sarah pun berjalan tergesa-gesa kearah pintu utama untuk membuka pintu, namun saat sampai diruang tamu, jalannya dihentikan oleh melinda sang majikan
" sarah, kamu mau kemana " tanya sang majikan, karena ia melihat bu sarah berjalan tergesa-gesa
" itu nyonya saya mau bukain pintu " jawab sarah sopan kepada sang majikan
" nggak perlu pintunya udah dibukain sama Wati " sahut sang majikan memberitahu kalau sarah sudah didahului oleh pelayan yang lain
belum sempat sarah menjawab, seseorang tah berdiri tidak jauh dari posisi sarah berdiri menghadap sang majikan
" mah " kata yang keluar dari mulut seorang lelaki yang baru saja datang
" Rendy ini kamu sayang " sahut melinda, yang langsung sontak bangkit dari duduknya mendekati kearah orang yang baru saja datang itu
melihat reaksi dari sang ibu laki - laki itu tertawa lebar, laki - laki itu meletakkan tangannya dikedua pipi melinda, mata mereka bertemu
" iya mah, ini Rendy " ujar laki - laki itu
melinda yang mendengar itu, tanpa ia sadari butiran - butiran bening menetes dari matanya
orang yang selama ini ia rindukan yang hanya bisa dilihat lewat foto, sekarang berada tepat didepannya, memegang kedua pipinya, menatap lekat kedua matanya, sungguh hal yang selama ini ia impikan
" dasar ya kamu bohong sama mamah " ujar melinda, ia menghapus air matanya yang tadi menetes, lalu memukul pelan lengan tangan Rendy
melinda berpura - pura kesal kepada Rendy, karena anaknya bilang kalau diakan baru pulang besok, tapi sekarang ia sudah berada di depannya
" mamah nggak senang kalau Rendy pulang sekarang " ujar Rendy, sambil memegang lengan bekas pukulan sang ibu
Rendy heran kepada ibunya, bersikap seperti orang yang tidak senang, sebenarnya dia hanya ingin memberikan kejutan kepada orang tuanya itu
" Rendy mamah kangen banget sama kamu sayang " ujar melinda, sambil memeluk erat sang putra
" bukannya mamah nggak senang kamu pulang, tapi kan kamu bilang kalau kamu baru pulang besok, mamah nggak siap pin apa - apa buat nyambut kepulangan kamu " ujar melinda lalu ia dengan perlahan melepas pelukannya
Rendy pun tenang setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya
" mah Rendy seneng banget bisa ketemu mamah lagi, nggak perlu nyiapin apa - apa buat nyambut aku " ujar Rendy kepada ibunya itu
melinda kembali memeluk sang putra, ia Benar-benar senang matanya tak henti - hentinya mengeluarkan air mata, tangisan bahagia
" mamah Rendy nggak di suruh duduk dulu " ujar Rendy
melinda yang sadar kalau sang putra itu kelelahan setelah perjalanan panjang langsung menarik tangan Rendy sehingga Rendy terduduk di sofa
" mah ini ibu sarah kan " tanya Rendy kepada sang ibu
karena Rendy baru sadar kalau ada orang yang dari tadi memperhatikan mereka, dan dia masih ingat betul dengan orang itu
orang itu adalah sarah, pelayan rumahnya sejak ia masih kecil, masakan bu sarah lah yang paling ia sukai, dan sampai sekarang sarah dipercaya untuk menyiapkan makanan untuk keluarga santoso
" iya dia adalah sarah, kamu masih ingat sayang " tanya melinda, ia tidak menyangka kalau anaknya itu masih ingat jelas dengan pelayan rumah
" bu sarah apa kabar " sapa Rendy, kepada Sarah yang masih berdiri ditempatnya
" kabar saya baik tuan muda " jawab sarah kepada anak majikannya itu
" kalau begitu saya pamit, lanjutin pekerjaan saya dulu, nyonya tuan muda " ujar sarah, pamit kepada ibu dan anak itu
sarah pun berlalu meninggalkan melinda dan Rendy, dia tidak ingin mengganggu acara kangen - kangenan ibu dan anak itu
sarah pun melanjutkan mencuci piringnya yang sempat tertunda tadi, setelah semua piring sudah selesai dia cuci, dia pun memutuskan untuk pergi beristirahat
setelah sampai kedalam kamarnya, sarah langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur yang nampak sederhana
saat ia mulai memejamkan matanya, tiba - tiba saja ia teringat akan sang anak, melihat betapa bahagianya melinda akhirnya bisa bertemu kembali sang anak, membuatnya semakin merindukan sang anaknya yang tinggal terpisah dengannya
walau pun sarah tidak seperti melinda, yang baru bisa bertemu dengan sang selama 4 tahun, namun tetap saja perasaan seorang ibu yang tinggal terpisah dengan sang anak sama
ia pun memutuskan untuk menghubungi anaknya, sarah pun mengambil telponnya yang terletak di meja di samping tempat tidurnya, kemudian sarah langsung menelpon anaknya
" hallo bu " ujar jeni, dari dalam telpon itu
" jeni kamu lagi ngapain nak " ujar bu sarah menanyakan sang anak
" jeni baru bangun tidur bu " jawab jeni, setelah jeni sampai kerumahnya dia langsung tertidur karena seperti yang dia bilang kepada sahabatnya Dita tadi kalau dia sangat kelelahan setelah bekerja
" ibu ganggu kamu tidur ya nak " sahut sarah
" nggak kok bu, kalau ibu nggak telpon jeni, mungkin jeni baru bangun besok, jeni jadi nggak sempat makan malam " sahut jeni kepada ibunya
" maksud kamu, memangnya kamu tidur dari kapan " sahut bu sarah kepada jeni
" setelah jeni pulang kerja tadi bu " sahut jeni, atas pertanyaan dari sang ibu
" oh ya ada apa ibu telpon jeni malam - malam begini. ada perlu apa, memangnya ibu nggak istirahat " ujar jeni
" nggak kok, ini ibu mau istirahat, tapi tiba - tiba saja ibu kangen sama kamu " ujar sarah
mendengar apa yang dikatakan oleh sang ibu jeni pun, menjadi tersentuh. bukan hanya sang ibu jeni pun sangat merindukan ibunya, namun jeni enggan untuk mengungkapkannya karena jeni tidak mau membuat ibunya menjadi sedih
karena semenjak mereka tinggal terpisah jeni selalu menangis setiap malam, karena merindukan sang ibu namun ia tidak mau menceritakannya kepada orang lain dan juga ibunya
karena jeni tahu, kalau saja ia ceritakan makan ibunya juga akan ikut sedih, dan bahkan ia tidak akan fokus lagi untuk bekerja, itu lah mengapa jeni menyembunyikannya dari ibunya
"Bu... kamu kok ngomong seperti itu sih " ujar jeni kepada ibunya itu
" nggak sebenarnya ibu cuman kebawa perasaan aja, karena Rendy anak majikan ibu baru saja pulang dari luar negri " ujar sarah kepada sang anak
" Rendy.. ren. dy " sahut jeni, dengan suara yang sedikit gagap
" iya Rendy, dia kan kuliah keluar negri, dan setelah 4 tahun dia baru pulang, dan nyonya melinda benar - benar senang sampai menangis dengan kedatangan anaknya " ujar sarah sambil tersenyum mengingat kejadian yang ia lihat tadi
tidak terdengar ada sahutan dari dalam telpon, sarah mengira kalau jeni tidur kembali karena ia tidak mendengar sahutan dari sang putri
" ya sudah kalau begitu kamu lanjutin istirahat kamu saja, besok kan kamu harus kerja lagi " ujar sarah
TERIMA KASIH😇😊
JANGAN LUPA LIKE, COMEN, VOTE, DAN TAMBAHKAN KE FAVORITE
LOVE YOU💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Mimi Adel
kok sm ibu sediri manggilnya kamu kayak ke orang lain aja🙏
2021-09-03
1
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-28
1