Genk Abjad saat dewasa.
Kini mereka mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Astrid dengan pekerjaanya sebagai model majalah dan model sebuah produk kecantikan.
Bara pun sibuk dengan kegiatan latihan di sebuah kamp militer. Setelah lulus D3, Bara melamar menjadi seorang tentara. Awalnya keempat temannya mengira Bara gagal ujian masuk TNI, tapi ternyata fisik Bara sangat tangguh.
Ia lolos test dan kini sedang menempuh pendidikan di AKMIL.
Charlie sibuk dengan pekerjaannya di sebuah perusahaan swasta ternama di Jakarta.
David sibuk dengan kuliah dan pekerjaan sampingannya sebagai tour guide di sebuah tempat wisata di Bali.
Ellea sibuk dengan kuliahnya di fakultas Ekonomi sebuah kampus swasta. Ellea yang digadang-gadang sebagai penerus perusahaan warisan keluarga, mulai sibuk di kantor sebagai karyawan magang.
Kesibukan mereka masing-masing membuat hubungan antar anggota genk Abjad menjadi renggang. Mereka hampir tak pernah bertemu walau hanya sebentar. Namun jarangnya bertemu tidak menumbuhkan ide diantara mereka untuk membubarkan genk Abjad. Mereka tetap mempertahankan genk Abjad meski pun hanya tinggal nama.
\=====
Hingga bertahun-tahun kemudian.
Di meja kerja Ellea nampak berserakan kertas-kertas laporan dari bawahannya yang menunggu ditandatangani olehnya. Ellea terlihat kesal dengan kinerja bawahannya yang menurutnya sangat lamban.
Ellea nampak menatap kosong keluar jendela. Dari tempatnya berada sekarang, di lantai 23, Ellea bisa menikmati pemandangan berupa gedung-gedung pencakar langit yang menjulang dihadapannya, dilatar belakangi langit senja yang merah keemasan. Sungguh pemandangan yang cantik.
Kecantikan juga terpancar dari wajah Ellea. Bentuk wajah bulat telur, hidung kecil, bibir mungil yang senantiasa tersenyum, rambut lurus sebahu, sungguh siapapun tak ada yang bisa menyangkal kecantikannya. Ditambah kaca mata minus yang bertengger manis di wajahnya, membuatnya semakin menawan.
Dengan penampilannya yang rapi, membuatnya terkesan tangguh untuk ukuran seorang wanita.
Ellea melangkah mendekati meja kerjanya, lalu meraih telephon dan mendial nomor tertentu. Tak lama masuklah seorang perempuan yang terlihat membawa setumpuk map di tangannya.
" Maaf Bu, Ibu memanggil saya ?" tanya Reni sang sekretaris dengan sikap santun.
" Iya, apalagi itu Ren...?" tanya Ellea sambil memberi isyarat dengan dagunya pada benda yang dibawa oleh Reni.
" Ehm, ini laporan keuangan bulan lalu yang Ibu minta tadi...," sahut Reni lembut.
" Letakkan di sana aja Ren...," kata Ellea.
Reni membungkuk hormat, lalu berjalan ke arah sofa dan meletakkan map yang dibawanya diatas meja.
" Oh iya Ren, tolong kamu atur waktu buat saya supaya bisa refreshing beberapa hari ya. Saya sangat lelah dan butuh istirahat,mungkin refreshing bisa membuat saya lebih semangat...," kata Ellea sambil memijit pelipisnya.
" Baik Bu, laksanakan...," sahut Reni cepat.
Reni mengerti keinginan atasannya itu. Reni sudah menjadi sekretaris Ellea sejak awal Ellea berkantor. Reni adalah sahabat Ellea di kampus dulu. Tak heran jika hubungan keduanya sangat dekat melebihi atasan dan bawahan.
Ellea sang penggila kerja, hampir tak punya waktu untuk sekedar memanjakan diri di salon. Tuntutan dari keluarganya membuatnya harus bekerja lebih keras. Ellea menanggung beban berat menjaga amanat di pundaknya. Jika tidak, perusahaan yang dirintis oleh kakeknya akan hancur. Ditambah ratusan karyawan yang bergantung di perusahaannya, membuatnya tak bisa main-main dalam bertindak.
" Permisi Bu, saya sudah jadwal ulang beberapa pekerjaan Ibu tiga hari kedepan. Apa ada yang lain Bu...?" tanya Reni dengan santun.
" Makasih. Tolong siapkan perjalanan saya ke Borobudur ya Ren..., " kata Ellea yang duduk sambil memejamkan matanya.
" Baik Bu, ada lagi...?" tanya Reni lagi.
" Jangan ganggu saya selama tiga hari itu...," pinta Ellea.
Reni mengangguk dan segera menyiapkan keperluan Ellea selama tiga hari cuti. Mulai dari tiket pesawat, penginapan dan pengamanan khusus semacam bodyguard untuk Ellea.
\=====
Ellea tiba di penginapan yang dibooking oleh Reni. Tiba-tiba seorang berbadan tegap menghampiri Ellea sambil tersenyum.
" Ibu Ellea...?" tanyanya.
" Iya, saya sendiri. Anda siapa...?" tanya Ellea.
" Saya Bara yang akan mengawal Ibu selama tiga hari berada disini...," sahut Bara ramah.
" Ga usah, ga perlu. Saya ga butuh pengawal, saya bukan Lady Di...," kata Ellea sambil menarik kopernya.
" Tapi saya juga ga bisa nolak perintah atasan saya...," sahut Bara tegas.
" Terserah Anda, itu bukan urusan saya...," kata Ellea sambil melangkah menuju lift hotel tempatnya menginap.
Bara mengikuti Ellea di belakangnya sambil meraih koper Ellea yang telah berhasil direbutnya.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
nizam nizam
itu si elea ga kenal apa ama si bara..
2022-01-20
0