Keberangkatan

Dan ternyata yang menarik tangan Sasya Adalah Quira dengan raut wajah cemas dan kebingungan.

"Heh, gw masa enggak diajak, main tinggal di mobil sendirian !!!" keluh Quira yang sejak tadi mencarinya. Lalu Sasya pun menjelaskan kesalah pahaman ini kepada Quira takut Quira ngambek lagi. Sasya pun langsung membawa Quira menuju resto yang tadi ia sudah pesan makanan tersebut.

...⚘⚘⚘...

Saat mereka memacu mobil dan sudah berada di gardu Exit tol, kini Nita yang menyetir dan Sasya berada di sampingnya, sedangkan Quira tengah terlelap di kursi belakang.

"Ta, berhenti di depan kita tolong orang itu," ucap Sasya sambil menunjuk kearah mobil yang mogok lalu ada seorang pria yang sedang kebingungan.

Nita hanya mengangguk mendengarnya dan memberhentikan mobilnya di depan mobil BMW milik pria tersebut. Disaat mobil berhenti Quira pun terbangun, mereka pun turun dari mobilnya menghampiri pria tersebut dan menawarkan bantuan.

"Hai... ada yang bisa kami bantu?" ucap kompak mereka bertiga saat menghampiri tersebut. Tapi pria itu tidak menjawab hanya melamun dengan tatapan matanya melihat kita dari atas sampai bawah.

"Perkenalkan aku Sasya, ini Nita dan ini Quira," ucap Sasya memperkenalkan sahabatnya sambil menunjuk mereka. Sebelumnya mereka sudah berganti flat shoes dan berbalut drees di atas lutut.

"Hmm, aku Nico," jawab pria sambil berjabat tangan dengan mereka. Mereka pun membalas jabatan tangan pria tersebut.

"Biar akrab manggilnya om, pak ,atau apa?" ucap Nita.

"Setua itu 'kah kalau aku dipanggil om?" jawab pria yang bernama Nico tersebut.

"Ya udah, kakak aja," ucap Sasya sambil tersenyum. Mereka pun berlari mengambil alat mekanik di bagasi mobil Quira.

Nico 'pov

Aku terkaget saat ada tiga orang gadis cantik dan sexy menghampiri ku dan membuat junior ku terbangun saat pertama kali melihat pesona mereka yang sangat merangsangku. Mereka datang tepat waktu saat aku kebingungan mencari bantuan yang awalnya ku hubungi montir yang tidak bisa datang kelokasi tempatku berdiri disini. Lalu Mereka membantuku mengecek mobilku (tepatnya bukan mobilku tapi mobil bosku yang sebelumnya ku pinjam untuk mengantar berkas klien).

Aku masih memakai baju formal mataku tidak bisa berpaling saat mereka membuka kap mobilku dan mengecek mesinnya. Terkejut sangatlah jelas aku terkejut karena jarang wanita seperti mereka yang aku sebutnya ahli dalam permesinan, yang biasa wanita enggan untuk berkotor-kotoran karena oli mesin atau yang lainnya. Pemandangan yang sangat indah dari lekuk tubuh mereka yang aku tidak bisa berhenti melihatnya. Seketika junior ku memberontak ingin di keluarkan dan merasa sakit di balik celanaku.

"Maaf kak, aku mau mengecek kebawah dulu." Saat seorang gadis bernama Quira berdiri dihadapanku, aku tidak bisa berpikir jernih pikiranku seakan sudah terbawa oleh nafsu. Saat gadis itu berlulut di hadapanku dan aku berusaha untuk tenang tapi juniorku terus memberontak.

Damn, dia hanya mengambil alas yang di letakkan di dekat kaki ku untuk mengolong dan mengecek bawah mobil apa ada kerusakan atau tidak, tanganya pun sudah mulai kotor dengan oli, batinku.

Setelah semua selesai mereka membereskan alat mekaniknya dan saat Quira mengolong untuk mengecek mobilku, aku tanpa sungkan membuka jasku dan meminjamkan untuk menutupi paha mulus yang putih milik Quira yang menurutku sangat menggoda dan yang pasti aku tidak melewatkan hal tersebut untuk menjadi pemandangan yang indah. Mungkin di luar sana ada singa-singa kelaparan yang siap menyantap tubuh ideal milik Quira, mungkin lebih agresif dariku, tidak boleh di pertontonkan secara legal untuk orang yang hilir mudik disini.

"Bagaimana, apa kerusakannya?" ku yang bertanya heran.

"Kerusakannya ada di air radiator habis dan busi kotor," ucap Sasya.

"Terus ada kebocoran di tangki bensi," lanjut Quira.

"Kalau soal busi kita udah bersihkan dan mungkin mobilnya bisa berjalan tapi tidak jauh kalau tetap di paksakan akan mogok kembali," di sambung lagi oleh Nita.

"Kakak, coba stater mobilnya !!!" ucap Quira. Aku pun langsung membuka pintu mobil yang dibiarkan terbuka begitu saja dan mencoba menyalakannya.Tapi Quira mengikutiku dan berjongkok disampingku sedangkan kedua temannya membungkuk dibelakang Quira dan memerhatikanku.

Kok gw malu di liatin ciwi-ciwi kayak gini, seakan gw enggak berguna sebagai cowok, batinku.

Quira pun memerintahku untuk mengikuti mobilnya dan aku membuntuti dari belakang ujarnya akan membawa mobilku kebengkel yang tidak jauh dari sini. Sampailah di sebuah bengkel besar yang berjejer dari mobil biasa sampai mobil mewah sedang di perbaiki. Aku pun suruh menunggu di kursi tunggu saat mereka tiba-tiba masuk keruangan khusus staff. Tidak menunggu lama montir disana langsung memperbaiki mobilku.

"Kak, makasih, ya," ucap Quira yang mengembalikan jasku secepat kilat padahal aku ingin di kembalikan nanti.

"Oh, sama-sama." Aku mencium wangi laundry jasku yang sangat lembut.

...⚘⚘⚘...

Matahari sudah mulai terik Sasya dan dua sahabatnya melanjutkan perjalannya.

Quira 'pov

Saat dimana aku mengantarkan pria yang baru saja ku kenal kebengkel milik orangtua-ku cabang Brebes, sepertinya pria itu baik. Rela menolong saat pahaku hampir jadi tontonan publik dan sampainya di bengkel aku dan dua sahabatku masuk keruangan khusus untuk menemui manajer memberitahu bahwa aku ingin membantu teman (pria yang bernama Nico maksudnya) untuk tidak memungut biaya apapun dari pria tersebut dan aku menyuruh salah satu karyawan papah untuk menolongku mengantar jas ketempat laundry. Tidak menunggu lama pesanan laundry bersih pun datang dan aku langsung memberikan jas tersebut kepada pemiliknya. Karena perjalan menuju tempat tujuan masih lumayan jauh kami memutuskan untuk melanjukan perjalanan.

"Kak, kami duluan !!!" ucap Sasya sambil melambaikan tangan dan tersenyum.

"Semoga kita ketemu lagi, bye....," ucap kami kompak dan kami langsung menaiki mobil, aku melajukan mobil dengan cepat. Melihat dari kaca spion kalau kak Nico melambaikan tangannya.

...⚘⚘⚘...

Pagi hari yang udaranya sangat dingin seakan matahari tidak bisa menyentuh kulitku. Disini di Villa ini kami melewati malam yang sungguh menyenangkan di mana kami saling memberikan pelukan hangat melewati malam yang sangat dingin sekali. Kami sampai di Villa wisata Guci-Tegal pada kemarin sore. Sesampainya disini kami tinggal memasuki Villa tersebut, mungkin Quira atau Nita sudah memesan Villa nya jauh hari sebelum kedatangan kami. tidak lepas pandanganku melihat pesona indah yang di tebarkan di tempat wisata ini, pemandangan yang sungguh memuaskan mata. Villa minimalis dua lantai yang di pesan juga strategis yang menyediakan pemandangan sangat indah setelah setiap hari melihat ibu kota yang ramai akan penduduk dan juga polusi yang bertebaran.

"Hai," ucapku menyapa dua sahabatku sedang menonton tv sambil mengangkat kakinya disofa dengan menyemili chiki. Setelahku melihat pemandangan di balkon dan turun menemui sahabatku, lalu ikut bergabung bersama duduk bersama. Aku pun berbincang-bincang sambil tertawa riang, sisa 6 hari lagi sebelum ku pergi ke Jepang untuk bersenang-senang bersama sahabatku.

"Sya, liat gw lagi nonton si Song Kang," ucap Quira sambil menunjukan ponselnya sedang menonton drakor Nevertheless.

"Sumpah, gw kesel sama Yu Nabi !!! Bentar-bentar terus yang nonton tv siapa?" ucapku saat mereka sibuk menonton drakor diponsel Quira.

"Enggak ada," jawab spontan Nita.

"Gimana kalau nonton di tv aja," usulku saatnya di mulai perdrakoran kami.

...⚘⚘⚘...

Setelah 5 hari berlalu berwisata dan akhirnya mereka sudah kembali kerumah masing-masing. Sisa 2 hari sebelum keberangkatan Sasya.

at 08.00 AM

"Ah... Kembali sepi lagi dirumah, cuman ada mbok Ani aja," gumam Sasya saat merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Sasya pun beranjak dari kasurnya membuka sebuah laci nakasnya, sebuah kotak besar yang berisi nostalgia bersama kakak laki-laki yang baik semasa SD. Melihat barang pemberian yang pernah diberi oleh kakak laki-laki baik tersebut.

"Andai aku punya fotonya, mungkin aku bisa menemuinya," gumam Sasya sambil melihat barang-barang nostalgia tersebut. Terdapat baju yang dulu pernah di berikan dan cendra mata yang indah.

"Sya, itu apa?" ucap Nita dan Quira saat mereka tiba-tiba datang.

"Salam dulu orang mah, udah kayak hantu aja," jawab Sasya dengan logat sunda, untungnya Sasya tidak sedang serius memandangi barang tersebut. Akhirnya Sasya tidak terkejut dengan kedatangan mereka yang tiba-tiba.

"Itu apaan sih? Kok lo enggak pernah kasih tau kita," ucap Nita sambil merebut kotak yang di pegang Sasya. Lalu Sasya menceritakan masa lalunya bersama kakak laki-laki baik tersebut.

"Jadi, namanya kak Al," ucap mereka saat mendengar cerita Sasya.

"T-tapi orangnya gantengkan?" tanya Nita.

"Terus sekarang dimana? Berapa nomor ponselnya? Pacarnya siapa? Anak siapa?" lanjut Quira bum pertanyaan yang tiada henti dari mulutnya.

Sasya yang pusing mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Quira.

"Yang pasti aku enggak tau dimana dia? Apa mungkin bisa ketemu lagi?" Memijat dahinya seraya menghembuskan napas panjang.

"Gw yakin pasti lo bakal bisa nemuin dia," ucap Quira yang meyakinkan.

"Gw juga yakin 100% dan gw dukung lo," sambung Nita.

"Impossible, itu udah sekitar.... Maybe eleven years ago dan mungkin itu sudah terlupakan olehnya,"

"Iya juga," jawab pasrah mereka berdua.

...⚘⚘⚘...

Hari sudah sore, Sasya yang sudah siap menyambut pengacara Alm. papahnya untuk mengumumkan hak waris kepada putri tunggal kaya raya pemilik resto besar yang cabangnya sudah di mana-mana. tidak lupa sahabat serta orangtua sahabatnya menyaksikan hal tersebut.

Hari di mana Sasya menerima seluruh aset peninggalan orangtua-nya dan di haruskan menjadi pengusaha muda untuk meneruskan seluruh bisnis papah-nya. Namun Sasya ingin mewujudkan mimpi sebagai seorang perawat untuk mengabdi kepada masyarakat. Setelah pengacara sudah selesai menyampaikan isi dokumen tersebut dan beranjak pulang dari rumah Sasya. Lalu disusul oleh orangtua sahabatnya untuk pulang dan kembali lagi besok sore untuk mengantar Sasya kebandara.

Hari sudah semakin malam, sahabat Sasya menemani malam terakhir sebelum keberangkatannya. Membuat serangkaian kebahagiaan untuk bisa dikenang saat mereka berjauhan, tertawa bersama, tidur sekasur bersama Sasya dan membantu menyiapkan kebutuhan dan keperluan Sasya selama di Jepang, lalu memasukan kedalam koper.

¤

¤

¤

¤

¤

¤

🖍 Jangan lupa Vote dan Like 🖍

📖 Selamat membaca 📖

Aku harap kalian suka dengan karyaku 🤗.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!