🦋🦋happy Reading gaess🦋🦋
Ara Pov
Sudah tiga hari berlalu semenjak papah ngasih tahu gue soal perjodohan itu. Gue sangat terkejut, bahkan tak tahu mengapa membuat gue jadi malas ngapa napain. Jujur saja gue belum siap menikah muda, apalagi dengan cowo asing.
Tuk Tuk Tuk
Gue kaget oleh suara ketukan dari pintu kamar gue.
"Ara kamu dah bangun? " panggil seseorang dari luar, yang gue tahu pasti itu suara mama.
"Masuk ajah mah, gak dikunci"
Gue memposisikan tubuh gue yang awalnya baring menjadi duduk di pinggir ranjang.
Mama tersenyum sembari berjalan kearah gue, Sudah 1 minggu gue gak bertemu sama mama rasanya sudah lama sekali gak bertemu.
Mama sibuk di Singapura menjaga Oma yang sedang dirawat di salah satu RS di Singapur.
"Aduhh gimana ini, anak gadis kok bangunnya siang begini." Ucap mama sambil mengusap puncak kepala gue. Rasanya nyaman banget, Gue langsung memeluk perut mama yang kini sejajar dengan tubuh gue.
"Mah Ara kangen mama" ucap gue yang mulai terisak.
"Eh kok anak mama nangis.. "
"Mama koo baru pulang sih, Ara kangen berat tahu hiks hiks" gue semakin mengeratkan pelukan gue pada perut mama.
"Sayang.. " mama merenggang kan pelukan, kemudian duduk disamping kiri gue.
Gue menatap mama mengabur akibat dari air mata yang menggenang dipelupuk mata.
"Coba dengerin mama yah sayang" ucap mama lembut seolah tahu apa yang menyebabkan gue menangis.
Gue mengangguk, membiarkan mama menghapus air mata gue.
"Ara yakin kan? apa pun keputusan papa, itu semua demi kebaikan Ara." Tutur mama lembut.
Gue mengangguk, memang selama ini papa selalu melakukan yang terbaik, gue yakin itu. Tapi nikah muda masih belum bisa gue Terima.
"Tapi ma, Ara masih ragu untuk memulai kehidupan baru, apalagi dengan lelaki yang gak Ara kenal."
Mama membalas ucapan gue dengan senyuman. "Bila saatnya tiba, kamu akan mengerti sayang. Apa kamu mengenalnya atau tidak" Mama mengusap puncak kepala gue, kemudian berlalu keluar dari kamar gue.
Perkataan mama seolah menyiratkan sesuatu. tapi apa???
aarrrggg gue benar benar bingung.
Hari demi Hari pun berlalu, gue menjalani kehidupan seperti biasa kekampus, ngerjain tugas dan tugas. Tanpa gue sadari sudah satu minggu berlalu.
Hari ini gue pulang cepat, Dosen yang awalnya sudah menetapkan jadwal mendadak tidak bisa masuk kelas.
"Assalamu'alaikum, Mah Ara pulang." Gue berjalan memasuki rumah sengaja tidak memanggil papa yang gue tebak masih ada di kantor.
"Waalaikumsalam."
"Waalaikumsalam."
"Waalaikumsalam."
Gue bingung kenapa banyak sekali suara yang menyahuti salam gue tadi.
Penasaran gue langkahkan kaki gue cepat agar melihat siapa yang bertamu kerumah.
Deg~
Terlihat ada beberapa tamu yang gak gue kenali duduk menatap kearah gue.
"Ayo sini sayang, salim tamu kita." Mama menghampiri gue, kemudian menuntun gue ke sofa tempat mereka berkumpul.
"ini tante Rani" ucap mama memperkenalkan.
gue otomatis menyalim tante Rani yang tampak antusias sama Gue.
"Halo tante"
"Ihh anak kamu cantik banget" Puji tante Rani membuat gue tersipu malu.
"Dan ini om Adam" Ucap mama menunjuk lelaki paru baya yang duduk di samping cowo yang sedari tadi menunduk, sibuk dengan ponselnya.
"Hi om" Sapa gue ke om Adam
"Hi juga sayang" Balas om Adam
"Dan ini calon suami kamu, Jeri"
Deg~
Seketika dunia gue runtuh, gue menatap lelaki yang sedari tadi menunduk. Rasa enggan untuk menyapa pun menyelimuti hati gue.
Tante Rani menyikut putranya
"Eh iya gue Jeri" Ucapanya gelagapan kaget atas perlakuan mamanya. lelaki yang bernama Jeri itu menatap gue datar, kemudian berdiri mengulurkan tangannya. Tatapannya seolah berubah menjadi rama. Gue sempat kaget karna ekspresi nya berubah ubah.
"Clara" balas gue singkat. Kemudian duduk diantara mama dan papa.
"Nah, kalian pasti sudah tahu kan arti dari pertemuan kita ini kan? " Tanya papa memulai pembicaraan. Gue maupun Jeri mengangguk.
Lelaki dengan paras terbilang tampan tapi tak membuat gue tertarik, Tubuh nya tinggi kulit putih terlihat maco dengan otot otot yang tercetak di balik kemeja yang gue rasa kekecilan di tubuhnya.
"Kalian memiliki kesempatan untuk saling mengenal selama 3 hari. Karna minggu depan kalian akan menikah.
"Huh??? "
"Huh? " Pekik gue dan Jeri serempak. Gue gak nyangka banget bakal secepat ini.
"Aduh, kagetnya ajah kompak, jodoh ni" Goda tante Rani terkekeh, yang menurut gue gak ada lucunya.
Gue menatap Jeri yang tiba-tiba berdiri. Gue perhatiin Semua mata menatap ke arah nya.
"Atur saja semuanya. Jeri mau ajak Clara keluar dulu, untuk mengenalnya" Ucap Jeri datar. Gue ajah ngeri dengernya, tak ingin ikut bersamanya.
"Wah ide bagus tu, biar saling kenal lebih cepat" Sahut papa. Gue menggeleng cepat papa malah setuju. Gak tahu apa ya anaknya bakal di telan hidup-hidup sama tu cowo datar.
"Wah anaknya gesit juga yah jeng" Timpal mama yang membuat gue ingin berlari dari ruang tamu.
"Ayo! " Jeri menarik lengan gue yang tak bergerak, apalah daya gue gak bisa buat apa apa selain pasrah mengikuti langkah cowo es ini.
Ara Pov End
"Lepas!! " Ara menghempaskan tangan Jeri yang mencengkram pergelangan tangan Ara kuat. Ara langsung mengusap pergelangan tangannya yang terlihat memerah.
Kini mereka tengah berdiri di halaman rumah Ara. Tepatnya mereka berada disamping Mobil Jeri.
"Lo mau bawa gue kemana? " Tanya Ara ketus. Jeri mengacuhkan pertanyaan Ara, ia membuka kan pintu mobil, kemudian memberi Ara isyarat untuk masuk kedalam mobil menggunakan matanya.
"Gue gak mau" Tolak Ara.
"Masuk!! " Ucap Jeri sedikit meninggikan suaranya.
"Gue bilang gak mau yah gak mau!! " Tolak Ara ikut menaikkan volume suara nya. Ara memilih untuk kembali masuk kedalam rumah nya. Namun ditahan oleh Jeri.
"akh! " pekik Ara ketika tiba-tiba tubuhnya melayang diudara. Jeri mengangkat tubuh Ara kemudian mendudukkan ke jok mobil disamping kemudi. Ara yang ramping membuat Jeri semakin mudah mengangkatnya.
"Awas kalo lo mencoba untuk kabur" Peringat Jeri setelah memasang sabuk pengaman untuk Ara. Kemudian Jeri mengitari mobilnya cepat dan memasuki mobilnya.
Ara hanya diam saja ketika Jeri mulai menjalankan Mobil Sport miliknya. Tak ada yang membuka suara, Ara memilih untuk melihat ke luar jendela. Sementara Jeri fokus mengemudi menatap jalanan yang sedikit terlihat macet.
Tbc
Terimakasih lagi readers masih lanjut yah bacanya. nantikan teruss Clajer.
eits jangan lupa vote dan likenya. jejak kaki jangan lupa juga 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Rosananda
keren kak 🌹
2022-01-13
0
Eva Santi Lubis
hai Thor Penguasa hatiku Wo Ai ni Hadir nih
2020-12-08
0
ᵖᶨᵐ٭ʂᷥ᷃ᴀͥɴᷡᴛᷱʏͦͦ👄⭕
aku tinggal kan jempol sampel sini ya.... SEMONGKO
2020-12-08
0