Naomi hanya mencuri-curi pandang wajah Noah, meski hati terasa ngilu saat menatap Noah namun tidak dapat di pungkiri jika Naomi selalu menyimpan rasa pada Noah sampai detik ini.
"Kenapa pesona mu begitu terpancar sih mas, bagaimana caraku melupakan perasaan ini." Keluh Naomi dalam hati.
Naomi menghela nafas berkali-kali untuk menetralkan perasaan hatinya saat ini. Antara bingung dan bahagia namun hawatir juga menyelimuti. Setelah selesai makan Naomi mencuci peralatan yang baru saja di gunakan untuk makan siang.
"Pulanglah mas, pasti istri mas mencarimu." Naomi duduk tidak jauh dari tempat Noah menyenderkan kepala. Noah hanya menatap sekilas tanpa menjawab ucapan Naomi.
Noah berdiri dan meninggalkan Naomi tanpa berbicara sedikit pun, Noah segera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan normal karena jalan yang di lalu menuju rumah Naomi lumayan terjal dan sulit.
Naomi menghela nafasnya berkali-kali untuk menteral kan perasaannya yang mudah sekali emosi karena faktor kehamilan saat ini.
"Sabar Naomi, pasti kamu bisa melewati ini semua. Meski pun nanti kamu dicaci maki banyak orang kedepannya. Berpikir positif demi dia," mengelus perutnya yang masih rata.
Kediaman Derryl.
Noah yang baru saja sampai di depan rumah langsung melepas dasi yang masih bertengger di lehernya sambil membuang ke sembarangan arah.
Febby yang baru saja selesai berbelanja barang-barang mewah langsung mendekati Noah dan membicarakan tentang barang-barang yang ia beli ini itu, Noah hanya mendengar masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, ucapan Febby di anggap angin lewat saja. Pikiran kacau merasuki otak Noah.
"Mas, aku bicara ini itu kenapa kamu tidak menganggap ku sama sekali, cuma emm emm saja dari tadi. Ahh... mas gak pengertian." Febby berjalan menggerutu dan masuk ke dalam kamar.
Perasaannya masih kesal dengan sikap dingin Noah semenjak Naomi pergi dari kediaman Derryl. "Aduh... sudah pergi dari sini saja masih membuat suasana rumah panas apalagi sewaktu ada." Febby mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi kekasihnya.
Noah yang hendak masuk kamar ia urungkan saat mendengar percakapan mesra istrinya dengan orang lain, bahkan Febby merindukan belain kekasihnya.
"Cihh... murahan sekali." Noah kembali menuruni anak tangga dan masuk kesalah satu kamar tamu, ia sengaja tidak masuk ke kamar Naomi karena bayang-bayang Naomi menari-nari di dalam otaknya.
Pagi hari.
Noah Derryl telah berangkat ke kantor karena ada urusan mendadak para investor mengajak meeting dadakan pagi ini untuk membahas masalah pembangunan Mall di kota ini. Selesai meeting dengan para investor Noah masuk kedalam ruang pribadinya dan menyalakan ac dengan sangat dingin karena hati dan otaknya sangat panas saat ini.
Noah menyenderkan kepalannya ia ingat betul kejadian yang membuatnya harus menikah dengan Febby padahal ia baru kenal dan bertemu 2 kali itu pun tidak sengaja sewaktu Noah berada di bar karena ia saat itu pusing bagaimana cara membuat Naomi tidak membayangi hidupnya. Entah rencana siapa tau-tau pagi hari ia berada di hotel bahkan wartawan juga ada dan dengan terpaksa Noah menikahi Febby pagi itu tepat di hari ulang tahunnya.
Dan dari kejadian itu Naomi salah paham jika dirinya tidak mencintainya sama sekali, padahal ia sangat mencintai Naomi namun ia bingung mengungkapkannya dengan bagaimana, dan sekarang malah terjebak pernikahan sialannya dengan Febby.
"Coba saya cek CCTV apa yang di lakukan di di rumah saya," Noah menatap salah satu cctv dengan intens.
Nampak sekali Febby tengah di jemput laki-laki di depan gerbang, tidak jelas laki-laki siapa hanya kendaraan yang ia kenakan seperti pernah lihat dari plat motor sebab plat motor terekam jelas di layar laptop Noah.
"Sepertinya pernah lihat milik siapa itu," Noah tersenyum penuh makna.
Noah segera mencatat nomer tersebut dan menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelidiki kendaraan tersebut. Noah segera berdiri menatap gedung lain melalui gedung menjulang tinggi miliknya.
"Buat apa memiliki kekayaan melimpah jika seseorang yang saya cintai tidak bisa saya miliki," Noah menghembuskan nafas beratnya.
Saat berada di lobby Noah di sapa karyawannya dengan hormat, Noah tersenyum sambil menganggukkan kepala. Sebelum mengunjungi Naomi ia mampir kesebuah toko pernak pernik untuk membelikan sesuatu. Ia menemukan sebuah hiasan ponsel dan membeli hiasan tersebut Noah berharap hadiah kecil ini di terima oleh Naomi. Tak lupa ia juga membelikan susu ibu hamil, Noah tidak perduli ucapan orang yang mengucapkan ini itu saat ia membeli susu ibu hamil.
Rumah sederhana Naomi.
Noah keluar dari mobil bahkan warga yang sudah biasa dengan keberadaan mobil yang digunakan tersebut, tetapi satu yang mereka tidak tau jika Naomi tengah berbadan dua.
"Mas, kenapa kamu kesini lagi." Naomi menatap tangan Noah yang membawa sesuatu. Naomi tiba-tiba penasaran dengan apa yang dibawa Noah. "Mas bawa apa itu?"
Noah tersenyum dengan sikap Naomi yang berubah tiba-tiba, mungkin dirinya sewaktu di dalam perut mamanya seperti ini dulu. Dengan segera Noah memberikan bungkusan tersebut pada Naomi.
"Bukalah, saya yakin kamu suka." Meraih tengkuk Naomi dan mencium ubun-ubun Naomi, Naomi yang mendapat perlakuan tersebut wajahnya langsung memerah.
Naomi segera membuka, saat membuka ia sedikit kecewa dengan barang-barang yang di bawa oleh Noah, "mas kenapa cuma susu ibu hamil saja, saya mau yang lain juga." Naomi menggeser susu yang ada 3 kardus di sebelah duduknya.
"Kamu mau ini," Noah mengeluarkan hiasan untuk ponsel. Naomi menganggukkan kepala dan langsung memberikan ponsel dari pemberian Noah 1 bulan yang lalu.
"Cantik," menciumi ponselnya yang terlihat sangat lucu dengan hiasan berbentuk love tersebut. Sebenarnya itu ungkapan hati Noah saat ini, tetapi hanya waktu yang tidak mungkin mengungkapkannya.
"Hari ini kamu masak apa, saya lapar Naomi." Berjalan menuju meja makan.
"Tumis kangkung mas, sama sama tempe saja. Apa mas mau makan?" mengambil dua buah piring.
"Boleh," sambil duduk di kursi depan Naomi.
Setelah makan Noah memberikan sejumlah uang untuk Naomi, namun Naomi hanya bengong dengan pemberian Noah barusan.
"Kamu ambil dan gunakan, saya memberimu uang cash karena saya tau kamu tidak akan mau menggunakan kartu yang saya beri karena sampai detik ini saat saya mengecek kartu, saldo tetap sama sekali tidak berkurang bahkan bertambah karena tidak kamu gunakan sedikit pun." Noah mengambil sesuatu lagi dari sakunya.
"Gunakan ini, saya sengaja mendesain cincin ini dengan nama NANO, nama kita." Memegang erat tangan Naomi, dengan segera Naomi menariknya.
"Untuk apa mas, supaya saya tambah sakit hati dengan perbuatan mas?" Naomi memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Noah.
Noah tidak menjawab, ia berlalu pergi setelah urusannya selesai.
***
Slow update
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Cindy
Salfok sama desain cincinnya, jd kek sawadika nano na ka.. Hahahha
2021-06-01
1
Mommy Rara
5 like thor 👍
2021-01-13
1
Nikma
Febby kapan dibumi hanguskan ya? hmm
2021-01-12
1