Aku sudah ganti baju dan langsung menghampiri nenek yang sedang mempersiapkan barang jualannya. Meskipun dia sudah tua tapi dia masih berjualan di depan rumah. Tiap pagi jualan bubur ayam dan soto ayam sedangkan sore jualan lauk pauk. Menurutku masakan nenek paling enak dan yang beli pun tidak menyesal soal rasanya.
"Mari nek saya bantu siapin." kataku mengangkat barang-barang.
"Terimakasih nak." katanya.
Aku langsung merapihkan semua barang jualannya di atas meja.
"Sudah nak, kamu istirahat saja! lagian semua sudah beres." katanya.
"Iya nek, sudah tidak apa-apa saya disini nemenin nenek." kataku tersenyum dan dibalas anggukan dari nenek.
Satu persatu pembeli berdatangan dan aku selalu berada di sampingnya untuk membantu nenek jualan hari ini.
Tidak terasa hari mulai gelap dan sudah terdengar suara adzan magrib. Aku langsung mengambil air minum untuk sekedar membatalkan puasa.
"Alhamdulillah aku masih bisa menjalankan puasa sunnah senin kamis." batinku bersyukur.
"Nak, kamu makan dulu! ini masih ada serundeng." katanya.
"Iya nek nanti aku makan." kataku membereskan semua jualan nenek. Karena sudah waktunya tutup.
"Sudah nak, itu mah bisa nanti. Sekarang kamu makan saja dulu!" katanya.
"Iya nek, ini juga sudah mau selesai." kataku dan nenek hanya tersenyum melihatku mengerjakan semuanya.
"Kamu anak baik nak, semoga kelak kamu menjadi orang yang sukses dan kehidupanmu kedepannya bahagia." batin nenek.
Setelah semuanya sudah selesai dan rapih, aku mengambil satu buah apel untuk mengganjal perutku untuk sementara. Setelah itu aku pergi ke kamar mandi membersihkan diri. Selang 15 menit aku keluar dari kamar mandi dan berniat pergi ke musolah yang terletak di belakang rumah untuk menjalankan shalat magrib berjamaah.
"Nek, Nina pergi ke musolah dulu iya. " kataku pada nenek.
"Iya nak." katanya menganggukan kepala sambil tersenyum.
Setelah selesai shalat magrib di musolah, aku langsung balik lagi ke rumah.
"Assalamualaikum nek." ucapku.
"Wa'alaikumsalam nak, mari makan." ucapnya.
"Iya ampun nek! kenapa tidak makan duluan saja?" kataku.
"Sudah ayo, nenek mau makan bareng kamu." katanya.
Selama makan hanya hening tidak ada obrolan, hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring saja.
"Alhamdulillah." ucapku kenyang.
Nenek yang melihatku hanya tersenyum.
Aku memandanginya dalam hati berkata "Aku bersyukur punya nenek seperti dia. Aku yang jarang bersama ayah dan ibu bisa merasakan kasih sayang yang lebih dari seorang nenek."
Aku langsung merapihkan semuanya dan mencuci piring kotor.
"Nak, apa belum selesai?" tanya nenek di ruang televisi.
"Sudah kok nek." kataku menemuinya dan langsung duduk bersandar di pundaknya.
Dia membelai rambutku dengan lembut, dan aku menutup mata merasakan kenyamanan dan ketenangan melalui tangannya yang sudah keriput. Tiba-tiba terdengar suara adzan isya. Aku langsung bergegas untuk pergi ke musolah.
Setelah shalat isya.
Nenek yang lagi nonton televisi sinetron itu, air matanya jatuh seketika ketika tayangan televisinya menayangkan cerita sedih. Nenek mudah terbawa suasana dan mudah tersentuh hatinya, sama kayak aku.
Flashback On.
Waktu aku masih kecil aku juga pernah menangis sampai terisak karena sebuah film. Saat itu aku, ibu dan saudara-saudara yang seumuran denganku lagi pada kumpul dan nonton film di rumah. Ketika film itu menayangkan adegan sedih, aku nangis terisak di pojokan.
"Hei nak, kenapa kamu menangis?" tanya ibu yang mendengar isakanku.
"Hiks... hiks... " tidak menjawab karena menangis.
"Sudah-sudah, itu lagian cuma film masa kamu nangis kayak begini." katanya menenangkan.
Aku langsung memeluk Ibu, dan tanpa disadari saudara-saudaraku melihatku menangis dan mereka tertawa. Aku malu karena di tertawakan dan langsung pergi ke kamar mandi.
Flashback Off
Akhirnya aku mendekati nenek dan tidur di pangkuannya. Nenek sontak kaget dan menghapus air matanya.
"Kamu sudah pulang nak?" tanyanya.
"Iya nek, buktinya aku sudah disini." kataku tersenyum.
"Kok nenek tidak tahu kalau kamu sudah pulang." katanya bingung.
"Iya orang nenek lagi sedih karena nonton sinetron." kataku.
"Hehe... iya." katanya malu.
Karena pangkuan nenek membuatku nyaman, dan tanpa disadari aku tertidur di pangkuannya. Nenek yang merasakan kakinya sudah keram, dia mengambil bantal yang tidak jauh darinya dan meletakan kepalaku di bantal dengan hati-hati, karena tidak tega membangunkanku saat aku baru terlelap.
Waktu menujukan pukul 21.00 WIB.
Aku yang masih nyaman tidur di sofa. Akhirnya nenek coba membangunkanku karena hari sudah malam.
"Nak bangun sudah malam! tidurnya pindah dulu di kamar." ucapnya membangunkanku.
"Ehmmm iya nek." kataku yang belum sadar sepenuhnya.
Aku bangun dari tidurku meski belum sadar sepenuhnya dan aku berjalan menuju kamar tidur dan melanjutkan mimpiku.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Dea Amira 🍁
aq mmpir thor...
2021-03-09
1
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
hadir 😊
2021-01-25
1
🥀|bINInYa MaKnAe|🥀
aduh jadi sedih thor kalau ngomongin kluarga tuh :(((
2021-01-20
2