Pendekatan

Sesampainya di sebuah Resto yang cukup nyaman itu , Anin terpukau oleh pemandangan, udara yang sejuk yang bertemakan out door itu.

Anin berjalan lebih dulu dari pada El, tangannya ia bentangkan dan ia hirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar, seolah ia membuang semua beban yang ada dalam pikirannya selama ini.

"Gimana kamu suka tempatnya?" tanya El dengan senyum yang sedari tadi memperhatikan tingkah Anin itu

"Suka banget Kak.. Nyaman banget" jawab Anin dengan tanpa pikir panjang

El langsung mencari tempat duduk, tepat di taman dengan pemandangan hijau dan teduh itu.

Tak lama seorang pelayan datang dengan membawa list menu resto itu. El dan Anin sama-sama memilih makanan juga minuman.

"Kamu mau pesan apa?" tanya El yang duduk bersampingan dengan Anin itu

"eeemmmhhh" ucap Anin sembari berpikir

Lagi-lagi El tersenyum melihat tingkah Anin.

"Aku yang ini" ucap El dan Anin bersamaan sembari menunjuk sebuah minuman yang sama.

Sontak Anin dan El tertawa bersama.

"Kok sama sih?" tanya Anin tak percaya

"Aku emang suka itu hehe" jawab Anin langsung

"Sama dong.." ucap El pada Anin

"Ya sudah Mbak ini nya 2 yaa.." ucap El langsung pada pelayan yang masih menunggunya itu

"Baik, makanannya sekalian?" tanya Pelayan menawari makanannya

Lagi-lagi El dan Anin sama-sama menunjukan sebuah makanan yang sama. Yaitu mi ramen.

"Sama lagi sih.." ucap El sembari tertawa

"Iya ih Kak El ngikutin aja.." ucap Anin sembari terus tertawa

"Gimana kalau kita bedain rasanya, biar nanti saling coba?" tanya Anin dengan polosnya

"Boleh deh.." jawab El setuju

Sembari menunggu pesanan datang, Anin dan El mencoba mencairkan suasana yang tegang itu.

"Oh iya Nin, kamu kenapa kemarin melamun gitu?" tanya El memulai percakapan

"Iya nih lagi banyak pikiran aja" jawab Anin dengan senyum tipisnya sebenarnya ia tak ingin mengingatnya untuk sekarang

El mengangguk-anggukan kepalanya sembari memegang dagunya itu.

"Oh iya setahu Aku, kamu dulu pacaran bucin banget deh, terus kata orang kamu pacaran dengan Fariz lama banget.." ucap El mencoba mengusik cerita tentang Fariz

Anin terdiam, matanya mulai membulat, cairan bening mulai menumpuk dibola matanya yang hitam itu.

El menyadari semuanya, ia melihat ke arah Anin, menatapnya dengan sangat lekat.

"Nin.." ucap El lembut sembari memegang bahu Anin

Seketika Anin meneteskan air matanya, langsung membanjiri wajahnya. Anin menangis hingga sesegukan.

"Ada apa Nin? Cerita saja" ucap El lagi-lagi sangat lembut

"Aku benci dia Kak.. Aku benci sekaliiiii" ucap Anin dalam tangisnya, dengan terus mengalirkan air matanya

Anin menutupi wajahnya yang masih terus menangis itu dengan kedua telapak tangannya.

Tak lama makanan mereka datang, seorang pelayan mengantarnya, El meminta untuk pelayan itu segera pergi.

"Kenapa Nin? ada apa? Kamu kenapa jadi membencinya begitu?" tanya El sangat penasaran

Anin mulai menenangkan dirinya, El memberikan sapu tangan pada Anin untuk menyeka mukanya itu.

"Aku dan Fariz sudah bertunangan Kak, bulan ini seharusnya kita menikah, tapi Fariz memutuskan aku begitu saja melalui pesan WA.." ucap Anin kini melihatkan ketegarannya, dengan menyunggingkan senyum tipis

El langsung membulatkan matanya, ia tak percaya bahwa Fariz akan setega itu. El sangat tahu bahwa Fariz dan Anin berpacaran sejak kelas 1 SMA, bahkan sulit sekali siapapun yang ingin mendapatkan Anin, karena Anin dan Fariz selalu bersama bahkan terlihat baik-baik saja.

El belum bisa menjawab apa-apa, ia jadi ikut merasa sedih dengan semua ini. El kembali mengingat kisah dirinya, bahkan ia ditinggalkan saat pernikahan sudah berlangsung 4 bulan.

Anin tak menghiraukan El yang terdiam itu, ia meraih makanan yang ada dihadapannya itu karena ia sudah lapar.

"Terus sekarang gimana?" tanya El setelah lama bungkam sembari berpikir itu

"Ya gak gimana-gimana Kak, aku putus, Papa malu karena tidak jadi menikah.." jawab Anin santai sembari menuangkan cabe ke dalam ramen miliknya

"Kamu tahu.. Aku juga punya kisah yang sama dengan mu" ucap El dengan wajah yang ditekuk, sembari fokus meraih mi yang ada didepannya itu

Seketika Anin menoleh ke arah El, merasa tak percaya.

"Serius?" tanya Anin tak percaya

"Yaa aku serius.." jawab El dengan cepat sembari fokus mengaduk ramen miliknya

Mata Anin seolah membulat melekat erat ke wajah El yang tampan itu.

"Ayo makan dulu.. Jangan meratapi nasib ku, biar saja semua sudah lewat, mungkin Tuhan ingin aku mendapatkan yang lebih baik" ucap El sangat optimis

"Iya Kakak benar.. Semoga aja" jawab Anin mulai membangkitkan semangatnya

Anin dan El saling menikmati makanan mereka, El mulai mengalir memperlakukan Anin dengan sangat lembut.

"Nih mau coba?" tanya El sembari menyodorkan sesendok mi ke mulut Anin

Anin dengan senang langsung melahap suapan dari sendok El, lalu bergantian Anin menyuapi miliknya berdalih El ingin mencobanya juga.

Canda tawa mengalir dalam kebersamaan Anin juga El. Setelah kenyang makan, El mengajak Anin untuk berjalan-jalan disebuah taman Bunga yang ada di situ.

"Nin sebenarnya kamu kerja apa sih?" tanya El penasaran

"Aku kerja di Bank Berlian, sebagai staf kantor.." jawab Anin sembari fokus melihat bunga merah dihadapannya itu

"Kak El sendiri kerja apa? Terus rumahnya dimana?" tanya Anin bertubi-tubi karena penasaran

El tertawa mendengar pertanyaan Anin itu.

"Satu-satu dong Nin.. Sabar heheh" ucap El dalam tawanya

"Hehe iya iya maaf.. Coba jawab" jawab Anin dengan penasaran

"Alhamdulillah Aku memiliki perusahaan sendiri berkat kerja keras ku sendiri, ya walau hanya masih di dalam kota saja.." ucap El menceritakan

"Aku tinggal di Jakarta, dirumah ku sendiri, sementara orangtua ku tinggal di desa daerah sini.. makanya setiap akhir pekan selalu pulang kesini, kalau asli sih ya orang sini hehe" lanjut ucap El memberitahu

"Oh gitu.." jawab Anin sembari mengangguk-anggukan kepalanya

El terus memperhatikan Anin yang tetap fokus dengan bunga-bunga yang ia lihat itu,

"Apa dengan Anin saja ya aku mencoba move on? Anin kan perempuan yang baik, penurut, pintar, cantik juga. Mungkin kalau aku menikahi Anin, aku bisa mencintainya dan melupakan Elvira" ucap El dalam batinnya sembari terus menatap Anin

Tanpa sadar Anin menoleh ke arah El dan terpergok El yang sedang menatap Anin.

"Kak El? Kok ngeliatin terus gitu sih.." ucap Anin merasa malu

El langsung salah tingkah, ia terlihat malu, pipinya mulai memerah, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Hehe enggak kok Nin.." ucap El malu-malu

Anin kembali berjalan tanpa menghiraukan El yang salah tingkah itu. Anin sebenarnya tahu kalau El sedang malu pada dirinya, tapi Anin berusaha membuat El kembali merasa nyaman dengan suasana ini.

"Anin.." ucap El dengan hati-hati

Anin menoleh kearah El yang tepat dihadapannya itu.

"Iya Kak El?" jawab Anin dengan suara lemah lembutnya

El menatap dalam pada kedua bola mata Anin, El meyakinkan hatinya untuk mengucapkan pada Anin.

"Kak El kenapa?" tanya Anin penasaran

"Nin, kita move on bareng yuuu.." ucap El memantapkan hatinya

Anin terdiam, ia belum mengerti maksud ucapan El.

"Aku tahu, kita baru saja saling mengenal. Aku ingin kamu bisa membuka hati kamu, dan memberi kesempatan untuk ku bisa masuk ke hati mu.. Kita tutup cerita lama, kita buka lembaran baru cerita kita.." ucap El mencoba menjelaskan pada Anin yang masih saja terdiam itu

"Aku serius sama kamu Nin, aku gak cuma ngajak kamu untuk bermain hati saja.. Aku ingin hidup bersama dengan mu, dalam pernikahan" lanjut ucap El menjelaskan maksud dan tujuannya

Anin terdiam, ia tak mampu berkata-kata. Semua seakan kelu. Ia tak percaya, pria yang ia kenal sedari dulu, baru saja dekat sudah mengatakan sesuatu yang serius. Anin menatap dalam mata El.

"Kalau kamu gak percaya sama Aku, besok aku ajak kamu ke keluarga ku dan akan aku kenalkan pada kedua orangtua. Aku juga siap bila harus minta izin sama Papa kamu, untuk meyakinkan kalau aku serius" ucap El lagi-lagi meyakinkan, karena Anin terdiam sedari tadi

"Bukan gitu Kak El.." ucap Anin yang mulai membuka suaranya

"Kita coba dulu yaaa.. Jangan dulu bilang sama Papa, aku gak mau ada yang kecewa.. Aku takutnya cuma aku yang berperasaan nantinya, tapi Kakak tidak.." lanjut ucap Anin, terselip keraguan didalamnya

"Sejak awal pertemuan kita, aku sudah berperasaan sama kamu Nin.. Tidak mungkin tidak akan berperasaan" ucap El meyakinkan

"Aku janji sama kamu, Aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk kamu.." lanjut ucap El meyakinkan

Anin tersenyum ke arah El, sembari mengangguk mengiyakan. Rasa senang menghampiri El, El ingin sekali memeluk Anin karena kegirangannya, tapi ia tak jadi karena Anin seperti menolak begitu saja, karena Anin berpegangan tangan saja ia tidak mau.

Terpopuler

Comments

Nur Amelia Melani

Nur Amelia Melani

p

2021-05-18

0

Dwi setya Iriana

Dwi setya Iriana

apa iya el bisa move on

2021-04-25

0

Win Kuswiati

Win Kuswiati

lanjut..

2021-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG VISUAL
2 PROLOG
3 Pertemuan Singkat
4 Pertemuan ke2
5 Pendekatan
6 Tunangan
7 Kembali
8 Pernikahan
9 Malam Pertama
10 Pindah
11 Singapura
12 Pertemuan Kembali
13 Kenyataan
14 Gundah
15 Menunggu
16 Kepastian
17 Sejuta Pertanyaan
18 Pulang
19 Kejutan dan Kejelasan
20 Kepahitan
21 Tangisan
22 Kesakitan
23 Pertemuan Kembali
24 Sendu
25 Lembang
26 Perih
27 Bahagia dan Luka
28 Keraguan
29 Masih Cinta
30 Keyakinan
31 Lombok
32 Desir Ombak
33 Sunrise
34 Penjelasan
35 Bandara
36 Terpuruk
37 Hana Wedding
38 Perjanjian
39 Haru
40 Pertemuan Kembali
41 Kedatangan Elvira
42 Kemarahan Elvira
43 Persidangan
44 Permainan
45 #45
46 Lamunan
47 Ujung Senja
48 Salah Paham
49 Harapan
50 Terungkap 1
51 Terungkap 2
52 Kesadaran
53 Kesaksian
54 Dan Lagi
55 Kembali Bertemu
56 Menghampiri
57 Terungkap 3
58 Pulang Ke Rumah
59 Persidangan
60 Gian
61 Mall
62 Malam ditam
63 Meeting
64 Mencari Anin
65 Pertemuan kembali
66 Cemburu
67 Cerita Sedih
68 Rumit
69 Penyelesaian
70 Penyelesaian 2
71 Malam
72 Patah Hati
73 Kenapa
74 Gejala Awal
75 Generalized anxiety disorder (GAD)
76 Gangguan Mental
77 Mimpi
78 Kepergian
79 Pemakaman
80 Seminggu Berlalu
81 Untuk Anin
82 Membuang Beban
83 Surprise
84 Gelap Malam
85 Sisa Rasa
86 Secerca Masalah
87 Dinner Senja
88 Penyelidikan
89 Penyelidikan II
90 Penusukan
91 Tertangkap
92 Kesabaran
93 Kepulangan
94 Honey Moon I
95 Honey Moon II
96 Pulang
97 Tiba
98 Berharap
99 Resign
100 Larut Malam
101 Cemburu
102 Akhir Pekan
103 Taman Lyli
104 2 Minggu
105 Interview
106 Hari Pertama
107 Ke Kantor
108 Mual Muntah
109 Vila Tn. Smith
110 Kejanggalan
111 Mencurigai
112 1 Bukti
113 Rumit
114 Hari berganti
115 Terungkap 1
116 Penangkapan
117 Terungkap Tuntas
118 Yang Tak Terduga
119 Hari Berganti
120 Cibiran
121 Bandung - Palembang
122 Palembang - Peristirahatan
123 Sisa Cerita
124 Keanehan
125 Belum Menyadari
126 Kejutan Part 1
127 Kejutan Part 2
128 Kantor
129 Cafe
130 Kepulangan
131 Matahari Terik
132 Tak Enak Perasaan
133 Tak Dapat Dihindari
134 Ruang Rawat
135 Sepasang Mata
136 Teror
137 Teror 2
138 Terbongkar
139 Tertangkap
140 Eps. 140
141 Eps. 141
142 Eps. 142
143 Eps. 143
144 Eps. 144
145 Eps. 145
146 Eps. 146
147 Eps. 147
148 Eps. 148
149 Eps. 149
150 Eps. 150
Episodes

Updated 150 Episodes

1
PROLOG VISUAL
2
PROLOG
3
Pertemuan Singkat
4
Pertemuan ke2
5
Pendekatan
6
Tunangan
7
Kembali
8
Pernikahan
9
Malam Pertama
10
Pindah
11
Singapura
12
Pertemuan Kembali
13
Kenyataan
14
Gundah
15
Menunggu
16
Kepastian
17
Sejuta Pertanyaan
18
Pulang
19
Kejutan dan Kejelasan
20
Kepahitan
21
Tangisan
22
Kesakitan
23
Pertemuan Kembali
24
Sendu
25
Lembang
26
Perih
27
Bahagia dan Luka
28
Keraguan
29
Masih Cinta
30
Keyakinan
31
Lombok
32
Desir Ombak
33
Sunrise
34
Penjelasan
35
Bandara
36
Terpuruk
37
Hana Wedding
38
Perjanjian
39
Haru
40
Pertemuan Kembali
41
Kedatangan Elvira
42
Kemarahan Elvira
43
Persidangan
44
Permainan
45
#45
46
Lamunan
47
Ujung Senja
48
Salah Paham
49
Harapan
50
Terungkap 1
51
Terungkap 2
52
Kesadaran
53
Kesaksian
54
Dan Lagi
55
Kembali Bertemu
56
Menghampiri
57
Terungkap 3
58
Pulang Ke Rumah
59
Persidangan
60
Gian
61
Mall
62
Malam ditam
63
Meeting
64
Mencari Anin
65
Pertemuan kembali
66
Cemburu
67
Cerita Sedih
68
Rumit
69
Penyelesaian
70
Penyelesaian 2
71
Malam
72
Patah Hati
73
Kenapa
74
Gejala Awal
75
Generalized anxiety disorder (GAD)
76
Gangguan Mental
77
Mimpi
78
Kepergian
79
Pemakaman
80
Seminggu Berlalu
81
Untuk Anin
82
Membuang Beban
83
Surprise
84
Gelap Malam
85
Sisa Rasa
86
Secerca Masalah
87
Dinner Senja
88
Penyelidikan
89
Penyelidikan II
90
Penusukan
91
Tertangkap
92
Kesabaran
93
Kepulangan
94
Honey Moon I
95
Honey Moon II
96
Pulang
97
Tiba
98
Berharap
99
Resign
100
Larut Malam
101
Cemburu
102
Akhir Pekan
103
Taman Lyli
104
2 Minggu
105
Interview
106
Hari Pertama
107
Ke Kantor
108
Mual Muntah
109
Vila Tn. Smith
110
Kejanggalan
111
Mencurigai
112
1 Bukti
113
Rumit
114
Hari berganti
115
Terungkap 1
116
Penangkapan
117
Terungkap Tuntas
118
Yang Tak Terduga
119
Hari Berganti
120
Cibiran
121
Bandung - Palembang
122
Palembang - Peristirahatan
123
Sisa Cerita
124
Keanehan
125
Belum Menyadari
126
Kejutan Part 1
127
Kejutan Part 2
128
Kantor
129
Cafe
130
Kepulangan
131
Matahari Terik
132
Tak Enak Perasaan
133
Tak Dapat Dihindari
134
Ruang Rawat
135
Sepasang Mata
136
Teror
137
Teror 2
138
Terbongkar
139
Tertangkap
140
Eps. 140
141
Eps. 141
142
Eps. 142
143
Eps. 143
144
Eps. 144
145
Eps. 145
146
Eps. 146
147
Eps. 147
148
Eps. 148
149
Eps. 149
150
Eps. 150

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!