Melisa sampai di rumahnya. Kepalanya masih terasa pening akibat obat yang sepertinya dicampurkan ke dalam martini yang dia minum semalam. Setelah mengunci pintu rumahnya dari dalam, Melisa masuk ke dalam kamar dan kembali berbaring di atas tempat tidurnya.
Beberapa jam kemudian.
Hembusan angin halus menerpa kulit leher Melisa yang tidur dengan posisi tengkurap. Belaian dari sebuah telapak tangan terasa masuk ke dalam pakaiannya dan membelai punggungnya. Merasakan belaian itu begitu nyata, Melisa terperanjat dari tidurnya dan melihat Louis sudah berada di atas tempat tidurnya.
"Kau! Apa yang kau lakukan di sini?!" teriak Melisa.
Melisa mengayunkan tangannya untuk menampar Louis, namun kalah cepat dengan tangkisan Louis. Lelaki itu kini menindih tubuh Melisa dengan satu tangannya menggenggam kedua lengan Melisa.
"Cukup! Louis! Cukup!" Melisa kembali meronta di bawah intimidasi Louis.
"Aku bilang, aku bisa melakukan apapun yang kumau. Dan kau adalah tawananku. Aku belum puas menikmatimu, kau tahu?" Louis mendekatkan bibirnya pada cuping telinga Melisa. "Kau membuatku kecanduan."
Melisa memalingkan wajahnya dari Louis. Melisa dapat menyimpulkan bahwa Louis adalah lelaki pycho dan maniac.
"Kamu sakit Louis! Kamu sakit!" ucap Melisa.
Louis menyeringai. "Ya, aku gila. Aku tergila-gila padamu."
"Kenapa aku? Aku baru saja kau temui semalam di pesta ulangtahun istrimu sendiri!"
"Sungguh? Kau tidak mengenaliku?"
Melisa mulai mengernyitkan dahinya dan menatap Louis lekat-lekat. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
"Hahaha!" Louis tertawa lebar. "Kau bahkan tidak mengingatku?"
"Aku tidak mungkin melupakan wajah itu, jika memang kita pernah bertemu!"
Louis melepas Melisa lalu turun dari tempat tidur. Tanpa banyak bicara, Louis segera melemparkan ponsel Melisa ke atas tempat tidur.
"Telepon suamimu dan bilang kau akan pergi selama dua minggu bersama Resi!" perintah Louis.
"Apa?" Melisa kembali bingung.
"Cepat lakukan atau aku tidak akan segan-segan mengirim foto kemesraan kita berdua pada suamimu!"
Melisa menghapus air matanya, kemudian meraih ponsel itu lalu melakukan apa yang diperintahkan Louis. Begitu naifnya Regan ketika dia mengizinkan istrinya pergi begitu saja selama dua minggu. Louis tersenyum penuh kemenangan.
"Apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Melisa, setelah mematikan ponselnya.
Louis menghampiri Melisa, kemudian menarik lengan Melisa keluar dari rumahnya.
"Bagaimana dengan berlibur bersama?" gumam Louis.
Melisa dipaksa masuk ke dalam mobil Louis, kemudian Louis pun melajukan mobilnya.
Beberapa orang suruhan Louis terlihat mengurus rumah Melisa yang ditinggalkan begitu saja. Tak lupa sebelum mengemudi, Louis memakaikan sabuk pengaman pada Melisa.
"Kita mau kemana?" tanya Melisa.
"Kau akan lihat sendiri nanti," jawab Louis.
Melisa pun hanya bisa duduk terdiam sambil memikirkan cara-cara terbebas dari jeratan Louis.
Aku harus menemukan dimana dia menyimpan rekaman itu dan memastikan bahwa dia tidak menduplikasikan rekamannya. Lalu, Louis tidak bisa mengancamku lagi. Atau jika aku tidak bisa terlepas darinya, aku akan membunuhnya.
Beberapa jam kemudian, Louis melajukan mobilnya ke dalam sebuah hutan. Hutan yang terdapat jalan satu arah yang hanya dapat dimasuki satu mobil. Di ujung jalan, terlihat sebuah rumah mewah berdesain kontemporer dengan kaca di sebagian besar bagian rumah itu. Rumah di tengah hutan yang megah itu terlihat seperti rumah tahanan bagi Melisa.
Mobil pun berhenti. Louis keluar dari mobil terlebih dahulu, kemudian membukakan pintu bagi Melisa.
"Ayo turun!" ucap Louis.
Perlahan Melisa turun dari mobil. Kemudian menatap rumah megah itu dengan ketakutan.
"Aku ingin kau menganggapku sebagai suamimu dan aku akan menganggapmu sebagai istriku selama dua minggu kita di sini," kata Louis.
"Kau sakit, Louis!" ucap Melisa dengan penuh amarah.
"Hahaha..."
Louis kemudian menarik Melisa masuk ke dalam rumah itu, kemudian menguncinya dari dalam. Lalu kunci itu dimasukkan ke dalam saku jasnya. Melisa sempat melihatnya, dia berencana untuk kabur dari sana setelah dia berhasil mendapatkan rekaman itu.
"Di rumah ini sudah ada berbagai keperluanmu dan bahan makanan yang cukup untuk dua minggu. Selama dua minggu, kau adalah milikku dan aku adalah milikmu," kata Louis kemudian masuk ke dalam satu satunya kamar yang ada di rumah besar itu.
Melisa berjalan dan masuk ke area ruang tengah yang terdapat sofa panjang, perapian dan piano. Sebuah kaca besar menghadap hutan yang luas. Melisa berdiri di depan kaca itu dan menatap hutan lebat yang mendung.
"Apa yang akan tejadi padaku selanjutnya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
deasyna
lanjutt lg kesini setelah jo jeviar😘
2022-03-25
0
Rosdiana Niken
pemaksaan
2021-07-16
0
Lilis Ferdinan
weeew,,, ngak papa, klw yg nyandranya ganteng, haha,,,,,kan cm di novel,,, 🤭🤣
2021-05-25
5