Hari Minggu

Seila sudah bersiap-siap untuk liburan di kampung bersama Dani, dia sudah memberi tau kedua orang tuanya kalau hati Minggu ini dia mau pergi jalan-jalan di hari Minggu bersama sahabatnya Dani.

Setelah semua beres Seila lalu turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama keluarga nya, di bawah sudah terlihat kedua orang tuanya dan adiknya Anggi.

"Eh sayang barang-barang kamu sudah tidak ada kelupaan lagi kan?" tanya Sinta kepada nya.

"Sudah gak ada kelupaan lagi kok Bu," Jawab Seila memastikan kalau semuanya sudah masuk ke dalam tas.

"Sayang, kamu cuma pergi berdua saja dengan Dani?" tanya Sinta lagi ke anaknya.

"iya Bu, lagian ini kan cuma liburan hari Minggu." Seila menjelaskan ke ibunya.

"Sayang di sana nanti kamu harus hati-hati, karena kamu pendatang loh." Nasehat papanya kepada Seila.

"Siap di laksanakan komandan," Seila memberi hormat kepada bapak nya layaknya memberi hormat kepada komandan Tentara.

"Kaka ceila Anggi ikut yah!!" Rengek Anggi kepada kakanya dengan menarik-narik bajunya.

"Adek ku tersayang yang unyu-unyu abis, kakak gak bisa, nanti kalau libur panjang baru deh Anggi boleh ikut." nasehat Anggi kepada adiknya itu. Anggi hanya bisa pasrah dengan keputusan yang di ambil kakanya, padahal dia sangat ingin ketemu neneknya di kampung.

"yaudah deh, Anggi di lumah saja." ucap Anggi meski dia kecewa dengan kakanya tapi Anggi kecil berusaha untuk menyembunyikan kekecewaan dari wajahnya.

"gitu dong Adek kakak udah pintar sekarang," Seila lagi-lagi mencubit pipi Seila tapi kali ini sangat pelan. Baru Beberapa gigitan roti yang masuk ke dalam mulutnya tiba-tiba saja di luar bunyi klakson.

Priiip... priiip... priip...

"Ma... pa... kayaknya Dani sudah datang deh." Ucap Seila lalu buru-buru berlari keluar melihat siapa yang datang. Sesampainya di luar ternyata dia adalah Dani, Dani waktu itu hanya memberiku kode untuk naik ke mobilnya.

"Eits, tunggu dulu yah, tasku masih di dalam loh." Seila lalu berlari masuk ke dalam rumah itu untuk mengambil tasnya di di ruang tamu. terlihat papa dan ibunya sedang menatapnya, Seila lalu menghampiri kedua orang tuanya untuk meminta doa restu nya untuk liburan ke kampung.

"Pa... Bu... Seila izin semoga tidak terjadi apa-apa di kampung Bu." Ucap Seila lalu mencium tangan papa dan ibunya.

"Iya nak hati-hati yah." Nasehat ibu nya kepada Seila dengan mengusap-usap kepala Seila.

Kepergian Seila ke kampung neneknya sedikit membuat ibunya khawatir, karena Seila paling tidak bisa tinggal di rumah nenek jika liburan ke sana. Akan selalu saja ada hal aneh yang suka mengganggu Seila di kampung itu, tapi karena itu sudah kemauan Seila jadi mau tidak mau sebagai seorang ibu hanya bisa membiarkan Seila pulang ke kampung itu.

...🦋🦋🦋...

Mobil Dani melaju pergi meninggalkan halaman rumah itu menuju jalan raya besar, di jalan raya Seila malah memutar suara musik besar-besar.

"Seila musiknya kebesaran loh," tegur Dani kepada Seila berharap Seila akan mendengarkan apa yang dia katakan. Tapi lagi-lagi Seila hanya cuek dan terus bernyanyi-nyanyi mengikuti alunan musik dari spiker itu. Tiba-tiba Seila terdiam dan menunduk, seakan dia dapat teguran.

Saat Seila menyanyi sambil berjoget di depan dia melihat sosok makhluk besar di pohon besar itu sedang menatapnya penuh kemarahan, saat mobilnya mulai dekat Seila langsung terdiam dan menunduk.

"Loh kok diam Seila?" Tanya Dani heran kepadanya. tai Seila masih tidak mau menjawabnya dan hanya tersenyum.

"Seila ada apa sih?" Tanya Dani untuk ke dua kalinya.

"Woooah, Gak kok aku tiba-tiba hanya ngantuk saja." Seila pura-pura untuk menghilangkan kecemasan pada diri Dani, dia takut kalau Dani tau malah mau putar balik padahal kampung nya sudah dekat.

"Oohhh, kirain kamu liat hantu." Seila sontak terkaget mendengar apa yang barusan Dani katakan tapi dia berusaha untuk tenang.

Tania langsung mematikan musik itu dan banyak-banyak berdoa dalam hatinya, agar tidak di ganggu lagi sama makhluk seperti itu.

di jalan setapak seorang wanita tua berjalan sendirian dengan satu kakinya yang patah, Seila sempat kasihan padanya dan ingin bertanya tapi dia menanyakan nya dulu dengan Dani.

"Dan ada ibu-ibu tuh, berhenti dulu kayaknya dia kelaparan deh." Tunjuk Seila ke pada ibu-ibu yang fokus berjalan dengan tatapan kosong.

"loh ibu-ibu yang mana, aku tidak liat siapa-siapa kok." kali ini Dani makin keheranan saja melihat tingkah aneh Seila. Seila baru tersadar ketika wanita tua itu menatapnya dengan tatapan yang sangat menusuk.

Deg deg deg

Kali ini detak jantung Seila semakin berdetak kencang, seperti nya makhluk itu tau kalau dia bisa melihatnya Sampai dia menatap Seila setajam itu. lagi-lagi Seila hanya bisa diam dan tertunduk, Dani tadi Dani semakin heran saja di buatnya.

"Seila, kamu kenapa lagi," Tanya Dani.

"Aku... aku tadi cuma bercanda kok, aku cuma bercanda super." Seila mengangkat kedua tangannya tanda dia tidak sedang berbohong tapi sebenarnya dia benar-benar melihat semua itu.

"Rumah nenek mu masih jauh gak? Tanya Dani lagi.

"Kayaknya masih jauh deh, sebentar ada pembelokan pertama kamu belok kiri yah. Ucap Seila kepada Dani.

"Sip deh," Dani menanggapi perkataan Seila dengan tanggapan yang baik. Meski sebenarnya dia masih binggung juga kalau jalannya ada dua cabang bisa salah masuk dia. Tapi setidaknya dia sudah dapat gambaran dari Seila jadi tidak perluh khawatir akan kesasar.

Di pembelokan Dani mengikuti sesuai instruksi yang diberikan Seila kepadanya, tanpa ragu dia terus mengendarai mobilnya memasuki perkampungan itu. Di jalan itu terlihat banyak pohon-pohon di pinggir jalan seakan masih terkesan asri dan indah kampung itu, Seila sudah tertidur pulas di samping Dani. Beberapa jam kemudian Dani sampai di suatu perkampungan yang tidak terlalu terkenal dan jauh dari pelosok perkotaan, Dia lalu membangunkan Seila untuk menanyakan apakah sudah benar atau tidak.

"Seila... Seila, bangun Seila," mendengar ada yang menyebut namanya Seila lalu terbangun, dia lalu melihat sekelilingnya.

"Seila ini sudah benar yah?" Tanya Dani lagi.

"Sudah cocok kok, tapi kayaknya kita masih harus masuk ke dalam lagi." Ucap Seila kepada Dani. Dani hanya bisa mengikuti saran yang Seila berikan, dia lalu melaju masuk ke pedalaman kampung terlihat ada kebun teh, kebun strawberry, kebun kelapa sawit dan banyak lainnya. Seila sangat senang karena bisa pulang kampung meski hanya satu malam, dia sudah tidak sabar ingin ketemu neneknya.

...🦋🦋🦋...

Terpopuler

Comments

Ana Yulia

Ana Yulia

hadir kk, semangat 🔥

2022-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!