Setelah menandatangani surat kontraknya, Hara menyerahkannya pada Kendra. "Aku akan pergi sekarang." Ucapnya dan berbalik ke arah pintu.
Tapi kemudian pintu itu masih terkunci. Ia kembali menoleh ke arah Kendra. "Uh, pintunya masih terkunci. Apa kau bisa membantuku?"
Kendra meneguk anggurnya sebelum berdiri dan melakukan panggilan. Akhirnya kedua orang itu bisa keluar dari sana.
Hara terhenti saat melihat banyaknya gadis berpakaian seksi dengan laki-laki yang saling merayu satu sama lain tanpa merasa malu di depan umum.
"Apa yang aku lihat?" Kendra menatapnya dengan tajam.
Segera wajah Hara memerah sebelum ia berjalan pergi sambil melihat lekuk tubuh gadis penghibur yang berderet di sepanjang lorong, menunggu pelanggannya.
Benar-benar membuat seorang lelaki menelan air liurnya. Tapi ia kemudian mendengus jijik membayangkan dirinya hampir menikah dengan seorang pria yang memiliki kebiasaan mengunjungi bar seperti ini.
Begitu keluar dari bar, Kendra kangsung menaiki mobilnya dan berlalu pergi meninggalkan Hara.
Uang, "Hei tunggu!" Hara mengejar mobil itu.
Ia lupa meminta uang pada pria itu. Bagaimana ia akan mengunjungi mansion keluarganya?
"Halo gadis cantik, apa kau butuh tumpangan?" Seorang pria paruh baya menghentikan mobilnya tepat di depan Hara.
"Enyahlah!" Teriak Hara lalu berjalan pergi.
Namun mobil itu terus mengikutinya "Hei jangan jual mahal. Kau dari bar mana?" Kata pria itu sambil menikmati lekuk tubuh Hara yang terbalut pakaian minim.
Hara menghentikan langkahnya dan mengetahui dirinya sedang memakai pakaian dari pelayan bar.
Ia berbalik menatap ke arah pria di dalam mobil dan dengan spontan melepas sepatunya sebelum melemparkannya ke arah pria itu. "Sialan kau! Dasar tua bangka tidak tahu diri!" Umpatnya lalu kembali berjalan pergi dengan hanya memakai satu buah sepatu.
Ia tiba di halte bus dan mendapati sala satu kakinya sudah terluka parah karena berjalan tanpa alas kaki.
Lalu sebuah mobil lain berhenti di depannya. Ia langsung tahu kalau mobil itu milik orang kaya, ia melepas sepatu lainnya dan mengambil ancang-ancang untuk melemparnya ke mobil ketika jendelanya terbuka.
Namun begitu terbuka, ia membelalakkan mata melihat ke orang yang berada di sana.
"Untuk apa sepatu itu?" Kata pria itu.
"Menabok kepala pria mata keranjang." Katanya dan menurunkan sepatunya.
"Ha ha ha... Kau tidak bisa menyalahkan siapa pun yang menggodamu ketika kau memakai pakaian seperti itu." Kata Kendra.
"Diam saja dan berikan aku uang untuk ongkos pulang." Katanya dan berdiri mendekati mobil pria itu.
Kendra mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada Hara. "Kau harus mengembalikannya nanti."
"Tulis saja semua, aku pasti akan mengembalikannya." Kata gadis itu.
Kemudian kaca mobil tertutup dan mobil itu menghilang dari pandangannya.
"Sialan kau Kendra!" Umpatnya melihat Kendra bahkan tak menawarinya tumpangan.
Hara kemudian menyetop sebuah taksi.
"Kompleks QQ." Katanya lalu duduk dengan tenang.
"Satu keluarga pengusaha kaya yaitu keluarga Giranan ditemukan tewas dalam mansion mereka. Mereka adalah Tuan Rimin Giranan berserta istrinya Nyonya Farah Giranan.
"Yang terakhir putri mereka, Hara Giranan, tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Di duga karena masalah keluarga yang mengakibatkan terjadinya kekerasan dalama rumah tangga.
"Kepala keluarga melakukan bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri setelah menghabisi nyawa istri dan anaknya." Radio taxi memberitakannya.
Di tempatnya, Hara tak bisa mengatakan apa pun, ia terdiam dan air matanya mengalir membasahi pipinya.
Beberapa saat kemudian ia menangis dengan suara keras di tempat duduknya. Ia benar-benar sudah meninggal. Dan orang tuanya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments