Willson’s Corporation.
Hari ini mood Arvin benar-benar buruk, setelah sekian lama perjuangan nya untuk mencari gadis itu tidak juga membuahkan hasil.
Belum lagi keinginan konyol orangtua nya yang ingin dia segera menikah.
“Kau keruangan ku sekarang” perintah Arvin pada seseorang diseberang telpon sana.
Tok tok
“Masuk”
“Permisi tuan,” ucap lelaki itu yang langsung membungkukan badannya.
“ kau sudah mendapatkan hasilnya?” tanya Arvin dengan suara berat nya.
“maaf tuan, seperti dugaan saya sebelum nya, ada seseorang yang dengan sengaja melindungi data diri gadis itu.”
“Sial” gumam Arvin “kau cari tau semua data mengenai gadis itu, mulai dari rumah sakit tempat kami dulu dirawat atau bila perlu cari rekaman cctv dihari kecelakaan kami 7 tahun lalu, aku yakin, pasti terjadi sesuatu pada gadis itu” perintah Arvin dengan suara berat nya.
“Baik tuan, saya akan coba menemukan nya."
Setelah kepergian lelaki itu Arvin yang kesal membanting semua yang ada dimeja kerjanya dengan emosi, “sial, mengapa sulit sekali mencari nya."
suara barang berserakan membuat seseorang dari luar sana terkejut dan berlari masuk tanpa permisi.
“tuan, apa yang terjadi, mengapa barang-barang anda berserakan.” tanya Adis melihat kesekaliling ruangan dengan dengan wajah terkejut.
“Kau, lancang sekali masuk keruangan ku tanpa permisi.” Teriaknya dengan amarah yang sudah diubun-ubun.
“M-maaf tuan” jawab Adis yang sadar atas kesalahannya. “tadi saya mendengar keributan,saya pikir anda kenapa-kenapa tuan.” Seru Adis dengan wajah ketakutan.
Arvin dengan seribu kekesalan nya langsung berjalan kearah Adis, mencekam tangan Adis dengan kuat dan menyeret nya keluar ruangan.
“T-tuan apa yang anda lakukan” teriak Adis ketakutan.
“Kau diamlah” teriaknya dengan suara yang meninggi.
Adis yang mendengar kemarahan Arvin hanya pasrah dengan apa yang akan dilakukan bos nya.
Arvin menarik paksa tangan Adis melewati para karyawan nya yang melihat mereka dengan kebingungan dan berbisik bisik.
Arvin tidak menghiraukan mereka dan terus berjalan menarik tangan Adis hingga sampai di parkiran, Arvin membuka pintu mobil dan mendorong Adis agar masuk ke dalam mobilnya.
Arvin mengemudi kan mobilnya dengan kecepatan maksimal sehingga membuat Adis ketakutan.
“T-tuan apa yang ingin anda lakukan” tanya Adis dengan ketakutan.
“kau diamlah, atau aku akan membuang mu kejalanan.” teriaknya lagi, membuat Adis semakin ketakutan.
Arvin menambah kecepatan mobilnya, dia ingin meluapkan emosinya, tapi sialnya Adis lah yang njadi sasaran nya.
“t-tuan s-saya,,” Adis tak dapat menerus kan Kalimatnya karena ketakutan. “tuan berhenti kan mobilny” teriak Adis dengan lantang.
Arvin yang mendengar suara teriakan Adis seketika saat itu tersadar dan memberhentikan mobilnya mendadak.
Adis yang tak siap dengan pengamanan nya hampir saja kepalanya terbentur kaca depan mobil, untung Arvin dengan sigap memegang kepalanya.
Sekretaris dan bos itu seketika terdiam dan menarik nafas dalam-dalam.
Adis yang begitu shock dan terdiam cukup lama, dan entah kenapa kepalanya tiba-tiba pusing.
“Maaf” lirih nya namun Adis tetap diam.
“ nona Radishka” panggil Arvin, Dia menyentuh bahu Adis membuat Adis tersadar dari diamnya. “apa kau baik baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Arvin merasa bersalah.
Seketika itu juga Adis menangis dengan kencang, tidak tau kenapa dia merasa takut sekali.
“nona maaf kan aku, aku khilaf.” Lirihnya putus asa.
“Aku tidak tau apa yang terjadi pada mu tuan, tapi aku mohon, tolong jangan kau jadikan orang lain tempat pelampiasan mu.” Ucap nya dengan nada bergetar dan menangis.
Arvin yang mendengar itu tersadar dan merasa bersalah telah meluapkan emosinya pada orang yang tidak tau apa-apa.
“Aku minta maaf”ulang nya lagi. “Kita kembali kekantor” katanya yang kembali dengan wajah datarnya.
Adis yang masih shock hanya diam dan mencoba meredamkan tangisan nya.
........
Asisten Juna melihat ruangan tuanya kosong dengan barang* yang berserakan dilantai. Lalu dia berjalan ke arah ruang sekretaris tuannya, dan ternyata ruangan itu juga kosong.
“Apa yang terjadi” batin Juna dan segera menelepon lelaki misterius itu. “Katakan apa yang terjadi”
Lalu lelaki itu menceritakan tentang yang telah terjadi tadi diruangan Arvin. Karna memang lelaki itu melihat Arvin mengamuk dan menyeret tangan sekretarisnya.
“Hufftt,, aku sudah menduga, apa lagi yang dilakukan tuan. Apa dia membuat hal konyol lagi” gumamnya resah.
Dan tak berapa lama Juna melihat bos nya beserta sekertaris bosnya. dia melihat wajah pucat Adis dan mata bengkak gadis itu.
“Bos apa yang terjadi?” tanya Juna dengan wajah khawatir lalu mengarahkan pandangannya pada Adis. “ nona apa yang terjadi, mengapa wajah mu sangat pucat?”
Belum sempat menjawab Adis merasa kepalanya sangat pusing dan berat, dia memegang kepalanya yang seketika itu juga ambruk kelantai.
Namun Arvin dengan sigap langsung menangkap tubuh Adis yang bersyukur belum terbentur lantai.
“Juna, panggil kan dokter sekarang juga” titah Arvin dan langsung menggendong tubuh Adis kedalam ruangan dan merebahkan tubuh Adis di sofa.
Juna yang melihat itu segera menelepon dokter keluarga Willson.
“Bagaimana, sudah kau hubungi tanya nya dengan wajah khawatir.
“Sudah tuan, dokter keluarga akan segera datang”
Juna yang melihat kekhawatiran tuannya menjadi bingung, biasanya tuannya ini tidak pernah bersikap seperti ini.
“maaf tuan, apa yang terjadi dengan nona Radishka?”
“Tadi aku meluapkan kekesalanku padanya, dia ketakukan dan aku benar benar merasa bersalah”. Ucap Arvin dengan masih melihat kearah Adis.
“Hanya itu saja tuan?” tanya Juna lagi.
“apa maksudmu Juna?” tanya Arvin balik dengan suara meninggi.
Belum sempat Juna menjawab, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu dan ternyata itu adalah dokter Arifin.
“Maaf tuan, apakah terjadi sesuatu dengan anda?” tanya dokter dan langsung mendekati Arvin.
“Bukan aku, tapi dia” tunjuknya kearah Adis. “Kau cepat periksa dia, aku tidak mau terjadi sesuatu pada nya.
Dokter Arifin mengerutkan keningnya, lalu melihat kearah gadis cantik itu. “Siapa gadis ini tuan?” tanyanya dengan wajah bingung.
“Jangan banyak bertanya, cepat periksa dia” telak Juna dengan suara tegas.
Dokter Arifin yang tak ingin membuat masalah akhirnya memeriksa Adis, meletakan stetoskop nya ke dada Adis dan mengecek tekanan darah Adis.
“Nona ini mengalami shock berat tuan, saya sarankan untuk istirahat total selama 2 hari tuan, dan dia seperti nya kekurangan banyak cairan. Saya akan memberikan resep obat nya.
Arvin yang mendengar nya semakin merasa bersalah.
“Baiklah kau boleh pergi” lalu Arvin menatap kearah Juna. “Juna kau urus meeting siang ini, aku yang akan mengurus nya disini, bagaimana pun ini kesalahan ku” ucapnya dengan wajah bersalah.
“Baiklah tuan” Juna meninggalkan ruangan, dan sekarang tinggal Arvin dan Adis diruangan itu.
“Mengapa wajahnya seperti tidak asing” gumamnya denga terus berpikir keras. “apa perasaan ku saja!”
Setelah beberapa menit, Adis mengerjapkan matanya dengan tangan yang menyentuh keningnya.
“uhhh.” Desis Adis merasa kepalanya begitulah berat dan sakit.”
jangan lupa kritik dan saran nya ya teman-teman.. !!
to be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Alyah Nasution
gadis kecil itu pasti si adis
2022-04-14
0
Trenyuh Sri
Mungkin gadis kecil itu yg di cari alfina adalah adis
2021-12-15
0
Endang Sr.
dialah gadis penolongnya
2021-11-26
0