Pertemuan ke2

El mengantar Anin pulang kerumahnya. Anin hingga melupakan Hana karena kejadian itu.

Sesampainya dirumah, Anin tidak berani mengajak El untuk masuk kedalam rumahnya karena memang Ayahnya belum ada dirumah.

El yang juga merasa tidak enak hati, langsung berpamitan pada Anin dan melenggang pulang.

Anin langsung masuk ke kamarnya, mandi dan berganti pakaian. Lagi-lagi Anin melamun di kamarnya. Perasaan sakit hatinya itu terus menggelayuti jiwanya. Ini adalah kali pertama dirinya sakit hati oleh mantan pacarnya itu, Anin yang menjalin pacaran dengan Fariz dari sewaktu SMA dulu hingga kemarin tunangan baru kali ini ia putus dengan Fariz dan benar-benar berakhir.

Tiba-tiba Anin tersadar oleh suara ponsel yang berdering.

"Halo Nin.." ucap Hana dari jauh sana ketika sambungan teleponnya itu diterima oleh Anin

"Halo Na.." jawab Anin menyapa Hana, suara Anin terdengar datar dan sangat dingin

"Nin kamu sudah pulang kan?" tanya Hana yang mengkhawatirkan Anin

"Sudah kok, ini sudah di mandi. Maaf ya tadi jadi tidak pulang bareng. Tadi aku ada insiden kecil pas mau keluar dari cafe bawa minuman.." ucap Anin merasa tak enak hati pada Hana sahabatnya itu

"Gak apa-apa kok Nin tenang aja.." jawab Hana dengan santai karena sebenarnya ia tahu

"Kamu ingat gak sama Elnino ketua osis dulu?" tanya Anin memulai pembicaraan

"Elnino?" ucap Hana pura-pura tidak tahu

"Iya.. Elnino itu, yang dulu pernah kamu taksir hehe" ucap Anin menggoda Hana, sampai ia tertawa kecil

"Ihh kamu mah" jawab Hana merasa malu

"Oh iya-iya Elnino itu, tau tau tau.." lanjut ucap Hana yang baru ingat denga sosok El

"Dia mengantarkan aku pulang tadi.. Kalau gak salah besok juga dia akan kemari" ucap Anin memberitahu

"Oh gitu.. Mudah-mudahan kalian berjodoh deh yaaa, Aku ikut senang" ucap Hana menggoda sahabatnya itu

"Apaan sih kamu.. Eh udah dulu ya, Papa ku pulang.. Aku mau bukain dulu pintu" ucap Anin langsung mengakhiri sambungan telepon dengan Hana.

Anin mendengar suara motor Papanya yang mulai naik ke teras depan rumahnya itu. Anin dengan cepat bersiap untuk menyambut Papanya itu, ia berkaca dulu karena takut terlihat matanya sembab karena sudah menangis.

Pak Hendra sudah duduk di teras rumahnya, ia sedang membuka helm, dan jaket yang ia kenakan itu.

"Assalamu'alaikum.." ucap Pak Hendra karena Anin belum juga membukakan pintu untuk dirinya.

"Walaikumsalam Pa.." jawab Anin sembari membuka pintu rumahnya itu lalu mencium tangan Papanya itu

"Tumben lama, biasanya motor baru saja ke teras kamu sudah membukakan pintu" ucap Pak Hendra merasa heran pada anaknya yang tumben lama membukakan pintu

"Iya Pa, tadi habis telepon sama Hana" jawab Anin memberitahu

Pak Hendra melihat baju seragam Anin yang sedang dijemur samping rumahnya itu yang masih basah, dan merasa heran.

"Kenapa seragam mu basah?" tanya Pak Hendra sembari menunjuk ke arah baju basah yang tergantung itu

"Oh iya itu tadi baju ku sewaktu pulang basah kena minuman, aku menumpahkannya kena baju hehe" jawab Anin dengan tawanya

Pak Hendra hanya mengangguk-anggukan kepalanya, ia tak merasa aneh karena Anin memang terbiasa melap mulutnya pakai lengan bajunya membuat bajunya mudah kotor.

"Papa mandi dulu ya.." ucap Pak Hendra sembari membawa masuk helm juga jaketnya

"Iya Pa.. Anin siapin makan malam dulu" ucap Anin hendak langsung menyiapkan makanan itu.

Waktu makan malam tiba, seperti biasa waktu ini adalah waktu dimana Anin dan Pak Hendra saling bercerita satu sama lain. Lebih seringnya sih Anin yang menceritakan segalanya pada Papanya itu.

"Papa.. Tadi Anin tidak sengaja bertemu dengan Kak El, dia Kakak kelas Anin sewaktu SMA dulu" ucap Anin memberitahukan Papanya itu

"Oh gitu, lalu?" tanya Pak Hendra penasaran

"Anin di antar pulang Pa.." jawab Anin

"Tapi Kak El tidak duduk dulu, langsung pulang gitu aja karena tidak ada Papa dirumah" lanjut ucap Anin memberitahukan

Pak Hendra mengangguk-anggukan kepalanya, ia sangat percaya pada putrinya itu, karena ia tahu saat putrinya berbohong atau tidak.

...----------------...

Matahari pagi menyapa, hari ini adalah akhir pekan. Seperti biasa Pak Hendra tetap harus pergi ke tokonya, Anin menyiapkan sarapan untuknya berdua. Tapi Anin belum juga mandi, Anin baru saja selesai mencuci pakaian dan menjemurnya.

"Nin kamu mau main bersama Hana, apa mau ikut ke toko sama Papa?" tanya Pak Hendra setelah meneguk kopi hitamnya

"Belum tahu Pa.. Anin malas mandi rasanya, setelah ini Anin mau pel rumah dulu" jawab Anin memberitahukan tugas rutinannya setiap libur

Pak Hendra hanya mengangguk karena kini ia sedang menyantap sarapannya. Pak Hendra tak terburu-buru berangkat ke toko, ia kembali ke kamarnya dan menghitung uang-uangnya untuk di tabung dan dibayarkan ke para sales.

Sementara Anin melanjutkan pekerjaan rumahnya, ia membereskan meja makan, lalu mencuci piring dan pel lantai rumahnya yang tidak begitu luas itu.

Tiba-tiba Anin di kagetkan dengan suara ketukan pintu dari luar.

"Siapa yaaa?" tanya Anin penasaran karena jarang sekali orang lain bertamu kerumahnya sepagi ini.

Anin tak berani membukakan pintu karena ia belum mandi dan masih menggunakan piama tidurnya.

"Papa ada tamu.." ucap Anin sembari berlari ke dapur

Pak Hendra keluar dari kamarnya dengan cepat, dan langsung membukakan pintu.

"Assalamu'alaikum.." ucap El langsung dengan senyum manisnya, langsung mencium punggung tangan Pak Hendra

"Walaikumsalam.." jawab Pak Hendra dengan senang karena perlakuan El yang sopa juga ramah itu

"Mari silahkan masuk.." lanjut ucap Pak Hendra lalu mengajak untuk duduk di kursi ruang tamu di dalam

"Terimakasih Pak.." ucap El dengan sopannya

El langsung duduk di kursi yang terlihat biasa tapi rapi itu. El melihat kesekeliling rumah yang bersih nan rapi tertata itu.

"Kamu ini siapa? Ada keperluan apa?" tanya Pak Hendra dengan sopan dan hati-hati

"Saya Elnino, Pak.. Saya teman Anindita.. Saya datang kesini mau mengajak Anindita untuk keluar sebentar apa boleh?" ucap El langsung meminta izin pada Pak Hendra

Pak Hendra terdiam, ia langsung mengingat percakapan dirinya dengan Anin semalam, Anin menceritakan tentang pertemuannya dengan Elnino.

"Oh boleh saja.." jawab Pak Hendra setelah sebentar terdiam

Pak Hendra memanggil Anin yang sedang berada di dapur itu, Anin malu karena dirinya masih pakai piama dan belum mandi sama sekali.

"Kak El sebentar yaaa" ucap Anin sembari lewat depan El dengan malu, sembari berlari kecil menuju kamarnya untuk segera bersiap.

El memandangi Anin yang polos tanpa make up, rambut pajangnya terikat, tubuhnya memang biasa saja tapi sangat terlihat cantik.

"Anin cantik banget pake piama gitu, kayaknya dia cocok dengan ku sama-sama berasal dari keluarga biasa" ucap El dalam batinnya

El dan Pak Hendra ngobrol banyak selama Anin mandi, El menceritakan pekerjaannya, begitu juga dengan Pak Hendra yang menceritakan tokonya.

Anin sudah selesai mandi kemudian ia bersiap. Anin menggunakan baju yang benar-benar sederhana. Anin hanya menggunakan celana jeans panjang, dengan tunik berbahan katun rayon berwarna hitam bercorak etnik. Wajahnya nampak tak terlihat bermakeup karena ia hanya memoles tipis dan hanya menggunakan lipstik berwarna peach.

"Maaf ya Kak sudah menunggu lama" ucap Anin sembari duduk disamping ayahnya

"Gak apa-apa kok" jawab El dengan senyum mesem karena ia sedari tadi fokus memandangi kecantikan Anin

El dan Anin berpamitan pada Pak Hendra yang juga sama-sama akan pergi ke toko itu.

Anin masuk kedalam mobil El. El terlihat sangat malu berada di samping Anin, sedari tadi El terus memperhatikan Anin, seketika membuatnya salah tingkah.

"Kita mau kemana Kak?" tanya Anin penasaran

"Kita ketempat yang asik untuk ngobrol yuu?" ucap El karena ia ingin sekali mengetahui banyak tentang Anin

Anin menyetujui semuanya, El langsung melajukan mobilnya ke sebuah cafe dengan pemandangat out door dan sejuk.

Terpopuler

Comments

Dwi setya Iriana

Dwi setya Iriana

pdktkah

2021-04-25

0

Dinda Natalisa

Dinda Natalisa

Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.

2021-03-09

0

Desi Muliyasari

Desi Muliyasari

jangan lupa mampir

2021-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG VISUAL
2 PROLOG
3 Pertemuan Singkat
4 Pertemuan ke2
5 Pendekatan
6 Tunangan
7 Kembali
8 Pernikahan
9 Malam Pertama
10 Pindah
11 Singapura
12 Pertemuan Kembali
13 Kenyataan
14 Gundah
15 Menunggu
16 Kepastian
17 Sejuta Pertanyaan
18 Pulang
19 Kejutan dan Kejelasan
20 Kepahitan
21 Tangisan
22 Kesakitan
23 Pertemuan Kembali
24 Sendu
25 Lembang
26 Perih
27 Bahagia dan Luka
28 Keraguan
29 Masih Cinta
30 Keyakinan
31 Lombok
32 Desir Ombak
33 Sunrise
34 Penjelasan
35 Bandara
36 Terpuruk
37 Hana Wedding
38 Perjanjian
39 Haru
40 Pertemuan Kembali
41 Kedatangan Elvira
42 Kemarahan Elvira
43 Persidangan
44 Permainan
45 #45
46 Lamunan
47 Ujung Senja
48 Salah Paham
49 Harapan
50 Terungkap 1
51 Terungkap 2
52 Kesadaran
53 Kesaksian
54 Dan Lagi
55 Kembali Bertemu
56 Menghampiri
57 Terungkap 3
58 Pulang Ke Rumah
59 Persidangan
60 Gian
61 Mall
62 Malam ditam
63 Meeting
64 Mencari Anin
65 Pertemuan kembali
66 Cemburu
67 Cerita Sedih
68 Rumit
69 Penyelesaian
70 Penyelesaian 2
71 Malam
72 Patah Hati
73 Kenapa
74 Gejala Awal
75 Generalized anxiety disorder (GAD)
76 Gangguan Mental
77 Mimpi
78 Kepergian
79 Pemakaman
80 Seminggu Berlalu
81 Untuk Anin
82 Membuang Beban
83 Surprise
84 Gelap Malam
85 Sisa Rasa
86 Secerca Masalah
87 Dinner Senja
88 Penyelidikan
89 Penyelidikan II
90 Penusukan
91 Tertangkap
92 Kesabaran
93 Kepulangan
94 Honey Moon I
95 Honey Moon II
96 Pulang
97 Tiba
98 Berharap
99 Resign
100 Larut Malam
101 Cemburu
102 Akhir Pekan
103 Taman Lyli
104 2 Minggu
105 Interview
106 Hari Pertama
107 Ke Kantor
108 Mual Muntah
109 Vila Tn. Smith
110 Kejanggalan
111 Mencurigai
112 1 Bukti
113 Rumit
114 Hari berganti
115 Terungkap 1
116 Penangkapan
117 Terungkap Tuntas
118 Yang Tak Terduga
119 Hari Berganti
120 Cibiran
121 Bandung - Palembang
122 Palembang - Peristirahatan
123 Sisa Cerita
124 Keanehan
125 Belum Menyadari
126 Kejutan Part 1
127 Kejutan Part 2
128 Kantor
129 Cafe
130 Kepulangan
131 Matahari Terik
132 Tak Enak Perasaan
133 Tak Dapat Dihindari
134 Ruang Rawat
135 Sepasang Mata
136 Teror
137 Teror 2
138 Terbongkar
139 Tertangkap
140 Eps. 140
141 Eps. 141
142 Eps. 142
143 Eps. 143
144 Eps. 144
145 Eps. 145
146 Eps. 146
147 Eps. 147
148 Eps. 148
149 Eps. 149
150 Eps. 150
Episodes

Updated 150 Episodes

1
PROLOG VISUAL
2
PROLOG
3
Pertemuan Singkat
4
Pertemuan ke2
5
Pendekatan
6
Tunangan
7
Kembali
8
Pernikahan
9
Malam Pertama
10
Pindah
11
Singapura
12
Pertemuan Kembali
13
Kenyataan
14
Gundah
15
Menunggu
16
Kepastian
17
Sejuta Pertanyaan
18
Pulang
19
Kejutan dan Kejelasan
20
Kepahitan
21
Tangisan
22
Kesakitan
23
Pertemuan Kembali
24
Sendu
25
Lembang
26
Perih
27
Bahagia dan Luka
28
Keraguan
29
Masih Cinta
30
Keyakinan
31
Lombok
32
Desir Ombak
33
Sunrise
34
Penjelasan
35
Bandara
36
Terpuruk
37
Hana Wedding
38
Perjanjian
39
Haru
40
Pertemuan Kembali
41
Kedatangan Elvira
42
Kemarahan Elvira
43
Persidangan
44
Permainan
45
#45
46
Lamunan
47
Ujung Senja
48
Salah Paham
49
Harapan
50
Terungkap 1
51
Terungkap 2
52
Kesadaran
53
Kesaksian
54
Dan Lagi
55
Kembali Bertemu
56
Menghampiri
57
Terungkap 3
58
Pulang Ke Rumah
59
Persidangan
60
Gian
61
Mall
62
Malam ditam
63
Meeting
64
Mencari Anin
65
Pertemuan kembali
66
Cemburu
67
Cerita Sedih
68
Rumit
69
Penyelesaian
70
Penyelesaian 2
71
Malam
72
Patah Hati
73
Kenapa
74
Gejala Awal
75
Generalized anxiety disorder (GAD)
76
Gangguan Mental
77
Mimpi
78
Kepergian
79
Pemakaman
80
Seminggu Berlalu
81
Untuk Anin
82
Membuang Beban
83
Surprise
84
Gelap Malam
85
Sisa Rasa
86
Secerca Masalah
87
Dinner Senja
88
Penyelidikan
89
Penyelidikan II
90
Penusukan
91
Tertangkap
92
Kesabaran
93
Kepulangan
94
Honey Moon I
95
Honey Moon II
96
Pulang
97
Tiba
98
Berharap
99
Resign
100
Larut Malam
101
Cemburu
102
Akhir Pekan
103
Taman Lyli
104
2 Minggu
105
Interview
106
Hari Pertama
107
Ke Kantor
108
Mual Muntah
109
Vila Tn. Smith
110
Kejanggalan
111
Mencurigai
112
1 Bukti
113
Rumit
114
Hari berganti
115
Terungkap 1
116
Penangkapan
117
Terungkap Tuntas
118
Yang Tak Terduga
119
Hari Berganti
120
Cibiran
121
Bandung - Palembang
122
Palembang - Peristirahatan
123
Sisa Cerita
124
Keanehan
125
Belum Menyadari
126
Kejutan Part 1
127
Kejutan Part 2
128
Kantor
129
Cafe
130
Kepulangan
131
Matahari Terik
132
Tak Enak Perasaan
133
Tak Dapat Dihindari
134
Ruang Rawat
135
Sepasang Mata
136
Teror
137
Teror 2
138
Terbongkar
139
Tertangkap
140
Eps. 140
141
Eps. 141
142
Eps. 142
143
Eps. 143
144
Eps. 144
145
Eps. 145
146
Eps. 146
147
Eps. 147
148
Eps. 148
149
Eps. 149
150
Eps. 150

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!