tidak akan muncul bila begini,” Tian menunjuk lemari berkas dan meja kerja yang diletakkan di tengah ruangan.

“Segera aku akan menyulapnya seperti yang anda inginkan. Tian.”

“Mengapa kamu memilih rumah ini? bukannya ada rumah yang lebih besar lagi di kompleks ini!” tanya Tian berjalan melewati ruang tengah menuju halaman belakang yang dilengkapi kolam renang dan Arzam masih tetap setia mengekorinya.

“Harusnya anda mengapresiasi usaha saya.. dengan susah payah, ketekunan, keuletan dan tekat yang kuat hingga akhirnya saya berhasil mendapatkan rumah ini.”

“Bagaimana ceritanya bisa serumit itu,” tanya Tian Heran.

“Saya harus bersaing dengan para pria hidung belang lainnya. Yang bahkan memberikan tawaran tertinggi untuk rumah ini.”

“Pria hidung belang lainnya? kalau begitu saya termasuk?” Tian menunjuk dirinya.

“Saya tidak mengatakan begitu. Tapi jika anda merasa.. saya tidak akan memaksa.”

Boss dan Asisten pribadi ini memang selalu koplak. Karena itu jugalah membuat mereka bertambah dekat dan saling memahami.

“Enak saja!” bantah Tian dengan tegas. “Lantas bagaimana kamu bisa keluar sebagai pemenang.”

“Cukup mudah.. kebetulan istrinya penggemar beratmu. Jadi cukup memberikan tanda tangan anda padanya saja.”

“Semudah itukah?”

“Ya.. tanda tangannya di voucher belanja senilai lima ratus juta.”

“Kamu mempermainkan saya!”

“Tidak.. saya hanya berusaha bicara jujur.”

“Terserah kamu saja! asal tidak menghambur-hamburkan uang saya untuk hal yang tidak penting.”

“Akan saya pastikan tidak.. anda akan berterima kasih pada saya nanti.”

“saya jadi penasaran seberapa istimewa rumah ini sampai menjadi bahan rebutan para pria hidung belang.”

“Yang istimewa bukan rumah ini. Tapi rumah yang ada di depan,” Arzam menujuk rumah yang berada tepat di depan rumah mereka. Rumah bercat warna merah muda dengan pekarangan asri yang di tanami bermacam bunga dan tumbuhan lainnya.

Tian dan Arzam berjalan keluar untuk melihat lebih dekat. Terlihat lima orang wanita tengah berdiri di balkon lantai dua juga sedang memperhatikan mereka. Masih mengenakan baju olah raga ketat menampakkan lekuk tubuh dengan handuk kecil menyangkut di leher. Mereka seperti sedang membicarakan Tian dan Arzam.

“Ternyata pria hidung belangnya kamu..,” ucap Tian dengan mata masih tetap memandang kelima wanita di balkon.

“Saya melakukannya untuk anda.. mereka sangat terkenal di lingkungan sini. Dengan potensinya masing-masing. Siapa tahu anda kepincut dengan salah satu di antaranya.”

“Ntahlah.. saya tidak tau. Apakah hati saya masih terbuka untuk wanita.”

Mendengar perkaatan Tian. Refleks Arzam mundur menjauh. Alis matanya saling beraduh. Mamandang aneh Bosnya.

Tian tersenyum geli tanpa memperlihatkan gigi melihat tingkah Arzam.

💕💕💕

Melakukan rutinitas pagi hari. Meyra, Riena, Kalila, Nesya dan Freya senam mengencangkan otot di balkon lantai dua. Sambil menikmati semilir angin pagi yang sejuk. Suasana tenang menghanyutkan jiwa.

Aktifitas mereka terhenti saat sebuah mobil datang berhenti di rumah depan. Rumah yang sudah cukup lama kosong karena sang pemilik menjual dengan harga tinggi. Mereka memperhatikan yang akan menjadi tetangga baru mereka. Wajahnya tidak begitu jelas. Dengan cepat mereka masuk ke dalam rumah.

Walau begitu mereka setia menunggu. Ingin tahu wajah tetangga baru. Pasti kaya raya. Karena rela mengeluarkan uang berkali lipat dari harga semestinya. Selang beberapa menit keluar dua pria tampan dengan setelan rapi.

“Bukankah dia Christian Admaja!” ucap Nesya mengenali.

“Seperti pernah mendengar nama itu,” timpal Kalila.

“Direktur utama PT. Bumi Perkasa. Dia sponsor utama agensi kami,” tambah Reina.

*“Pemilik The Sun Hills Hotel. *Juga mall mewah Rolls Metro,” ucap Freya.

“Tapi sayang... dia menyimpang,” ucap Nesya. Membuat Riena, Kalia dan Freya meilirik ke arahnya. Mempertanyakan maksud ucapan Nesya.

“Gosipnya dia tidak menyukai wanita,” lanjut Nesya.

“Serius?” tanya Kalila.

“Kata temanku seorang pengacara yang menangani kasusnya. Dia baru saja bercerai dari istrinya. Dan istrinya belum pernah disentuh secuil pun olehnya. Sepertinya menikah hanya menutupi kedoknya.”

“Masih perjaka dong..,” ucap Reina tertawa senang diikuti yang lain. Selain Meyra yang berdiri paling pojok. Menatap dengan sorot mata tajam kedua pria itu. Dan kedua pria itu juga menatap Meyra. Hanya Kalila yang merasakan ada yang aneh antara kedua pria itu dan Meyra.

To be Continued...

Terpopuler

Comments

Krisna New

Krisna New

author memilih siapa yg co2k buat Tian ....

2021-02-17

2

Je Moeljani

Je Moeljani

Annyeong👋👋👋
✓mampir
✓2 like
Sukses selalu buat kakak Author yang keren ini❤️❤️❤️
Jangan lupa dukung karyaku ya..
Gomawo🙏🙏🙏
From 'Hope for Happy Ending'

2021-02-15

1

Nimranah AB

Nimranah AB

😂😂😂😂

2021-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!