Tawanan

Melisa terbangun dengan tubuhnya yang polos terbalut selimut. Malam tadi adalah mimpi buruk yang ternyata adalah kenyataan terpahit dalam hidupnya. Kemalangan demi kemalangan terus menimpa dirinya. Setelah kehilangan anaknya, kini dia telah kehilangan kehormatannya. Terlebih, dia adalah seorang istri yang memiliki suami. Dan lelaki semalam adalah seorang suami dari sahabatnya.

Dirinya merasa begitu rendah, air matanya terus menerus mengalir menangisi rasa bersalah yang teramat besar terhadap suaminya yang malang.

'Jglek!'

Pintu terbuka, dan seorang pelayan masuk dengan sebuah kotak di tangannya. Tanpa menoleh sedikitpun pada Melisa, pelayan itu menyimpan kotak itu di atas sofa di depan ranjang, kemudian kembali keluar dari kamar itu.

Melisa membalut tubuhnya dengan selimut. Kemudian, membuka kotak itu. Dalam kotak itu, terdapat tas miliknya berisi kunci mobil dan ponsel. Lalu di bawah tas terdapat baju ganti untuknya dan sebuah amplop.

Amplop itu berisi foto dirinya tengah berbaring di bawah tubuh seorang lelaki. Wajah lelaki itu samar karena terlihat dari belakang, namun wajah Melisa nampak begitu jelas. Melisa kembali menangis sejadi-jadinya. Di belakang foto itu terdapat sebuah tulisan.

Kini kau adalah tawananku. 

Melisa merobek foto itu menjadi serpihan kecil, kemudian segera masuk ke dalam kamar mandi di ruangan itu dan membersihkan dirinya dari jejak-jejak Louis. Lelaki gila yang mempermainkan dirinya.

Setelah mandi dan berpakaian, Melisa keluar dari kamar itu kemudian mencari-cari seseorang. Seorang pelayan wanita datang menghampiri sambil menunduk.

"Nyonya, silahkan sarapan terlebih dahulu," ucap pelayan itu.

"Mana Louis? Mana Resi?"

"Tuan sudah berangkat ke kantor dan Nyonya Resi sudah berangkat ke bandara, Nyonya," jawab pelayan itu.

"Bandara?"

"Iya, Nyonya Resi akan berlibur ke Eropa selama dua minggu."

Melisa mengangguk, kemudian keluar dari paviliun itu. Segera dia berjalan menuju parkiran dan masuk ke dalam mobilnya.

Sebelum menyalakan mobilnya, Melisa meraih ponsel dan mulai berpikir untuk melaporkan apa yang menimpa dirinya semalam pada Resi. Namun, belum sempat dia menelepon Resi, sebuah panggilan masuk ke dalam ponselnya. Panggilan dengan nama kontak Louis.

"Hah? Sejak kapan aku menyimpan nomornya?" tanya Melisa.

Dengan penuh amarah, Melisa mengangkat sambungan telepon itu. "Hei, lelaki brengsek! Akan aku laporkan kau ke polisi!"

"Hahaha..." tawa renyah Louis terdengar dari dalam sambungan.

"Sebelum kau sampai ke kantor polisi, maka foto dan video asusilamu akan tersebar di media sosial," tambah Louis.

Melisa meninju stir mobil dengan sekuat tenaga.

"Kau merekam kejadian semalam?"

"Kau adalah tawananku sekarang. Aku harus memiliki sesuatu yang mengikatmu denganku."

"Sialan!"

"Oh ya, aku pun menyimpan nomor telepon suami malangmu itu. Dengar, aku bisa melakukan apapun semauku. Jangan pernah berpikir untuk lari, menghindar, atau melawanku."

"Apa yang kau inginkan dariku? Apa semalam kau tidak puas?! Aku hancur! Aku sudah hancur!" teriak Melisa histeris.

"Aku masih menginginkanmu," ucap Luois dengan nada dingin.

Louis menutup teleponnya dengan penuh kemenangan. Kemudian dia membuka laci meja kerjanya. Terlihat sebuah foto istrinya bersama Melisa sembilan tahun lalu. Foto di saat keduanya masih berkuliah. Louis pun merobek foto Resi, kemudian menyimpan dan menatap foto Melisa.

"Akhirnya, aku mendapatkanmu, Lisa."

Terpopuler

Comments

Eka Rosiyana

Eka Rosiyana

sepertinya louis sudah tau mrlisa deh

2021-08-24

0

Non Liz

Non Liz

ngerii kalii

2021-06-19

0

Icha Akim

Icha Akim

ada apa dgn louis dan lisa dimasa lalu

2021-05-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!