Pagi ini Nick baru saja selesai mandi, tak sengaja matanya melihat Sarah tengah membuat sesuatu di dapur.
"Kau sedang apa?" Terlihat kedua pundak itu tersentak, Sarah terkejut.
"Membuat kopi dan roti bakar"Sarah merasa tidak enak hati memakai dapur Nick seenaknya, tapi perutnya benar-benar keroncongan pagi ini, jadi dia mencari makanan yang bisa mengganjal perutnya.
"Kau ingin aku buatkan juga?" tawar Sarah pada Nick yang langsung mengangguk diiringi senyum simpulnya "jangan terlalu manis." ucapnya.
Ting Tong!
Mendengar bel apartementnya berbunyi kaki panjang Nick segera melangkah keluar.
untuk apa Tom pagi-pagi ke apartementnya? pikir Nick setelah melihat dilayar monitor siapa yang berdiri didepan pintunya saat ini.
Ia membuka pintunya.
"Hai Kak!" sapa Tom ramah namun orang didepannya terlihat tak senang dengan kedatangannya sampai tak membalas sapaannya.
"Kau tidak membiarkanku masuk?" Ujar Tom sedikit kesal, terhitung dia sudah berdiri 5 menit disana sedari tadi, memangnya tidak pegal?
"Masuklah!" ucap Nick pada akhirnya, ia mempersilahkan Tom untuk duduk setelahnya.
"Ini, pesananmu." Tom melempar selembaran berkas yang sudah di print ke atas meja.
Nick tersenyum melihatnya.
"Kau bergerak cepat juga." Tom memutar bola matanya, "aku hanya butuh beberapa detik untuk mem-print nya tapi butuh berjam-jam hanya untuk mencari informasi orang itu dan aku tak mendapatkan apapun."
Ia menghela nafas, lalu matanya melebar ketika melihat kehadiran Sarah disana membawa secangkir kopi ditangannya.
"Oh ada tamu, selamat pagi" Sarah membungkuk hormat pada Tom yang baru dilihatnya.
"Yah..." suara Tom mendadak hilang.
Nick mengernyit heran melihat wajah tak terbaca Tom.
"Nick ini kopimu, apa kau mau kubuatkan kopi juga?" Tanya Sarah pada Tom.
"Yah boleh." jawab Tom sedikit kaku, setelah kepergian Sarah ia menatap Nick masih dengan wajah terkejutnya.
"Dia mirip Megan." bisik Tom.
Nick terkekeh mendengarnya, ia pikir Tom mengenal Sarah sebelumnya.
"Oh jadi seperti itu sosok Megan yang membuatmu insomnia?" Sindir Nick.
"Tidak juga sih, bolama mata Megan berwarna shappire blue dan ia sedikit lebih tinggi, tapi gadis itu terlihat manis." kini Nick memasang wajah datar tanpa berminat.
"Tom kenapa kau tidak coba kencan dengan wanita lain?"
"Aku tau aku tampan, dan tidak sulit untuk mendapatkan wanita manapun, tapi ini masalahnya hati, aku tidak bisa melupakan perasaanku begitu saja."
"Karena kau tidak ingin mencoba, mungkin saja kau akan sembuh setelah mencobanya."
Tom menatap jengkel, urat alisnya terlihat tegang.
"Kau tidak harus mencoba mencampuri kehidupan asmaraku."
"Maafkan aku jika itu menyinggungmu." Nick lupa jika Tom sangat sensitif jika membahas wanitanya yang sudah hilang bertahun-tahun itu.
"Kupikir kau seorang asexual..." bisik Tom tiba-tiba.
"yah mungkin, aku tidak begitu tertarik dengan sebuah hubungan." Sahut Nick santai.
Setelah peredebatan kecil tadi suasana malah menjadi hening.
"Ini kopimu." Sarah merasa atmosfernya terasa berbeda dengan tadi.
Ia lebih memilih pergi meninggalkan dua orang yang terlihat bersitegang itu.
....................
"Sarah, aku akan berangkat kerja dan pulang sekitar jam 8 malam, jika kau membutuhkan sesuatu telepon saja aku." Nick menyimpan selembar kertas yang sudah ia tulis nomornya disana.
Sarah hanya mengangguk,
"Um, kau tidak sarapan dulu?" Tanya Sarah.
"Aku biasa sarapan di kantor." Nick tersenyum dan segera melangkah pergi.
Tom mengintip ke arah dapur guna melihat interaksi mereka, Sarah yang melihat Tom disana hanya menyunggingkan senyum dan Tom membalasnya dengan canggung.
...###...
"Kak, maafkan aku juga soal tadi." mereka berdua kini sudah berada didalam lift.
"Kau yang menyetir bocah, aku tidak akan membawa mobil." ucap Nick, ia keluar lebih dulu setelah lift terbuka.
"Apa artinya aku juga harus mengantarmu pulang?" Tom menyusul Nick dengan sedikit kesal.
"Benar." ucapnya sambil membuka pintu mobil Tom.
Selalu saja ada hukuman jika Tom membuat Nick kesal, dan ia tak bisa menolak.
...***...
Nick memasuki ruangan James atasannya, dia memberikan berkas yang ia dapatkan kemarin.
"Apa ini?"
Tanya James sebelum ia membacanya.
"Dimana kau menemukanya?" Wajah James kini terlihat serius.
"Tempat kejadian." jawab Nick.
"Jadi benar sikelinci memang hilang, apa yang bisa kita temukan dengan hanya info sedikit ini?" gumam James sambil berpikir.
"Aku sudah punya rencana Sir."
Kini wajah Nick juga terlihat serius.
"Ini cukup sulit, jika hanya mengandalkan selembaran ini" sambung James lagi, mereka berdua berpikir keras karena selembaran itu hanya berisi data Id beserta foto seseorang memakai topeng kelinci, mereka sudah pernah melihat seseorang bertopeng itu ketika memulai aksinya dan dia termasuk anggota yang bergerak dengan cepat.
"Bahkan dia memakai nama Lepus sebagai nama samaran, bukankah ini bahasa latin?"
"Yah, aku akan menyuruh Tom untuk menyelidiki kode Id nya, mungkin saja bisa menemukan kode id yang lainnya" usul Nick.
James mengangguk meskipun ia ragu akan berhasil, matanya melirik kearah jendela dimana ia bisa melihat Tom tengah duduk disana sambil membaca deadline.
Dia bahkan masih anak baru tapi kemampuan IT nya didunia cyber cukup berbakat.
"Baiklah aku akan menunggu hasilnya darimu Nick, dan kau harus tetap mengintai dimana mereka akan beroperasi lagi."
"Tentu Sir."
...###...
"Jane menurutmu dia ada dimana sekarang?" Crish duduk disamping Jane yang tengah mencoba meng hack keamanan disekitar perusahaan mobil, mereka berencana akan mencuri aset-aset disana.
"Entahlah..." jawab gadis disampingnya acuh.
"Kau tidak mengkhwatirkanya?"
"Kau pikir dia anak kecil?" Crish tertawa, ia memilin sebuah kertas yang sudah diisi daun ganja, menghisapnya perlahan sambil menikmati asap yang keluar dari mulutnya, rasanya menyenangkan.
"Kau mau?" Tawar Crish dan Jane mendelik tajam "jangan menghisap ganja didekatku." sinisnya.
"Sekali-kali kau harus mencobanya."
"Aku masih ingin sehat dan menikmati hidupku lebih panjang." Crish tertawa sarkastik, ia memilih beranjak dari sana dari pada memulai perdebatan.
"Kau tau kalau aku menyayangimu Crish?" Desis Jane,
Sementara Crish tidak menggubrisnya meski ia mendengarnya.
................
Sarah hanya menonton TV sedari tadi sambil menikmati cemilan yang ia temukan didalam kulkas, rasanya nyaman sekali tinggal disini. andai saja hidupnya tidak miskin.
Ia memijit pelan pundaknya yang terasa pegal karena bekas operasi kemarin belum sembuh total.
Ia juga belum bisa menghubungi teman-temannya sekarang, pasti mereka juga mengkhawtirkannya.
...TBC....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments