Sementara itu, anak buah Zero terus mengejar Shinta. Shinta pun berlari tanpa henti sambil menggendong putrinya.
Tak ada raut wajah takut yang terlihat di wajahnya yang ada hanya rasa tenang.
"Mama, Kania takut. Mereka terus mengejar kita.." seru Kania sambil memeluk leher Shinta dengan erat
"Jangan takut sayang, tetap tenang. Mama akan selalu berusaha menjaga Kamu." lirih Shinta sendu
Kania hanya diam. Dia kembali menenggelamkan kepalanya di leher sang Mama.
"Ya Tuhan selamatkan lah suami ku dan putriku ini. Aku rela menukar nyawaku untuk mereka ya tuhan.." doa Shinta dalam hatinya
Tiba-tiba saja para penjahat itu sudah berada di depan Shinta. hal ini membuat Shinta memeluk erat putrinya agar Kania tidak semakin takut.
"Mau lari kemana lagi kau wanita jala*g." seru seorang dari penjahat itu
"Dasar pria bodoh, kau pikir mudah mengalahkan ku heh.." sinis Shinta sambil tersenyum meremehkan
"Menyerahkan wanita jala*g, dengan begitu kami tidak akan melukai mu dan putri mu itu."
"Kau pikir aku percaya pada kalian.? cuih.." seru Shinta menyeringai sambil meludah ke sampingnya
"Dasar wanita kepara* berani sekali kau meludah di depan kami.."
" Lalu apa mau mu heh..?" seru Shinta menantang
Para penjahat itu pun mulai menyerang Shinta. Mereka menyerang secara bersamaan, dengan keadaan Shinta yang menggendong Kania membuat pergerakannya tidak selincah biasanya.
Disaat ada celah Shinta berlari meninggalkan para penjahat itu. Hingga akhirnya dia berhenti di sebuah pohon yang sangat besar.
Shinta menurunkan Kania dari gendongannya dan menatap mata putrinya itu dengan sendu.
"Putri ku berjanjilah pada Mama untuk tetap bertahan hidup. Berjanjilah nak, berjanjilah.." seru Shinta cemas
Dengan polosnya Kania mengangguk sambil memeluk Mamanya.
"Kania janji sama Mama." seru Kania dengan polos dan senyum senang
"Bagus, kalau begitu tunggulah disini jangan kemana-mana Mama akan menghadapi mereka.." seru Shinta mewanti-wanti keselamatan putrinya
Kania hanya menganggukkan kepalanya mengerti dan memilih merapatkan tubuhnya pada pohon besar itu.
"Kemana wanita jala*g itu, cepat sekali larinya.." gerutu seorang penjahat itu
"Kalian mencari ku..?" Shinta akhirnya keluar dari persembunyiannya dan melangkah dengan tenang ke hadapan 10 orang penjahat tersebut
"Menyerahkan dan ikutlah bersama kami atau.."
"Atau apa..?" tantang Shinta menyeringai
"Sudahlah, lebih baik kita melumpuhkannya dan membawanya pada tuan Zero.."
Shinta memperkuat pertahanannya dan mulai menyerang mereka secara bersamaan. Kaki jenjang Shinta menendang seorang dari penjahat itu hingga membuatnya terjerembab ke tanah.
Para penjahat yang melihat teman mereka sudah terduduk lemas pun semakin beringas dan menyerang Shinta dengan membabi buta.
Tentu saja 10 banding 1 sudah di pastikan siapa pemenangnya. Dan yah, Shinta kalah karena salah satu dari penjahat itu menusuk dadanya tepat di jantungnya.
Shinta jatuh terduduk sambil memegang dadanya, matanya mengarah pada sebuah pohon besar dimana dia menyembunyikan putri tercintanya.
"Maafkan.. Mama.. yang.. tidak..bisa.. menepati..janji.. untuk.. membawa..mu.. liburan.. sayang.." lirih Shinta terbata-bata karena nafasnya pun sudah semakin sesak
"Kenapa kau malah membunuhnya, apa kau tidak dengar tuan menginginkan nyawanya hidup-hidup." ketus seorang penjahat itu
"Biarkan saja, nanti aku yang akan menjelaskan hal ini pada tuan Zero.." sahut pria yang sudah membunuh Shinta
Sedangkan itu dibalik sebuah pohon besar yang tadi di tatap oleh Shinta, terlihat Kania yang duduk meringkuk memeluk tubuh mungilnya. Badannya bergetar dan air matanya jatuh membasahi pipinya. Dia melihat dengan jelas bagaimana perjuangan sang Mama untuk melindunginya dan bagaimana para penjahat itu membunuh Mamanya.
Para penjahat itu pergi dan meninggalkan tubuh Shinta yang terbujur kaku. Kania pun berjalan menghampiri jasad sang Mama sambil menangis.
"Mah, bangun.. mereka sudah pergi hiks..hiks bangun.. hiks.." tangis Kania pecah saat tidak mendapat respon dari sang Mama
"Astaga, apa yang dilakukan gadis kecil disini malam-malam begini.." sebuah suara mengagetkan Kania membuatnya langsung mendekap jasad sang Mama dengan takut
Tubuh Kania kembali bergetar bahkan bibirnya berubah pucat dan air matanya kembali menetes. Orang yang menyapanya tadi pun merasakan kepanikan dan ketakutan Kania tersenyum tipis.
"Hey gadis manis, jangan takut paman tidak akan menyakiti mu.." seru suara itu sambil mendekat dan mengelus kepala Kania dengan lembut
Kania terdiam. Sangat enggan untuk menatap orang yang saat ini berada di sampingnya.
"Siapa yang kau peluk itu..? Sepertinya dia terluka. Ayo kita obati dulu lukanya.." seru pria itu yang tidak mengetahui kalau Shinta sudah meninggal
"Ini Mama Kania, tadi Mama, Papa dan Kania diserang orang jahat.." lirih Kania pelan
Mata pria itu membulat dan langsung merampas Shinta dari pelukan Kania dan kembali membelalakkan matanya saat melihat tubuh Shinta yang sudah kaku.
"Jadi nama mu Kania..?" tanya Pria itu mencoba mengalihkan perhatian Kania dari Mamanya
"iya.." sahut Kania masih tetap menatap jasad sang Mama
Pria itu menghela nafas pelan.
"Dimana Papa mu..?" tanya pria itu lagi
"Papa tadi dimansion menahan para penjahat itu agar tidak mengejar kami.." lirih Kania pelan
"Kemungkinan besar Papa mu juga sudah mati." lirih pria itu membuat Kania bersedih
"Oh iya, perkenalan nama ku Dave kau bisa memanggilku paman Dave.." seru pria itu memperkenalkan dirinya
Kania hanya diam, dia tidak mengangguk atau pun menggeleng. Nyatanya sekarang mentalnya sedikit terganggu karena kehilangan kedua orang tuanya.
"Ayo kita bawa Mama mu ke rumah paman untuk diurus jasadnya dan habis itu kita harus mencari Papa mu." seru Dave menarik Kania berdiri dan menggendong jasad Shinta
"Terima kasih.." seru Kania menatap Dave
"Sama-sama anak manis.." sahut Dave tersenyum
Flashback off.
"Leader.." panggil Drew menepuk bahu Kania hingga membuat gadis itu tersentak kaget
Kania membalik badannya dan menatap Drew tajam.
"Maaf jika saya lancang Leader. Tapi saya sudah berulang kali menelfon anda dan anda sama sekali tidak menjawab telfon saya. Lalu, saya memutuskan untuk menemui anda tapi anda juga tidak membuka pintu kamar saat saya mengetuknya ratusan kali.." seru Drew kesal
"Hmm.. apa yang membawa mu kesini..?" tanya Kania yang tidak menanggapi seruan kesal Drew
Secara tiba-tiba Drew kembali serius dan menatap wajah Leadernya dengan tatapan senang.
"Ada apa..?" tanya Kania yang risih melihat sikap Drew
"Aku punya kabar baik untuk anda Leader.." seru Drew senang
"Cepat katakan jangan membuang waktu berhargaku.." gertak Kania membuat nyali Drew menciut seketika
"Aku berhasil menemukan orang yang selama ini anda cari.." seru Drew dengan senyum misteriusnya
"Benarkah..?" tanya Kania dengan wajah kaget sambil menatap Drew mencari kebohongan di matanya
"Saya serius dan saya tidak berani membohongi Leader.." sahut Drew dengan cepat
"Katakan Dimana dia..?" tanya Kania dingin
"Dia sekarang berada di Indonesia Leader. Dia sengaja melarikan diri dan mengubah identitas agar tidak bisa ditemukan." sahut Drew tegas sambil menatap data yang ada di ipadnya
"Bagus. Segera siapkan jet, kita akan berangkat dini hari.." seru Kania dingin dan tak terbantahkan
"Laksanakan Leader.." seru Drew lalu meninggalkan Kania
Kania tersenyum sinis karena sebentar lagi dia akan membalaskan semuanya.
"Sebentar lagi kau akan merasakan apa yang pernah aku rasakan.." batin Kania
Selamat datang di Novel baru.
Semoga suka dan jangan lupa tinggalkan jejak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Card Log-On
revenge
2022-02-14
0
eli rina
hadir
2021-11-14
0
Kurnianingsih Sa'ud
sampai sejauh ini masih datar alurnya...blom ada greget...ayoooosemangat thor...
2021-07-28
0