MENCINTAI OM ASISTEN 4
Bab 4 Sekolah sambil kerja
Hari hari berlalu perusahaan kontraktor Pak Yanto mengalami penurunan. Pak Yanto harus menghemat segala pengeluaran karena bersiap menghadapi kondisi terburuk.
“Pa, kalau keadaan perusahaan begini terus, gimana ini, uang sekolah dan kebutuhan sehari hari itu berat sekali Pa. Aku sudah menjual sebagian perhiasanku loh. Aku gak mau di jual semua ya. Aku gak siap hidup miskin seperti dulu lagi Pa.”
“Ma, rejeki kita itu sudah ada yang mengatur. Kita jangan berpikir terlalu jauh. Papa sedang berusaha dan akan terus berjuang untuk perusahaan yang sudah papa rintis dari nol.”
“Pa, apa gak sebaiknya kita bicarain sama Brenda Pa. Dia itu anak kita satu satu nya Pa, seharusnya dia itu kan bisa sekolah sambil cari kerja Pa. Kerja apa saja, yang penting bisa bantu bantu kebutuhan keluarga. Uang sekolah nya saja mahal loh Pa.”
“Ma, sabar, jangan selalu memojokkan Brenda Ma, dia putri kita satu satu nya, Papa sudah janji sama diri sendiri untuk memberikan yang terbaik untuk dia Ma. Biarkan Brenda fokus sama sekolahnya.”
“Tapi Pa, Brenda itu berbakat banget jadi model Pa. Bentuk tubuh yang bagus itu gak dimiliki semua orang. Tapi Papa lihat anak kita, bakat dan bentuk tubuhnya mendukung sekali Pa.”
Pa Yanto hanya bisa mendesah pasrah dengan perbincangan nya bersama sang istri yang berujung perdebatan.
Bukan tak mau Brenda membantu perekonomian keluarga. Pak Yanto mau Brenda menyelesaikan sekolahnya dulu sampai tamat SMA demi bisa masuk ke perguruan tinggi. Pak Yanto berkeinginan masa depan putri nya cerah dan bisa membantu nya mengelola bisnis kontraktor yang Ia geluti beberapa tahun belakangan.
Seperti biasanya, tepat jam tujuh malam mereka akan berkumpul bersama di ruang makan, kemudian menyantap makan malam bersama.
“Brenda, gimana sekolah kamu hari ini?”
“Baik donk Pa, Brenda kayanya bakal dapet penghargaan lagi deh Pa, soal nya tadi di kasih tau begitu sama Ibu Kepsek. Brenda menang Lomba Unjuk Bakat Tingkat Nasional Pa.” Mata sayu papa Brenda memancarkan binar kebahagiaan. Jujur Ia bangga dengan segala prestasi yang di raih oleh putri yang bukan putri kandungnya. Tapi sampai saat ini, Ia merasa berhasil mendidik putri semata wayangnya untuk menomor satu kan prestasi dan menggali setiap potensi dalam diri.
Setelah puas memeluk sang papa, gadis muda itu berlari ke sisi sang mama, kemudian memeluk berharap sang mama akan bersikap sama seperti papa nya.
“Ma, Mama gak seneng ya sama pretasi yang aku raih? Aku bakal dapet piala loh Ma.”
“Bukan Mama gak seneng. Mana ada sih orangtua yang gak seneng lihat anaknya pintar berprestasi. Tapi sebagai orang tua, Mama harap kamu gak lupa untuk bisa menyenangkan orantuamu kelak ya. Sekolah itu gak perlu lama lama Nak. Kita kan perempuan. Setinggi tinggi nya pendidikan dan gelar yang kamu raih, cepat atau lambat kamu akan jadi seorang istri dan mengurus rumah.”
“Iya sih Ma, tapi kan sebelum aku menikah dan jadi ibu rumah tangga aku mau bisa kuliah dulu, lalu aku kerja, aku mau kumpulkan uang untuk bisa bantu Papa. Aku mau kok membalas budi baik orangtua yang sudah membesarkan aku. Aku sayang banget sama Mama Papa.”
“Ah, sayangnya Mama, bikin Mama terharu deh. Terima kasih ya Nak.”
“Iya Ma sama sama, aku mau bahagiain Mama dan Papa.”
“Oh iya sayang, Mama besok mau kenalin kamu sama anak temen mama. Dia itu udah lama kerja di agency model. Bukan nya kamu pengen banget jadi model?”
“Oh ya, siapa Ma? Tapi Ma, Brenda belum lulus sekolah apa bisa?” Brenda langsung tertarik dengan tawaran sang Mama.
“Sudah, sudah, ayo makan dulu, nanti keburu dingin nih lauknya.” Pak Yanto yang sudah tahu rencana istrinya, memilih untuk menyudahi perbincangan keduanya. Pak Yanto bisa melihat binar bahagia terpancar dari kedua manik indah putri nya. Sepanjang waktu menghabiskan makan malam, anak dan ibu itu terus saja saling menatap sesekali tersenyum. Hubungan Brenda dan Mama nya memang terjalin sangat baik.
Setelah memastikan sang suami terlelap, Mama Brenda menyambangi anak gadisnya di kamar.
Tokk
Tokk
“Sayang, kamu sudah tidur Nak?”
“Belum Ma, masuk saja aku gak kunci pintunya”
“Kamu kok masih belajar sih udah malem? Istirahat donk. Papa saja udah ngorok tuh.”
“Iya Ma, ini aku udahan kok, ini juga mau tidur. Mama sendiri kenapa gak tidur?”
“Mama belum bisa tidur.”
“Eh iya Ma, tadi yang mama bilang pas makan. Hemm itu soal anak temen mama yang kerja di agency modeling itu loh.” Brenda menggigit bibir bawah nya sembari melirik ke arah sang Mama, ragu keinginannya untuk menjadi model di tentang juga oleh sang Mama.
“Oh itu. Tapi Mama gak berani deh, takut di marahin Papa. Kamu tahu sendiri Papa mau kamu sekolah dulu sampai lulus baru kamu kuliah terus baru deh bisa kerja.”
“Ma, modeling itu hobi aku, bukan hanya sekedar kerja. Kan aku bilang aku pengen bisa bahagiain Papa sama Mama. Kalau Tuhan memberikan aku penghasilan dari yang aku jalani, itu artinya bonus buat aku Ma.”
“Kamu tuh baik banget sih hati nya anak Mama. Tapi kamu itu masih sekolah Nak, nanti malah Papa marah sama Mama.”
“Gak Ma, jangan bilang bilang sama Papa, yang penting Mama bantu aku daftar jadi model, selanjutnya itu urusan aku.”
“Hemm, gitu ya. Mama tuh sebenarnya mau cerita juga sama kamu. Perusahaan Papa kamu lagi mengalami banyak masalah Nak. Beberapa bulan ini mengalami kemunduran terus menerus. Mama gak tahu sampai kapan situasi ini berlangsung.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Memi kasim
❤️❤️❤️
2021-10-08
1
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
Peri nerysa
2021-02-27
1
Desi Muliyasari
Jangan lupa mampir yaah
2021-02-25
1