Mentari pagi mulai keluar dari singgasananya. Sinarnya membuat pohon-pohon bambu berwarna emas berkilauan. Kicauan burung-burung sahut menyahut, membuat suasana pagi menjadi terasa damai dan tentram.
Penduduk desa sudah mulai sibuk dengan pekerjaannya. Kebanyakan mereka berkebun di ladang milik mereka sendiri. Dari kejauhan terlihat seorang anak kecil sedang berlari.
Anak kecil itu tidak lain adalah Chang Sheng. Sudah kebiasaan Chang Sheng setiap pagi berlari mengelilingi Hutan Bambu. Keliling Hutan Bambu berjarak sekitar sepuluh kilometer.
" Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Wang. "
" Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Liu. "
" Selamat pagi, Kakek Sun. "
Sapa Chang Sheng melihat penduduk yang sedang berkebun.
" Selamat pagi, Chang Sheng. " Jawab mereka serempak.
Chang Sheng selalu menyapa orang-orang yang dia temui. Setelah menyapa orang-orang yang dia temui, Chang Sheng mulai melanjutkan lari paginya.
" Chang Sheng setiap pagi giat berlatih ya. " Suara Tuan Liu memulai pembicaraan.
" Iya Tuan Liu, selain itu anaknya juga sopan." Tuan Wang menanggapi.
" Ya, hanya saja dia kasihan sekali sampai sekarang masih belum bisa membuka titik Dan Tian", Sambung Kakek Sun.
" Mudah-mudahan saja Chang Sheng bisa cepat membuka titik Dan Tian." Kata Tuan Wang penuh harapan.
" Iya, semoga Chang Sheng bisa cepat membuka titik Dan Tian nya. " Kata Tuan Liu dan Kakek Sun serempak.
Chang Sheng sudah selesai mengitari Hutan Bambu satu jam kemudian. Karena sering berlari setiap pagi, membuat stamina Chang Sheng menjadi bagus. Setelah selesai berlari mengitari Hutan Bambu, Chang Sheng kemudian berlari ke tengah Hutan Bambu menuju Kolam Air Panas.
Chang Sheng berendam di dalam kolam sambil memejamkan mata. Mencoba menyerap khasiat dari Kolam Air Panas. Dia selalu berharap bisa membuka titik Dan Tian miliknya dengan cara ini. Tetapi tetap tak pernah berhasil membukanya.
Hampir satu jam Chang Sheng bermeditasi di Kolam Air Panas. Tiba-tiba kepala Chang Sheng dilempar batu oleh seseorang.
" Aduh... Sakit! " Chang Sheng menjerit menahan sakit di kepalanya.
Setelah membuka mata, Chang Sheng akhirnya tahu kalau yang melemparnya adalah Yang San.
" Hei... Yang San, mengapa kau selalu mengerjaiku? " Tanya Chang Sheng geram.
" Sampah sepertimu selalu merusak suasana hatiku." Kata Yang San sambil tertawa sinis.
" Aku tidak pernah mengganggumu, kenapa bisa merusak suasana hatimu? " Tanya Chang Sheng menahan amarah.
" Kau selalu saja berendam di Kolam Air Panas ketika aku mau berendam juga."
" Benar-benar merusak pemandangan saja. " Ucap Yang San sambil mengejek Chang Sheng.
" Kolam ini kan luas, jadi kau juga bisa berendam bersama. " Jawab Chang Sheng.
" Puih... Berendam bersama sampah sepertimu, bisa-bisa aku ketularan sial! " Kata Yang San sambil meludah.
" Jangan selalu menganggapku sebagai sampah. "
" Suatu hari aku pasti bisa melampauimu. " Kata Chang Sheng penuh percaya diri.
" Ha.. ha.. ha.. Sampah tidak akan pernah bisa jadi berlian. " Yang San terus merendahkan Chang Sheng.
" Satu tahun lagi, akan ada ujian untuk menjadi murid dalam. Kalau kau berani, aku menantangmu untuk bertarung denganku. " Kata Yang San penuh kesombongan.
" Oke, aku terima tantanganmu. Akan kubuktikan kalau aku bisa mengalahkanmu satu tahun lagi. " Kata Chang Sheng dengan wajah penuh keyakinan.
" Ya, semoga saja kau tidak lari ketakutan. "
" Ha.. ha.. ha.. " Yang San tertawa sambil meninggalkan Kolam Air Panas.
Chang Sheng menjadi lebih semangat dengan tantangan dari Yang San.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Harman LokeST
kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu
2023-08-30
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Maannttaapppp Thor...!! 👍👍
2022-11-04
0
Xiao Chen Lang
kamu bisa Sheng, buktikan kpd guru dan para begundal sombong yg mengerjaimu bungkam mulut busuknya, hajar sampai tidak jisa bicara lagi dia....!!!!!!!!
2021-05-16
2