Hai....Readers tercinta...
Jangan lupa tinggalin jejak ya!!!
Like
Komen
Vote
Rate
Happy reading...😄😄😄
Sebuah restoran mewah dihotel bintang lima menjadi pilihan satu keluarga kecil menikmati hidangan lezat diatas meja.
"Gimana sayang, apa kau menyukainya?" Tanya Dimas pada putrinya.
"Tentu saja ayah sayang, ayah yang terbaik pokoknya, sudah lama Rara tidak makan di tempat mewah seperti ini."
"Mama, bawa Rara sesekali makan ditempat mewah, papa sudah kirim uang ke rekening mama tadi." Ucap Dimas lembut kepada sang mantan istri.
Kendati mereka telah bercerai tapi mereka tetap menjaga hubungan baik didepan anaknya. Tidak sekalipun Rara melihat orang tuanya bertengkar. Tapi tanpa mereka sadari, dilain tempat Rara justru melihat hal yang lebih dari sekedar pertengkaran keduanya.
Sandiwara merekalah yang menjadikan Rara seakan berkeribadian ganda. Seperti saat ini, dia terlihat manis, dengan senyum mengembang seakan dia sangat bahagia, tapi dibelakang mereka dia kembali menjadi pribadi yang berubah-ubah, terkadang dingin kemudian marah-marah tampa alasan. Semuanya disimpan sendiri.
Selama ini orang disekelilingnya justru melihat dia sebagai sosok anak yang ceria.
"Papa besok ke Korea selama 4 hari, mau oleh-oleh apa?" Tanya Dimas menyudahi makannya.
"Mmmm, bawa salju aja Pa kalo bisa."
"Kamu ada-ada aja, kalo saljunya dibawa kemari, sampai disini sudah jadi air."
"Sama siapa ke Korea?" Tanya Rara ketus.
"Sendiri, mau ikut?"
"Gak."
"Mas, apa masih ada yang mau dibicarakan? Sudah malam, besok Rara sekolah." Tanya Yuni yang dari tadi diam memperhatikan anak dan mantan suaminya."
"Ouh iya, sampai lupa waktu saking kangennya. Ya udah, kalian pulang aja, Papa antar sampai bawah." Ucap Dimas sambil berdiri dari duduknya.
Mereka kembali kerumah dengan perut kenyang.
"Ma, papa kasih uang berapa ke mama?" Tanya Rara saat mereka sudah dikamar bersiap untuk tidur.
"Hah...belum mama cek, bentar ya."
"5 juta Ra." Ucap Yuni setelah mengecek rekeningnya.
"Dikit banget." Ucap Rara.
"Udah, nanti kan mama gajian juga."
"Mmmm..." ucap Rara menarik selimutnya.
Mereka tidur dengan pikiran masing-masing.
Sudah seminggu semua berjalan lancar dan tenang. Yuni dan Adam tampak tenang karena anak-anak mereka tidak bertingkah lagi disekolah.
Hari ini hari libur, waktunya bermalas-malasan bagi mereka yang malas, tapi tidak bagi dua bocah Dika dan Rara. Dika yang mengetahui kalau hari ini wanita yang akan dicalonkan untuk ayahnya akan datang kerumah, dengan sigap menyiapkan peralatan tempur dari semalam. Hanya Bi Inah yang mengetahui rencana Dika, karena Bi Inah tau bagaimana dulu hubungan Adam dengan almarhumah ibu Dika, Bi Inah tidak mau melihat Adam ataupun Dika merasa tertekan lagi.
Adam yang baru pulang dari tempat fitnes langsung menuju kamar mandi. Walaupun usianya sudah 35 tahun, Adam masih menjaga badannya dengan baik, tidak heran banyak yang naksir padanya, tapi setelah bertemu dengan anaknya, para wanita itu mundur secara perlahan.
Tingggg....
Suara bel berbunyi...
"Bik, siap ya?" Tanya Dika.
"Oke Den."
Bi Inah membuka pintu, tampak seorang wanita cantik sudah berdiri di pintu dengan penuh senyum.
"Maaf neng, cari siapa?" Tanya Bi Inah.
"Saya disuruh datang oleh Abah Mansur kemari Bik."
"Ouh iya, silahkan masuk."
"Duduk dulu neng, mau minum apa?"
"Apa aja bik."
Bi Inah pergi ke dapur membuatkan minum, sedangkan tampa disadari, ada yang sedang berjalan pelan dibawah kaki putih sang gadis.
"Aaaaaaaaaaa....ularrrrrrrrrr....tolong... ada ularrrrr." Jerit suara gadis tersebut sambil menangis berdiri diatas sofa.
Jeritannya berhasil membuat Adam yang berada dikamar langsung turun ke bawah.
"Ada apa ini?" Tanya Adam keras.
"Itu bang, ular!" Jawab gadis yang bernama Intan itu.
"Jerry....jerry... eh... kamu disini sayang, sini sama abang." Ucap Dika santai mengambil ularnya kemudian ikut duduk disofa.
"Ini punya teman Yah, semalam dititipin ke Dika, dia pergi ke Bogor sama orang tuanya." Ucap Dika kembali seakan mengetahui apa yang akan ditanya oleh Ayahnya.
"Ini gak berbisa tante, tenang aja, dia juga gak suka sama manusia apa lagi perempuan kayak tante, dia sukanya tikus, hamster, yang kecil-kecil pokonya.
"Ayah kenapa masih disini? Mau pamerin badan?" Tanya Dika yang membuat Adam terkejut menyadari dirinya belum memakai baju.
"Sebentar ya, saya keatas dulu!" Ucap Adam.
Setelah Adam ke kamar, Dika kembali beraksi.
"Tante mau dijodohin sama ayahku ya?" Tanya Dika sambil mengelus-elus ularnya.
"Mmm...Abah Mansur cuma suruh ketemu dulu sama ayah kamu, selebihnya tante gak tau." Ucap Intan.
"Tante gak punya pacar?" Selidik Dika.
"Eh..."
"Aku cuma ingatin aja sama tante, jangan sampai menyesal dikemudian hari, tante masih muda lho, sayang hidupnya berakhir tragis ditangan duda beranak satu." Dika mulai memprovokasi.
"Maksudnya." Tanya Intan penasaran.
"Gini ya, Opa tuh yang tante panggil Abah Mansur sudah berapa banyak wanita yang dikenalin sama ayah, tapi tidak satupun yang mau, pasti Abah Mansur bilang ke tante gara-gara aku kan? Terus tante percaya?"
"Iya, Abah memang bilang begitu, katanya kamu sengaja membuat rencana perjodohan ayah kamu batal." Ucap Intan polos.
"Terus tante percaya? Iyalah, Opa kan udah tua, dan omongan orang tua udah pasti dipercaya, walaupun mereka tidak melihat kenyataan yang sebenarnya."
"Sebenarnya ada apa sih? Dari tadi kamu mutar-mutar terus, sekarang bilang ada apa ini? Ada apa dengan ayahmu?" Intan sudah termakan pancingan Dika. Sementara Dika ingin rasanya sekarang dia melompat kegirangan.
"Sudah Den, jangan dilanjutkan, biarkan ayah Aden berhasil kali ini, kalo kali ini berhasil, den Dika juga yang senang." Ucap Bi inah ambigu sembari membawa minuman.
"Ada apa sih ini Bik? Jangan buat saya takut sama penasaran begini." Desak Intan.
"Apa yang kalian bicarakan?" Suara berat Adam menyahut ditangga. Bi Inah dan Dika langsung pergi meninggalkan mereka.
Dika tersenyum senang didapur mengikuti bi Inah.
"Den, bawa masuk gih ularnya, bibi geli, nanti bibi jantungan terus koit gimana?" Ucap Bi Inah menjauh dari Dika.
"Iya, ini mau Dika kandangin, bibi tenang aja, yang penting tahap pertama sudah berhasil." Ucap Dika tersenyum.
Sementara diruang tamu, seorang wanita cantik tengah berperang dengan pikirannya sendiri. Rasa penasarannya hingga rasa takut mulai memunculkan pikiran yang aneh-aneh.
"Kamu kok diam? Masih syok sama ular tadi? Maafin Dika, dia memang seperti itu." Ucap Adam.
"Mmm...gak papa Bang, cuma masih kaget sama geli aja ngebayanginnya."
"Ouh, itu baru ular, belum yang lain." Ucap Adam santai.
"Hahh??? Masih ada lagi?" Tanya Intan penasaran.
"Banyak, dia anaknya penuh kejutan."
Mendengar penuturan Adam, dengan mantap Intan mengambil keputusan yang menurutnya terbaik, dia tidak mau mati muda dengan menjadi istri untuk Adam.
"Bang, maaf ya, Abah Mansur menginginkan kita menikah, tapi Intan belum siap, jadi Intan minta maaf, tolong sampaikan ke abah Mansur baik-baik ya bang?" Ucap Intan pelan.
Seperti sudah terbiasa dengan kejadian ini, Adam dengan santainya menjawab.
"Sudah, jangan terlalu dipikirkan, saya orangnya santai, lagian kamu juga masih muda, masih banyak yang harus kamu gapai daripada mengikat diri dengan urusan rumah tangga yang akan bikin kamu terkaget-kaget nantinya." Ucap Adam.
"Makasih bang, kalo gitu saya permisi dulu, assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nadia Laili
Thor ku rasa istilah kepribadian ganda kurang tepat Krn kesannya kayak psikopat, mungkin yg lebih tepatnya labil ya namanya jg anak2
2021-11-02
1
Kembang Kanthil
aduuuuh gemeees deeeeh
2021-07-15
0
Popi Damayanti
katanya nikah 20 tahun langsung punya anak, sekarang usia anaknya 10 thn, ko bapanya udah usia 35 tahun? maaf ya Thor koreksi aja
2021-07-02
0