Pagi ini suasana mansion Diego terlihat tenang. Terdengar suara burung saling bersahutan membuat suasana di sekitar mansion menjadi sangat asri.
"Kau sudah bangun?" Sapa Diego pada James yang terlihat linglung pagi ini.
"Tidur mu pasti sangat nyenyak hingga jam segini baru bangun." Ucap Diego, dan menutup laptopnya. Adanya banyak hal yang harus dipersiapkannya untuk pagi ini dan semua nya tertunda karena ulah si pocong dan teman-temannya semalam.
"Hemm... tuan, boleh kah aku bertanya sesuatu?" James menarik kursi di sebelah Diego, lalu duduk. James melirik ke kiri dan ke kanan. "Sudah lama kau tinggal di mansion ini, tuan?" Lanjut James, bertanya pada Diego yang kini tengah asik menikmati sarapan paginya.
"Hemm... " Jawab Diego singkat.
James kembali melemparkan pandangan nya ke seluruh ruangan itu. Lalu dia menelan saliva nya. "Tuan, semalam kau katakan ada banyak yang tinggal di mansion mu ini? Kenapa aku tidak melihat siapapun selain pelayan -pelayan yang berwara wiri dan kita berdua yang sedang sarapan di sini tuan." Tanya James, dengan hati-hati.
Diego melihat James dengan tatapan yang sulit diartikan oleh James. "Ada apa tuan?" Tanya James yang bingung karena ditatap oleh Diego.
Diego menghela nafasnya, "Seharusnya aku yang bertanya pada mu James, ada apa dengan mu pagi ini. Kau terlihat seperti bingung dan sedikit ketakutan? Apa kau pobia tidur sendirian?" Lanjut Diego bertanya, padahal dia tahu persis apa yang sebenarnya yang dialami oleh assiten barunya semalam.
"Hemm... apa kau akan percaya kalau aku katakan aku melihat.... "
"Teng!!! "
"Teng!!!! "
"Teng!!! "
"Teng!!! "
"Teng!!! "
"Teng!!! "
"Teng!!! "
James memejamkan matanya karena terkejut dan menelan Saliva nya.
"Jamas, ada apa?" Tanya Diego mencoba menenangkan assisten nya yang terlihat sangat terkejut hanya karena sebuah bunyi jam. "Itu hanya bunyi jam!" Ujar Diego, dan menunjuk ke arah sebuah jam Jati besar di sudut ruangan.
Jam menghela nafas nya, "Apakah jam itu selalu berbunyi menakutkan seperti itu, tuan!" Ucap James, ketus. Berusaha untuk mempersatukan satu persatu keberanian nya yang kocar kacir sejak kejadian semalam. James yakin kejadian semalam itu nyata.
"Hemm.. apa kau tidak mendengarnya semalam. Aaah.. aku tahu, kau pasti kelelahan dan langsung tidur, makanya kau tidak tahu kalau jam ini berbunyi setiap satu jam." Jelas Diego panjang kali lebar.
"Tuan...!" James kembali ingin melanjutkan ceritanya soal kisah horornya selama di kamar kepada Diego.
"Hemm.. apa lagi. Jangan terlalu banyak bercerita James, ingat pagi ini kita ada janji dengan dewan direksi terkait kerjasama dengan Boa Fashion Company. Jadi cepat habiskan sarapanmu."Perintah Diego.
" Baiklah tuan." James terpaksa menunda ceritanya. " Semoga tuan baik-baik saja semalam! "Gumam James yang malah memikirkan keselamatan Diego di rumah itu. James benar-benar akan terkejut kalau dia sadar siapa tuannya sebenarnya.
Diego dan James pun meninggalkan kediaman Diego yang pagi itu terlihat sangat berbeda dengan suasana ketika semalam James mengendarai mobil Diego ke Mansion ini.
Terlihat pemandangan hijau yang menyegarkan mata semenjak dia keluar dari pintu mansion itu. Udara yang segar bak di pedesaan sungguh membuat James merasa rindu kampung halamannya. Burung-burung kecil yang bertebangan dari satu pohon ke pohon lainnya amat sejuk di pandang mata.
"Fokuslah James, kau itu sedang menyetir!" Tegur Diego pada James yang sedari tadi seperti terhipnotis oleh pemandangan di halaman mansion Diego yang bak hutan lindung itu.
"Hehehe.. tuan, apa kau tau. Aku sungguh tidak menyangka kalau suasana malam dan pagi hari akan sangat berbeda di tempat mu ini tuan." Ucap James, blak-blakan menyampaikan apa yang ada dipikiran nya.
"Memang nya apa yang kau rasakan ketika memasuki mansion ku semalam?" Tanya Diego, pura-pura tidak tahu.
"Tapi kau jangan marah tuan, heem aku merasa sangat horor ketika sampai di pintu gerbang mansion mu tadi malam. Bulu kuduk ku merinding melihat pohon-pohon tinggi sepanjang perjalanan menuju bangunan utama mansion mu." James merinding mengingat suasana ketika dia datang semalam.
"Lalu apa yang kau rasakan pagi ini?" Lanjut Diego.
"Aku merasa seperti di sebuah tempat yang sangat asri tuan. Membuat ku rindu kampung halaman." Serunya gembira.
"Jadi bagaimana? apa kau jadi tinggal bersama ku di mansion ini?" Tanya Diego, sambil mengecek bahan presentasi nya di dalam mobil yang sedang dikemudikan James menuju ke kantor.
Kening James berkerut, dan dia menelan Saliva nya. Sebetulnya dia ingin tinggal di mansion itu. Pertama karena tinggal di sana tidak memerlukan biaya, dan kedua suasana mansion itu di pagi hari yang sangat asri. Namun, mengingat hal buruk yang dialaminya semalam, James seakan harus berpikir dua kali. Walaupun dia tidak bisa membuktikan hal yang dialaminya semalam itu nyata atau hanya sekedar mimpi namun walaupun itu hanyalah sebuah mimpi misalnya, tetap saja menandakan bahwa tempat itu adalah tempat yang angker. "Hantu saja bisa masuk ke dalam mimpi."Pikirnya.
"Andainya suasana di mansion tuan Diego pada malam hari sama asiknya dengan suasana dipagi hari, maka aku pasti akan langsung menjawab ya." Gumam James, dalam hati.
Diego memperhatikan mimik wajah James yang berubah-ubah tanpa James ketahui. Diego tahu James pasti sedang bimbang saat ini.
"Kau pikir-pikir saja dulu. Dan katakan pada ku keputusan mu menjelang jam pulang kerja nanti," Kata Diego, dan memalingkan wajahnya ke arah jendela mobil. Mata Diego yang terbiasa melihat makhluk dari dua alam, seakan-akan langsung memfilter yang mana yang harus dilihatnya, mana yang harus diabaikan nya. Seperti sepasang sosok yang sedari tadi menatap nya dari bawah lampu merah ketika dia dan James berhenti di persimpangan itu.
Diego pura-pura tidak melihat makhluk yang duduk di bawah lampu merah itu walaupun dia sadar mereka melihat ke arah nya.
Diego tidak ingin terlibat masalah dengan makhluk dari alam yang berbeda dengan nya ini. Cukup rumah nya saja yang sudah menjadi hotel gratis untuk para hantu yang kehilangan arah, putus asa atau pun yang belum bisa menerima kematian mereka. Dia tidak ingin mobil nya atau pun kantor nya menjadi tempat pengaduan untuk para hantu tersebut.
Satu hal yang Diego pelajari dari pengalamannya sejak ia bisa berinteraksi dengan para makhluk ini, mereka akan mendatangi orang-orang yang bisa melihat, mendengar atau berinteraksi dengan mereka. Lalu mereka akan mulai menceritakan kisah sedih mereka yang berujung dengan sebuah permintaan yang kalau tidak dikabulkan, mereka akan menghantui orang tersebut seumur hidup orang tersebut. Sungguh makhluk yang sangat merepotkan,pikir Diego dan memasang kaca mata hitamnya.
Mobil itu pun melaju ke arah kantor dan meninggalkan persimpangan itu segera setelah lampu hijau menyala.
***
"Silahkan tuan," James membukakan pintu mobil untuk Diego dan mempersilahkan tuannya untuk memasuki perusahaan.
Diego berjalan lurus tanpa ekspresi sedikitpun mesti semua orang yang berselisih jalan dengan mereka menyapanya. "huft, ternyata rumor tentang tuan Diego yang sombong itu benar adanya." Dengus James dalam hati, karena melibat sikap cuek atasannya.
Berbeda dengan James yang mengejeknya dalam hati, Diego di balik kacamata hitamnya menyembunyikan pandangan matanya dari makhluk-makhluk yang dari tadi seliwiran di sepanjang jalan.
Demi tidak berpapasan langsung dengan mereka, dan demi tidak salah menjawab panggilan dari makhluk-makhluk itu, maka Diego memilih untuk diam dan memasang tampang cuek sepanjang perjalanan nya menuju ke ruangannya di lantai 12.
"Apa kau juga akan mengabaikan ku?" Ucap Pria tampan dengan stelan jas hitam dan berwajah pucat.
"Wah-wah... sepertinya kau benar-benar minta di hajar Diego." Lanjut pria berwajah pucat yang tak lain dan tak bukan ialah arwah saudara laki-lakinya.
"Andaikan aku masih hidup, akan ku hajar kau karena berani mengabaikan saudara tertua mu." Hantu yang bernama Damian itu pun mempercepat langkahnya menyusul adiknya yang sudah masuk ke dalam lift dan dengan segera menutup pintu lift setelah ia dan asistennya masuk ke dalam lift tersebut.
"Dasar bocah nakal!!! Setelah mengabaikan ku, kau malah menutup pintu lift untuk ku! Kau kira aku tidak bisa masuk kalau pintu lift ini kau tutup!!" Sungut Damian, sambil masuk ke dalam lift yang sedang berjalan itu, dan berdiri diantara Diego dan James.
"Hemm.. apa kau sengaja membawa nya ke mansion kita tadi malam?" Lanjut Damian bertanya, walaupun dia tahu Diego akan tetap diam. Tidak menjawab semua ocehannya.
"Kenapa kau tidak pernah membawa ku pulang, namun membawa pria ini pulang bersama mu!" Ucap Damian sedih.
Diego melirik ke Damian. Dia tahu saudaranya sangat ingin pulang ke mansion mereka namun kalau keinginan terakhir Damian itu dikabulkan oleh Diego maka dia akan benar-benar sendirian. Karena dengan begitu, Damian pun akan segera pergi meninggalkan nya karena keinginan terakhirnya untuk pulang ke rumah mereka terpenuhi.
"Maafkan aku kak," Gumam Diego, dengan sedih dalam hati. Dia sadar dia telah sangat egois tidak mengabulkan permohonan sederhana kakaknya demi tidak merasa sendirian di dunia ini.
mereka bertiga pun keluar dari lift. Bedanya Diego dan James keluar secara normal melalui pintu lift yang terbuka ketika mereka tiba di lantai 12. Sedang kan Damian keluar dari lift melalui dinding lift yang berada di belakang Diego.
"Dia kesal karena Diego cuek terhadapnya dari tadi.
...#####...
...maaf ya. otor baru up......
...semoga, kamuh-kamuh paham dan tetap setia di setiap karya otor....
...jangan lupa untuk like, vote dan koment ya......
...kalau koment yang manis-manis ya.. semanis wajah kamuh.. iya.. kamuh.. #eaaak......
...tarik sis! semongko... 😊😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
4GDHGita
untuk part ini aku ikut cyedihhh 🥲🥲🥲
2022-01-05
2
Irwan
ada horor rasa komedi ya thor saya suka😘😘😘😘😘
2021-11-24
1
Rima Azah Nur Laili
kamu bikin novel horror rasa komedi thor...dari halaman pertama udah mesam mesem aja aye...
2021-11-21
1