Noah yang berada di dalam kamarnya sendiri berjalan mondar mandir kesana kemari, memikirkan sebuah cara.
"Kenapa saya harus terjebak permainan ini," Noah duduk di bawah tempat tidur sambil mendongakkan kepalanya.
Pagi hari kediaman Derryl.
Naomi membersihkan taman, ada sebuah air mancur dan kolam ikan di tengah-tengah taman. Naomi menatap sekilas pasangan suami istri yang tengah bahagia pagi ini. Dalam hari memang Naomi sangat cemburu apalagi melihat Noah mencium kening Febby dan Febby membalasnya dengan mencium punggung tangan Noah.
"Jangan sedih Naomi, ingat kamu bukan siapa-siapanya dari dulu sampai sekarang."
Naomi segera memalingkan wajahnya dan melakukan pekerjaannya yang lain, ia tidak mau menumpang tanpa membalas budi. Maka dari itu Naomi membantu bersih-bersih rumah. Rasa haus masuk kedalam kerongkongan Naomi segera menuju dapur dan mengambil minum. Tanpa sengaja Naomi mendengar percakapan Febby dengan seseorang di balik telepon. Febby membicarakan tentang rencana mengusir Naomi dari kediaman ini.
Naomi tidak habis pikir kenapa Febby bisa sebenci itu padahal ia baru bertemu kemarin saat makan malam dan pagi ini ia tidak bertemu kenapa Febby bisa sebenci itu. Tanpa sengaja Febby menoleh dan tatapan matanya tepat di Naomi.
Febby berjalan mendekat, "kamu mendengarnya, jadi saya tidak perlu repot-repot membuat rencana, pergi dari sini kamu itu cuma parasit di kediaman Derryl dari dulu sampai sekarang. Jadi saya harap kamu segera mengemas barang-barang mu dan pergi dari sini saat ini juga. Kamu hanya benalu di sini." Ucap kasar Febby berlalu pergi.
Naomi hanya mematung dengan ucapan Febby barusan. Tanpa pikir panjang Naomi segera menuju kamar dan membereskan barang-barangnya. Kemudian ia berpikir sejenak, tapi kemudian ia tepis pikiran hawatir nya pada Noah.
"Aahh... biar kan saja, lagian dia tidak pernah mencintaiku buat apa aku di sini, lebih baik aku segera pergi dan kembali ke rumah dari pada di sini makan hati." Sambil mengusap lembut perutnya yang rata.
Siang hari.
Noah yang tiba-tiba kembali dari kantor kini mencari keberadaan Naomi karena sedari tadi ia tidak menemukan keberadaan Naomi.
"Nia..., Naomi mana?"
"Emm mbak Naomi pergi mas!" Jawan Nia berhati-hati.
"Siapa yang menyuruhnya pergi." Noah langsung menyambar kunci mobil dan menuju garasi. Noah dengan keadaan marah mengendarai laju mobilnya menuju ke rumah Naomi Emma. Hanya setengah jam sudah sampai rumah Naomi, Naomi yang tengah sibuk membuat makan di dapur terkejut dengan cengkraman kuat dari seseorang.
Naomi menatap wajah orang yang menariknya dengan kuat. "Mas... kenapa kamu kesini?" tanya Naomi kebingungan.
"Kenapa kamu pergi dari kediaman saya?"
"Istri anda yang menyuruh saya pergi bahkan dia merencanakan sesuatu untuk mengusir saya!" jawab Naomi polos dan berusaha melepas cengkraman kuat tangan Noah.
"Jika bukan saya yang menyuruhmu pergi, kamu tidak boleh pergi dari kediaman saya." Ucap tegas Noah.
"Kenapa dengan anda ini pak Noah, biarkan saya bahagia dengannya apa anda tidak kasihan dengan saya," Naomi menarik tangannya dan menjauh dari Noah.
"Apa maksud kamu bahagia dengannya, apa kamu memiliki laki-laki idaman lain?" Menatap tajam Naomi sampai Naomi terbentur pintu dan tidak dapat bergerak ke belakang lagi. Naomi menggeleng cepat.
Noah mencengkram dagu Naomi dengan kuat dan menatap wajah cantik Naomi dengan intens. Satu kecupan manis mendarat di bibir mungil Naomi.
"Siapa dia?" Noah menatap mata Naomi.
"Dia... dia... a... ada di sini!" jawab Naomi bergetar hebat ia ketakutan setengah mati ia takut Noah menyuruh menggugurkannya.
"Dimana?" Noah menatap sekeliling rumah Naomi berharap menemukannya tapi nihil Noah tidak melihat apa-apa. "Mana orangnya."
"Dia ada di sini mas," Naomi mengusap perutnya yang masih rata.
"Apa maksud kamu, kamu hamil?" menatap perut datar Naomi. Naomi hanya menganggukkan kepalannya.
Tanpa pikir panjang Noah langsung memegang perut Naomi dan ia langsung bersimpuh dan menciumi perut datar Naomi dan mengusapnya dengan lembut.
"Kamu di dalam Nak?" menciumi perut rata Naomi berkali-kali.
"Sudah mas jangan seperti itu, kamu sudah tau kan mas jadi lepaskan saya, biarkan saya bahagia saat ini. Sudah cukup luka yang mas torehkan," Naomi berjalan menjauh dari hadapan Noah.
Noah membuntuti Naomi dari belakang.
"Kenapa, apa kamu tidak mau aku mempertanggung jawabkan nya?" menarik lembut pergelangan tangan Naomi.
"Tidak, buat apa aku meminta pertanggung jawabanmu mas, bukannya selama ini kamu tidak ada rasa cinta untuk saya. Kalau saya meminta pasti kamu tertawakan lagi perasaan saya." Naomi menundukkan kepalannya.
Ia teringat kejadian waktu pertama kali melakukan hubungan terlarang dengan Noah, Naomi bilang ia mencintai Noah namun berbeda dengan Noah yang menjawabnya dengan santai tanpa dosa setelah meniduri Naomi. Noah menjawab saya membutuhkanmu untuk menghangatkan ranjang saya jangan harap cinta dari saya karena saya tidak mencintai anda selama ini. Itu ucapan Noah yang terngiang-giang di pikirannya namun Naomi tetap bersih kukuh mencintai Noah yang telah merenggut mahkotanya.
"Apa kamu ingin dia lahir tanpa papanya?"
"Iya dari pada saya harus menjadi istri kedua mu mas!" Naomi beranjak dari hadapan Noah.
Noah mematikan kompor yang di gunakan Naomi. Noah langsung mengangkat tubuh Naomi dan memasukkannya ke dalam kamar tidur Naomi. Noah berada di atas tubuh Naomi, Naomi menatap jengah wajah Noah.
"Apa kamu tidak melihat nya?" Noah langsung berdiri dan duduk di samping Naomi.
"Melihat apa, yang aku lihat hanya sifat nafsumu padaku!" Naomi segera duduk dan menjauh dari hadapan Noah.
Noah menatap kepergian Naomi, sekitar sepuluh menit Naomi menyelesaikan masakannya dengan sempurna.
"Makanlah dulu, saya yakin perutmu lapar." Naomi mengambilkan makanan untuk Noah.
Noah tersenyum dan mengusap lembut pipi Naomi. "Aku akan menceraikannya Naomi demi kamu dan anak kita," mengunyah makanan yang di berikan Naomi.
"Apa kamu yakin bisa menceraikannya, alasannya apa pasti kamu tidak punya kan?" Naomi berterus terang bicara.
"Saya akan mencari cara untuk itu kamu tenang saja!" Noah memikirkan berbagai macam cara untuk menceraikan Febby tanpa menyakitinya.
Naomi yang mendengar ucapan Noah seperti itu ada rasa bahagia dan sedih bercampur aduk. Bagaimana bisa ia bersikap seegois seperti ini, meskipun ia terluka luar dalam hati dan tubuhnya namun saat ini Febby istri sah Noah dalam agama dan negara.
"Tidak mas, dia istri sah mu sedangkan saya bukan apa-apanya mas jadi jangan ceraikan dia," ucap Naomi dengan pasrah.
"Apa kamu tidak kasihan kepada anak kita Naomi?"
"Aku... aku... tidak tau, aku bingung mas." Naomi kebingungan sendiri.
Ada seorang anak yang membutuhkan orang tua lengkap, namun Naomi sadar ia juga seorang wanita dan tidak mungkin ia menyakiti wanita lain.
***
Slow up date😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
💜LAVENDER💜
Panggilannya berubah2,kadang menggunakan kata 'saya', dan kadang menggunakan kata 'aku'. Menurutku lebih baik gunakan panggilan nonformal (aku) saja,supaya bacanya lebih nyaman.😁
2021-12-10
0
Mei Shin Manalu
Like lagii
2021-01-14
1
Nikma
Naomi bukan pelakor.. Aduhh.. Telat sudah..
2021-01-12
0