Saat itu Pak Agus juga ikut bersamaku untuk kembali ke kelas, karena jam pelajaran Pak Agus belum selesai di kelasku.
Setelah aku selesai memakai sepatu dan ingin mulai berjalan menuju kelas.
Tiba-tiba saat aku tanpa sengaja melihat ke arah belakang, aku melihat Febry dan teman-temannya yang sedang menuju ke arahku.
Aku tidak percaya diri dan aku langsung berpura-pura mengambil pel lantai dan mencuci pel lantai itu, untuk menghindari tatap muka dengan Febry.
Pak Agus dan Guntur hanya tersenyum melihat kelakuanku itu, dan aku rasa dia paham dengan apa yang aku lakukan itu.
Seiring berjalannya waktu, aku berpikir aku harus melupakan Febry dan aku harus membuang jauh-jauh rasa cintaku itu terhadap Febry.
Tapi apa? aku tidak bisa, semakin aku berusaha untuk melupakannya, aku malah semakin cinta dengannya.
Dan di balik semua itu ada Lia yang selalu terus memperjuangkan cintanya untukku.
Lia selalu melakukan segala cara untuk bertemu denganku, setiap hari dia selalu menyapaku, tapi aku hanya membalasnya dengan senyuman, lalu setelah itu aku mengabaikannya.
Sampai saat itu Lia masih terus memperjuangkanku, tapi aku masih saja mengabaikannya dan bersikap cuek dengannya, dengan tujuan agar dia tidak berharap lagi denganku.
Tapi Lia tetap saja, terus memperjuangkanku dan aku hampir setiap hari selalu melihat dia menyapaku.
Waktu itu sebenarnya aku sudah mau membuka hati untuknya, aku juga sudah mulai dekat dan akrab dengannya, dan aku juga sering mengirimi dia pesan.
"Lia kalau aku nembak kamu, kira-kira kamu terima aku gak?" tanyaku.
"Lia mau...tapi maunya Ridho nembak Lia di depan kelas," jawab Lia.
Aku terdiam dan bingung, antara mau dan malu, karena sebenarnya aku juga tidak terbiasa nembak perempuan, apalagi di depan kelas, dan di saksikan orang banyak.
"Enggak ah nanti fans-fans aku marah lagi he he he," candaku.
"Yaudah itu sih seterah," ketus Lia.
"Tapi kalau aku nembak kamu, kamu terima aku gak?" tanyaku.
"Kalau cinta mah bisa di atur Do, kalau Ridho serius sama Lia, laku in aja dulu apa yang Lia mau, sebagai bukti kalau Ridho benar- benar cinta sama Lia," tegas Lia.
Aku bilang “Iya" tapi aku tidak melakukannya.
Saat aku di sekolah, aku bertemu Lia, dan Lia berkata kepadaku, kalau aku memberi harapan palsu kepadanya,
"Ridho PHP," sindir Lia.
Aku hanya tersenyum dan langsung membuang muka.
Akhirnya Lia pun marah denganku, karena dia merasa kalau aku tidak menghargai perasaannya.
Saat itu sebenarnya aku sungguh-sungguh mencintainya, tapi aku malu untuk menyatakan cintaku kepadanya, dan akhirnya hari itu menjadi hari terakhir Lia menyapaku.
... ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
... MEMBUAT MASALAH...
Keesokan harinya aku di fitnah oleh Dillah, Dillah adalah teman sekelasnya Lia.
Aku di fitnah memegang payudara Yuli yang juga teman sekelasnya Dillah, padahal aku sama sekali tidak tahu apa-apa, karena saat itu aku baru saja selesai pergi dari toilet bersama Ipul, dan Dilah tiba-tiba menuduhku.
"Eh Ridho tanggung jawab lu!" tuduh Dillah.
"Maksud lu apa!" bentakku.
"Jangan pura-pura bego deh lu, lu pegang payudara teman gua kan, anjing!" bentak Dillah.
"Gua gak tahu apa-apa... kok lu nuduh gua sih, tanpa bukti lagi!" geramku.
"Lu panggil teman-teman lu semua, suruh ribut sama gua, gua gak takut sama lu anjing, lu liat aja gua bakal adu in masalah ini ke guru bk!" ancam Dillah.
"Aduin aja, gak takut gua!" bentakku.
Setelah Dilah pergi dari kelasku, aku terdiam dan bingung apa yang sebenarnya terjadi.
Dillah pun benar mengadukan masalah itu kepada guru bk, lalu setelah itu aku di panggil ke ruang bk.
Tapi aku tidak sendiri, aku di temani oleh teman-temanku yaitu Guntur, Noris, Nafis, dan Ikhsan.
Dan hanya Ipul dan Toink yang tidak mau ikut menemaniku, karena dia tidak mau bermasalah.
Lalu setelah itu aku di interogasi oleh guru bk yaitu Pak Johan.
"Siapa yang melakukan perbuatan ini, kalau tidak ada yang mengaku masalah ini saya akan bawa ke jalur hukum?" tanya Pak Johan.
Di samping Pak johan ada Yuli, perempuan yang payudaranya terpegang, dia menangis karena dia merasa di lecehkan.
"Saya gak tahu apa-apa pak, tiba-tiba temannya dia menuduh saya!" geramku.
"Saya gak perlu alasan kamu, kalau di antara kalian tidak ada yang mengaku, masalah ini saya akan bawa ke jalur hukum!" ancam Pak Johan.
"Silakan aja pak, saya gak salah, jadi untuk apa saya takut!" geramku.
"Kamu menantang saya!" bentak Pak Johan.
"Saya bukan menantang, tapi saya membela diri!" tegasku.
Lalu setelah itu, Ikhsan mengakui kalau dia pelakunya, dan dia tidak sengaja.
"Iya pak saya mengaku, saya yang melakukannya, tapi sumpah saya gak sengaja pak," jawab Ikhsan, sambil menundukkan kepala.
Lalu Yuli membalas perkataannya Ikhsan.
"Emang gua salah apa sama lu, gua tuh bukan perempuan murahan, lu gausah alasan gak sengaja, emang itu mau lu kan!" rintih Yuli, menahan sedih.
"Bapak seterah kamu, kamu juga sudah mengetahui pelakunya, kamu mau ambil jalur hukum atau tidak itu keputusan kamu dan Bapak hanya mendukung?" tanya Pak Johan.
"Secara baik-baik aja pak, tapi lu semua ingat jangan pernah ngelakuin itu lagi sama gua atau pun sama perempuan lain yang bukan muhrim lu, paham lu!" rintih Yuli, menangis.
Setelah itu kami meminta maaf kepada Yuli, dan akhirnya Yuli pun memaafkan kami dan alhamdulillah masalah ini bisa di selesaikan secara baik-baik.
Tapi aku dan teman-teman tetap saja mendapatkan surat peringatan 1 dari Pak Johan, dan Pak Johan juga meminta kami untuk memanggil orang tua kami datang ke sekolah, untuk menemuinya.
Aku bingung bagaimana aku bicara kepada kakek dan nenekku, kalau aku terkena kasus karena memegang payudara perempuan satu sekolahku.
Pasti kakek dan nenekku sangat marah dan kecewa kalau dia mendengar apa yang aku lakukan itu.
“Kita kompak in, gausah kita bilang orang tua kita, besok juga lupa tuh Pak Johan,” usul Guntur.
Aku dan teman-teman sepakat dengan usul Guntur.
Dan keesokan harinya aku takut kalau Pak Johan itu mengingat masalah yang kemarin.
Tapi benar kata Guntur, dia tidak mengingatnya lagi, aku juga tidak tahu, apakah Pak Johan lupa atau memang malas mengurusi masalah aku dan teman-temanku, tapi ya sudah lah yang terpenting masalah itu telah selesai.
... ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Masih banyak lagi masalah yang kami hadapi saat kami di sekolah, aku dan Guntur di hukum oleh guru PKN yaitu Bu Wati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Anonymous
😘😘😘😘😘😘😁
2021-03-19
0
Anonymous
😗🤔😗😘😘😘🤗🤗🤗🤗😎😎
2021-03-19
0
Anonymous
bagys banget lanjuut thorrr
2021-03-19
0