Tom tengah sibuk mencari informasi mengenai kode id milik si kelinci perampok itu, sementara Nick hanya duduk menemani disisinya.
"Apa sangat sulit? Kenapa lama sekali?" Tanya Nick.
"Kau pikir ini akan selesai beberapa jam? Aku butuh beberapa hari untuk mencarinya."
Nick mengangguk paham, mereka berada disana sudah hampir 3 jam tapi tak menemukan apapun.
"Aku butuh istirahat!" Tom menggeliat dari kursinya karena pegal.
"Jangan buang-buang waktu!" ingin rasanya Tom menendang wajah Nick karena berbicara seenaknya.
"Lihat jari-jariku, kau pikir aku tidak pegal? Rasanya seperti mau patah saja." Tom mengerucut kesal
"Baiklah kita lanjutkan nanti." mereka tengah berjalan-jalan diluar sebentar sambil mencari kafe.
"Kak."
"Hm?"
"Kenapa kau tidak pacari saja Cristine?"
Nick mengernyit dengan wajah tak suka.
"Kenapa harus dia?" ngomong-ngomong Cristine adalah salah satu detective wanita disana.
"Dia sering menanyakanmu padaku, kupikir dia tertarik padamu."
"Yang benar saja, dia bukan type ku"
Tom tertawa, "dia cukup cantik." tambahnya.
"Dia tidak cukup manis." Tom tidak percaya kalau Nick lebih suka yang manis dari pada yang seksi, dari wajahnya Tom pikir Nick seorang pemain cinta.
Yah, Playboy sejati.
"Jadi kau suka yang berwajah manis? Ah~ seperti Sarah yang terlihat manis Yah?" goda Tom sambil menahan tawa.
"Yah, dia gadis yang manis, tapi aku masih waras untuk menyukai orang asing" sahut Nick.
"Aku yakin sekarang kau mungkin seorang pedopil kak."
Nick menghentikan langkahnya.
"Akh!" Tom memekik kesakitan saat dirasa kepala belakangnya ditampar oleh tangan besar Nick.
"Kenapa kau memukulku?!" rengeknya seperti biasa.
"Ayo kita makan disini saja bocah!" ajak Nick tanpa menghiraukan rengekan Tom, ia hanya mengelus kepala belakangnya.
Mereka hanya memesan Steak disana, tak lama pesanan datang dan mereka mulai makan.
Diam-diam Nick memikirkan perkataan Tom mengenai Sarah.
"Apa kau tertarik pada Sarah?"
Tanya Nick tiba-tiba.
Tom hampir saja tersedak, dia segera menelan daging nya.
"Ada apa dengan pertanyaanmu?"
"Aku hanya bertanya kenapa kau panik?"
Tom kembali menyuap makananya dengan perasaan aneh.
"Aku orang yang setia ingat itu." ucap Tom telak, jujur saja ia mengakui kalau Sarah sangat menggemaskan hanya dengan melihat mata Emeraldnya. tapi ia tidak akan berpaling dengan mudah. apa Nick berencana untuk mendekatkan Sarah dengannya? Supaya ia bisa melupakan Megan dan ia sembuh dari obsesinya terhadap Megan?
Tidak mungkin, Nick bukan orang yang suka melakukan hal tak berguna seperti itu. pikir Tom, dia bergidik sendiri jika benar Nick berniat seperti itu.
...###...
George sedari tadi duduk dimeja kerjanya, ia baru saja menerima telepon dari Steve asisten kepercayaannya. mungkin beberapa menit lagi ia akan sampai disini.
Kurang dari 10 menit pintu bercat coklat itu terbuka menampilkan sosok yang ditunggunya.
"Bagaimana?" Tanpa basa-basi George langsung mengajukan pertanyaan pada intinya.
"Aku sudah menyuruh beberapa orang mencari keberadaannya tapi tidak ditemukan, alat pelacaknya juga mati." Steve mendudukkan dirinya.
"Jika dalam waktu seminggu dia tidak kembali, aku akan gunakan adiknya untuk menggantikannya" kedua mata Steve seketika membola mendengarnya.
"Bos, tapi dia sama sekali belum mampu-"
"Perintahkan John dan Jack untuk mengajarinya menembak, aku tidak mau tau." sahut George cepat.
"Dia masih terlalu kecil..." walau bagaimanapun Steve tidak tega mengikut sertakan adik dari sikelinci yang hilang itu ikut misi.
"Dia mencoba bermain-main denganku, aku yakin dia masih hidup" gumam George, jemarinya mengepal geram.
...***...
Pukul 08.10 PM.
Pintu apartemen terbuka Nick bersama Tom yang wajahnya terlihat lelah memasuki ruangan, Tom segera mendaratkan tubuhnya pada sofa, ia ingin segera tidur. Nick benar-benar memperkerjakannya seperti robot, dia tidak membiarkan Tom istirahat setelah mereka pulang dari kafe.
"Kau sudah pulang." Sarah terlihat baru keluar dari kamar mandi. bahkan ia masih mengenakan handuk dan rambutnya masih basah.
"Apa kau baru mandi?" Tanya Nick heran karena ini sudah malam dan Sarah tidak kemana-mana, kenapa tidak mandi dari sore saja? Pikirnya.
"Begini Nick, aku sengaja mandi sekarang karena kau bilang akan pulang jam 8, aku ingin sekalian meminjam bajumu." suaranya dibuat sekecil mungkin, ia malu mengatakanya tapi apa boleh buat Sarah butuh ganti baju.
"Maaf merepotkanmu." cicitnya.
Nick seakan baru sadar "ah, aku lupa soal itu Sarah, tunggu sebentar."
Nick segera beranjak dari sofa menuju kamarnya.
Tom membuka matanya dan melihat kearah Sarah, gadis manis itu segera menunduk memberi salam saat tau Tom menatapnya.
Tom mengucek matanya dan berusaha mendudukkan dirinya.
Dia pun ikut memberi salam.
"Kau teman Nick kan?"
"Ah? Yah namaku Tom."
"Sarah..."
Suasana hening kembali.
Kenapa dia harus memakai handuk didepanku? Batin Tom.
"Ini pakailah, aku berusaha mencari ukuran yang pas" Nick sudah kembali dan berada diantara mereka sekarang.
"Terimakasih Nick."
Sarah segera pergi meninggalkan dua orang itu.
"Kau tertarik padanya?" Pertanyaan Nick yang sebelumnya terlontar kembali, ketika melihat Tom memperhatikan tubuh Sarah, jujur saja kulit gadis manis itu sangat putih dan pasti halus jika disentuh.
"berhenti menanyakan itu." matanya sudah lelah, tubuhnya juga, tidak bisakah Nick membiarkannya istirahat dengan tidak mengajukan pertanyaan aneh dengan kalimat yang sama?
"Baiklah aku hanya mengetes kesetianmu pada Megan mu itu."
Tom menoleh "Ha... ha..." dia tertawa dingin dengan wajah datar
"Kau pikir leluconmu lucu?" Desis juniornya itu dengan nada sarkastik.
"Pulanglah!" Ucap Nick.
"Aku mau menginap saja."
"Tidak ada kamar untukmu."
Benar juga, tapi Tom sudah tak kuasa menahan kantuknya, ia ingin tidur dan malas menyetir apalagi jarak apartemen Nick ke apartemennya cukup jauh.
"Aku tidur dikamarmu saja."
"Apa? Tidak bisa." tolak Nick mentah-mentah, ia tidak bisa tidur dengan orang lain disampingnya, siapapun itu.
"Ayolah Kak, aku tidak bisa menyetir sekarang, keadaanku sangat kacau, kau mau aku kecelakaan? Salah mu sendiri kenapa kau tidak bawa mobil? Dengan begitu aku tidak akan mampir keapartemenmu."
Cerocos Tom membela diri, berharap dengan alasan itu Nick mau menampungnya.
Nick memutar bola matanya malas, percuma menolak, anak ini akan terus merengek dengan seribu alasan agar ia tetap bisa disini.
"Terserah kau saja, aku mau mandi dulu."
Tom tersenyum menang, tangan kanannya mengepal dan meninju udara.
"Kau memang yang terbaik Kak."
Serunya sambil melihat punggung Nick yang kini sudah memasuki kamarnya.
...TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments