MENCINTAI OM ASISTEN 2
Bab 2 Brenda Alicia
Suara tangisan bayi mungil yang dipastikan sengaja ditinggalkan oleh keluarganya itu memilukan. Jeritnya mengundang beberapa warga desa yang berjaga ronda keliling berbondong bondong mencari sumber suara.
"Pak, Pak, lihat Pak, i-ini Pak....bayi..." Ibu Desi yang paling pertama menemukan langsung pula menggendong bayi tersebut.
"Bu Desi, bayinya di bawa aja ke rumah kepala desa." Kata salah seorang warga lain.
"Bener Bu Desi, ayo kita bawa."
"Maaf bapak bapak ibu ibu, saya mau bawa pulang dulu sebentar biar di berikan susu. Ini ada sebotol susu disini. Kasian adek bayinya bisa masuk angin kalau dibiarkan menangis terus." Kata bu Desi seraya menolak warga yang ingin langsung memboyong bayi itu ke rumah kepala desa.
"Ya sudah bu, kalau begitu kita kita duluan ya nanti ibu Desi sama Pak Yanto menyusul saja ke rumah Pak Sujatmiko." Akhirnya sebagian warga membubarkan diri pulang ke rumah masing masing sementara para penjaga siskamling pergi menuju kepala desa untuk memberi tahu perihal penemuan bayi.
Sesampainya di rumah, bu Desi yang panik langsung masuk ke kamar.
"Pak, Pak....tolong beresin barang barang kita Pak..kita harus pergi dari sini."
"Waduh, pergi kemana bu, ibu mau kemana? Kita kan harus menyerahkan dulu bayi ini ke kepala desa Pak."
"Tidak Pak, aku mau bayi ini. Enak aja di serahin ke Pak Sujatmiko. Ini bayi pasti dari Tuhan Pak. Tuhan kabulin doa aku, aku akan rawat anak ini Pak. Ayo cepet Pak, nanti warga keburu dateng lagi."
"Bu, tunggu jangan gegabah dulu bu, kita harus tinggal dimana bawa anak ini, kita kan gak ada keluarga lagi bu."
Sesekali dua kali ibu Desi meninggikan lehernya melihat ke jendela memantau keadaan sekitar takut warga sudah datang.
"Pak, anakku sudah tidur Pak. Ayo kita bawa aja seadanya yang bisa untuk pakai dan makan beberapa hari. Kita pindah ke kota. Pakai sisa uang penjualan sayur saja Pak."
Karena sang istri terus mendesak, akhirnya mau tak mau Pak Yanto mengikuti keinginan ibu Desi.
Setelah berkemas, mereka menggunakan kerudung takut terlihat, mengendap berjalan dengan membawa bayi yang terlelap, akhirnya mereka dapat tumpangan mobil bak menuju kota.
Subuh akhirnya pasangan suami istri membawa bayi itu tiba di kota Jakarta.
"Bu, Pak bangun, kita sudah sampai di Jakarta, silahkan turun ya, kami mau masuk ke pasar." kata seorang kenek dari mobil yang mereka tumpangi.
"Terima kasih Pak. Kami permisi."
Berjalan tertatih dan karena bayi mulai menangis, Pak Yanto yang memiliki uang tak banyak memutuskan untuk membeli susu sekedarnya di warung.
"Makasih bu, numpang tanya sekitar sini ada kontrakan murah murah gak ya bu?" Tanya Pak Yanto ke ibu pemilik warung.
"Oh ada Pak, kebetulan saudara saya ada yang kontrakin petak di ujung gang sana nomor 121 rumahnya Pak. Coba saja mudah mudahan cocok."
"Oalah, baik bu, terima kasih sekali lagi."
Sepasang suami istri itu segera menuju ke kontrakan yang sudah ditunjukkan oleh pemilik warung. Setelah menyelesaikan proses tawar menawar dan bertemu titik terang barulah suami istri itu membawa bayinya masuk ke rumah petak sederhana itu.
"Bu, duit bapak abis ini, buat kontrak rumah, bapak tanya tanya tetangga dulu ya mau cari kerjaan dulu, buat makan kita sama beli susu anak ini."
"Pak, terima kasih ya Pak, bapak mau terima anak ini. Aku seneng banget Pak, akhirnya Tuhan mempertemukan kita dengan bayi mungil ini."
"Iya bu, semoga anak ini membawa rejeki untuk kita ya bu."
Pasangan suami istri itu melewati beberapa hari di pojok kota Jakarta dengan penuh sukacita, bagaimana tidak Pam Yanto langsung mendapat pekerjaan sebagai buruh serabutan. Dengan senang hati Pak Yanto menerima dan menjalani pekerjaan. Tiada yang lebih sempurna saat ini selain menjalani kehidupan bersama Brenda.
Bayi mungil berjenis kelamin perempuan yang mulai bisa beradaptasi dengan orangtua asuhnya itu pun mulai ketergantungan pada sang ibu. Ibu Desi menemukan sepucuk kertas bertuliskan Brenda Alicia 03 April 2021. Ibu Desi lantas membiasakan memanggil nama bayinya sesuai dengan tertera dalam kertas putih.
Hari hari berlalu begitu cepat, Pak Yanto yang rajin bekerja dan tak mengenal lelah itu mulai naik pangkat menjadi mandor di salah satu komplek perumahan yang sedang di bangun. Kehidupan Pak Yanto dan istri nya perlahan berubah semakin baik semenjak ada bayi Brenda di tengah mereka.
Brenda bertumbuh menjadi anak yang periang, suka membantu orangtuanya. Bahkan semenjak kecil Brenda sudah sering berlenggak lenggok di depan cermin menirukan dirinya bak seorang model profesional.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
💜𝖙𝖆𝖗𝖎ʸᵘˡ
Seru ka othorrr... Lnjut lgi
2021-11-11
1
Meimei
lanjut
2021-10-18
1
Nyai💔
done
2021-10-12
1