Mencoba beradaptasi

"Ruyiiii!" panggilku dengan lantang.

Tidak lama kemudian, masuklah Ruyi dengan langkah kaki yang terburu-buru. Dia tampak acak-acakkan sekali. Rambutnya tidak beraturan, wajahnya ada yg menghitam, dan bajunya juga tampak kotor.

"Iya, Nyonya. Apa Nyonya mencariku?" tanyanya penasaran.

"Kamu darimana? Kenapa kamu kotor begini?" tanyaku penasaran sambil mengelilinginya.

"Hamba dari dapur Nyonya. Sedang membuat makanan buat Nyonya."

Aku menatap keluar jendela. Iya ada ruang masak di sana dengan beberapa kayu bakar. Apinya masih menyala.

"Mari kita kesana!" ajakku.

"Ta..ta...pi...tapi kan Nyonya baru sembuh," katanya khawatir.

"Aku tidak apa-apa. Bahkan aku bisa menangkap nyamuk dengan mudah," kataku bangga. "Kau mau lihat?"

Dia penasaran, jadi dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja. Dia sedang memperhatikan aku yang sedang mencari mangsa. Nyamuk di dekat telingaku berhasil aku tangkap dalam genggaman tangan kiriku. Aku membuka genggamanku dan memperlihatkannya pada Ruyi. Dia terlihat sedang terpesona oleh sikapku.

"Wahhh..." katanya sambil menganga.

"Sudah, sudah, aku mau ke dapur sebentar. Ingin melihat ada makanan apa yang bisa kita makan nanti."

Di dapur yang tidak beraturan, Ruyi sudah mempersiapkan beberapa menu sederhana hanya dengan di rebus saja dan nasi semangkuk penuh. Dia tinggal memadamkan apinya saja.

"Maafkan saya Nyonya, makanan kita hanya ini saja," katanya sambil memasang raut wajah sedih.

"Ini pun sudah enak. Walaupun hanya segini makanannya, kita tetap harus bersyukur Ruyi," ujarku sambil memberikan senyuman kepadanya.

"Ta...ta...tapi...bi...biasanya...Nyonya tidak mau makan kalau menunya hanya seperti ini," katanya sambil menundukkan kepalanya.

"Itu dulu. Sekarang, aku akan makan apa yang ada. Ayuk kita makan bersama!" ajakku sambil membawa 2 menu dengan kedua tanganku.

Disusul Ruyi masuk ke dalam kastilku. Ruyi sangat takut tidak sopan duduk bersamaku dalam satu meja makan. Tapi aku tetap memaksanya hingga dia menyerah juga, karena aku yang sekarang tidak tahu pada peraturan jaman dulu. Aku juga sangat segan jika makan di lihatin oleh orang lain, apalagi Ruyi ini sudah seperti saudara bagi Yiyi. Di meja makan yang sederhana, kami hanya duduk berdua sambil menikmati makanan yang ada. Semangkok nasi pun kita bagi berdua. Walaupun dia enggan menerimanya, tapi aku tetap memaksanya juga.

Setelah kami puas menikmati masakan Ruyi, aku pun ingin mandi. Rasanya badan sangat lengket akibat keringat yang menempel di tubuh seharian. Apalagi aku belum terbiasa memakai han fu (pakaian adat cina kuno).

"Ruyi, aku ingin mandi. Apakah disini ada kamar mandi?" Aku sedari tadi tidak melihat adanya kamar mandi.

"Kamar mandi?" tanyanya bingung.

"Maksudku tempat bilas badan gitu," jelasku singkat.

"OOoooo ruang basuh.. Ada Nyonya. Sebelah sini!" katanya sambil membawa arah ke sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dan hanya di sekat oleh lemari pajangan kuno tanpa adanya penutup seperti kain atau papan sebagai pintu.

Aku menemukan tempat sejenis bath-up dari kayu yang berbentuk bulat sudah terisi penuh air. Ruyi dengan tangkasnya mempersiapkan keperluan mandiku. Dia menaruh beberapa bunga yang aku pun tidak tahu namanya tapi sangat harum. Jadi aku tidak usah pakai sabun mandi lagi. Hanya menggosok pelan tubuh ku dengan kain saja.

Ruyi membantuku melepas han fu yang kupakai, aku sangat tidak terbiasa dengan perlakuannya. Aku merasa sangat malu.

"Ruyi, aku bisa melakukannya sendiri. Kamu keluarlah!" pintaku.

"Tapi ini kan sudah kewajibanku melayani Nyonya. Semenjak Nyonya kecil hingga sekarang, aku sudah melalukan yang terbaik untuk melayani Nyonya. Apakah ada perlakuanku yang membuat Nyonya kurang berkenan?"

"Tidak ada. Sama sekali tidak ada. Hanya saja, aku bisa melakukannya sendiri dan kamu tidak usah seperti ini lagi. Cukup membantuku mengisi air saja."

"Semenjak Nyonya siuman, kenapa Nyonya jadi seperti orang yang berbeda? Sama sekali bukan Nyonya yang sebelumnya?" tanyanya penasaran.

"Hhmm.." aku batuk kecil tapi sebenarnya sedang tidak sakit batuk. "Kamu hanya perlu tahu kalau aku masih menyayangimu. Itu saja. Sekarang, kamu keluar dulu ya, karena aku mau membasuh badanku dulu."

Setelah dia keluar, aku langsung bergegas membuka seluruh pakaian ini, dan menyeburkan diri ke dalam bath-up kuno ini. Rasanya semua otot-otot kakuku mejadi renggang dan aku jadi lebih berenergi. Setelah apa yang terjadi dalam kehidupan Yiyi, sangat membuatku sedikit frustasi. Masalahnya, aku sama sekali tidak nyangka ada kejadian seperti apa yang ku alami saat ini. Modern ke zaman kuno.

Aku mulai fokus dengan alur cerita kehidupan Yiyi lagi. Aku memejamkan mataku dan mulai mencari tahu tentang Yiyi dalam benakku. Karena raga ini milik Yiyi, jadi sangat mudah bagiku mencari informasi tentang dia.

Sudah setengah jam aku berendam sambil menyimak kehidupan Yiyi dari pikiranku. Saatnya menyiapkan diri untuk segera membalaskan dendamnya. Aku mengenakan secara perlahan pakaian han fu yang sudah disiapkan oleh Ruyi. Berwarna putih dengan motif kain merah sedikit memberikan sikap tegas saat mengenakannya. Rambut Yiyi sangat panjang dan hitam serta kemilau. Benar- benar bagus dan subur.

Ruyi membantuku menghias rambutku. Aku juga mulai berdandan sesuai keinginanku. Penampilan yang manis dan sederhana. Ruyi menatapku terheran sampai air liurnya hampir saja keluar dari mulutnya.

"Ruyi, kau kenapa?" tanyaku bingung akan tingkah lakunya.

Dia masih saja bengong. Sampai aku menepuk pelan tangannya, barulah dia sadar.

"Nyonya cantik sekali," pujinya.

"Benarkah?" tanyaku lagi.

"Iya, Nyonya. Sekarang Nyonya menjadi begitu sangat cantik daripada sebelumnya," jawabnya tercengang.

"Apakah dulu saya jelek?" tanyaku penasaran dengan gaya make up Yiyi.

"Tidak juga Nyonya. Dulu Nyonya juga cantik, hanya saja sekarang sangat cantik lagi dan hamba yakin kalau selir-selir Yang Mulia bukan tandingan Nyonya," ucapnya semangat.

"Sudah, sudah! Jangan menggodaku lagi! Apakah sekarang sudah petang?"

"Iya, Nyonya. Sekarang sudah petang, tidak lama lagi akan menjelang malam," katanya sambil melihat ke langit

"Kalau begitu, aku akan melihat-lihat sekeliling daerah sini sebentar," kataku sambil berjalan-jalan mengelilingi kisaran kastilku yang lumayan luas.

Terpopuler

Comments

Ibuk'e Denia

Ibuk'e Denia

aq mampir thor

2024-06-24

1

Alan Jauhari

Alan Jauhari

suka ceritanya

2020-12-24

1

kayla azzahra

kayla azzahra

tetap semangat berkarya thor🙂

2020-12-23

2

lihat semua
Episodes
1 Bingung dengan alam dimensi
2 Berpindah dimensi ke tubuh Yiyi
3 Mencoba beradaptasi
4 Menuju Gerbang Kebahagiaan
5 Di kenalkan dengan seorang gadis cantik
6 Awal Bertemu Dengan Pangeran ke-2
7 Kejutan Di Taman Bunga Plum
8 Undangan dari Kaisar Lim
9 Saatnya Berpesta Yiyi
10 Saatnya berpesta Yiyi (2)
11 Sarapan pagi berujung kesal
12 Keributan di kedai nenek
13 Muncul pria misterius
14 Rencana berburu dengan para selir
15 Perburuan ke-1
16 Perburuan ke-2
17 Perburuan ke-3
18 Hukuman dari ibunda permaisuri
19 Kisah di saat Yiyi diasingkan terbongkar
20 Ide busuk selir Gu Mei terungkap
21 Selir ke-2 tewas
22 Ciuman Rindu dari Yiyi
23 Mo Yan mulai tertarik padaku
24 Rencana berkunjung ke wilayah selatan
25 Mo Yan si pencemburu
26 Kerajaan Yu di wilayah selatan 1
27 Kerajaan Yu di wilayah selatan 2
28 Kerajaan Yu di wilayah selatan 3
29 Kerajaan Yu di wilayah selatan 4
30 Kerajaan Yu di wilayah selatan 5
31 Acara pernikahan Mo Yan dan Liu Shi
32 Malam pertama Mo Yan
33 Cerita akhir dari pesta pernikahan
34 Permintaan maaf Pangeran Yu Tian
35 Kepulangan kami ke kerajaan Lim
36 Permohonan Mo Yan dan aku
37 Adanya penyusup
38 Awal Mula Dendam keluarga Gu
39 Mo Yan menjadi super mesum
40 Menerima undangan ke wilayah tengah
41 Awal pertemuan Mo Yan dan Xing Nan
42 Mo Yan melawan seekor naga
43 Kisah Cheng Yin dan Yiyi
44 Mencari Permaisuri untuk Mo Yan
45 Aku... Seorang Putri Mahkota, selir Fu Ching hamil
46 Mo Yan menyelidiki kasus selir ke-3
47 Terkuaknya anak yang dikandung selir ke-3
48 Hamil
49 Aku jadi tawanan Gu San
50 Racun
51 Keguguran
52 Rencana Gu San membunuh Mo Yan
53 Suasana akrab dengan pangeran Cheng Yin
54 Siapa musuh dalam selimut kali ini?
55 Curiga part 1
56 curiga part 2
57 Pertempuran tak terduga
58 Menutup kisah Yiyi
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bingung dengan alam dimensi
2
Berpindah dimensi ke tubuh Yiyi
3
Mencoba beradaptasi
4
Menuju Gerbang Kebahagiaan
5
Di kenalkan dengan seorang gadis cantik
6
Awal Bertemu Dengan Pangeran ke-2
7
Kejutan Di Taman Bunga Plum
8
Undangan dari Kaisar Lim
9
Saatnya Berpesta Yiyi
10
Saatnya berpesta Yiyi (2)
11
Sarapan pagi berujung kesal
12
Keributan di kedai nenek
13
Muncul pria misterius
14
Rencana berburu dengan para selir
15
Perburuan ke-1
16
Perburuan ke-2
17
Perburuan ke-3
18
Hukuman dari ibunda permaisuri
19
Kisah di saat Yiyi diasingkan terbongkar
20
Ide busuk selir Gu Mei terungkap
21
Selir ke-2 tewas
22
Ciuman Rindu dari Yiyi
23
Mo Yan mulai tertarik padaku
24
Rencana berkunjung ke wilayah selatan
25
Mo Yan si pencemburu
26
Kerajaan Yu di wilayah selatan 1
27
Kerajaan Yu di wilayah selatan 2
28
Kerajaan Yu di wilayah selatan 3
29
Kerajaan Yu di wilayah selatan 4
30
Kerajaan Yu di wilayah selatan 5
31
Acara pernikahan Mo Yan dan Liu Shi
32
Malam pertama Mo Yan
33
Cerita akhir dari pesta pernikahan
34
Permintaan maaf Pangeran Yu Tian
35
Kepulangan kami ke kerajaan Lim
36
Permohonan Mo Yan dan aku
37
Adanya penyusup
38
Awal Mula Dendam keluarga Gu
39
Mo Yan menjadi super mesum
40
Menerima undangan ke wilayah tengah
41
Awal pertemuan Mo Yan dan Xing Nan
42
Mo Yan melawan seekor naga
43
Kisah Cheng Yin dan Yiyi
44
Mencari Permaisuri untuk Mo Yan
45
Aku... Seorang Putri Mahkota, selir Fu Ching hamil
46
Mo Yan menyelidiki kasus selir ke-3
47
Terkuaknya anak yang dikandung selir ke-3
48
Hamil
49
Aku jadi tawanan Gu San
50
Racun
51
Keguguran
52
Rencana Gu San membunuh Mo Yan
53
Suasana akrab dengan pangeran Cheng Yin
54
Siapa musuh dalam selimut kali ini?
55
Curiga part 1
56
curiga part 2
57
Pertempuran tak terduga
58
Menutup kisah Yiyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!