Suatu hari yang terik. Ellea tengah memperbaiki rantai sepedanya di pinggir jalan di bawah pohon akasia. Astrid yang kebetulan baru pulang les melihat Ellea yang sedang kesulitan dan mendekat lalu menyapanya.
" Kenapa sepeda lo, El...?" tanya Astrid ramah.
" Ngapain nanya-nanya, emang mau bantuin ?" jawab Ellea sinis.
" Buset galak amat sih lo El..., gue nanya tuh karna gue care ya sama lo...!" kata Astrid yang tersinggung dengan ucapan Ellea.
" Berisik !" sentak Ellea disusul suara tawa yang menggema.
" Lo tuh ya...," Astrid tak melanjutkan ucapannya saat mendengar suara seseorang yang menertawakannya.
" Ha ha ha..., lucu lo berdua...," kata Charlie yang ternyata sedang duduk di atas pohon akasia itu.
" Apaan sih lo, turun sekarang...!" teriak Ellea marah.
Charlie yang tak pernah melihat Ellea marah pun terkejut dan segera turun dari pohon. Sedangkan Astrid menutup mulutnya dengan telapak tangannya untuk menahan tawanya yang hampir meledak.
Setelah kedua kakinya menapak tanah, Charlie berniat pergi meninggalkan kedua gadis itu. Tapi urung melangkah karena kerah bajunya ditarik oleh Ellea.
" Aduhh, apaan si El..., lepasin ga...!" kata Charlie.
" Enak aja..., mau kemana lo, bantuin gue dulu sini...," kata Ellea sambil mendorong Charlie hingga jongkok dekat sepeda miliknya.
" Males, gue ga bisa...," kata Charlie pelan.
Tapi Ellea dan Astrid kompak membulatkan mata mereka hingga memaksa Charlie bertahan di sana. Saat Charlie masih menggerutu, tiba-tiba Bara berhenti dekat mereka. Kedatangannya yang tak terduga membuat ketiganya kaget bukan main.
" Ya Allah..., kaget Gue...," kata Charlie sambil mengusap dadanya untuk menetralkan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat.
" Heh babon, lo ngagetin gue tau ga...?!" kata Astrid marah.
" Tau nih, kaya gendoruwo aja lo, nongol tiba-tiba. Kalo gue jantungan gimana...?!" tanya Ellea sebal.
Bara terlihat cuek sedang Charlie justru cekikikan melihat kedua temannya tak mendapat respon dari Bara. Namun tawanya terhenti saat Bara menatapnya.
" Apa...?!" kata Charlie, Astrid dan Ellea bersamaan.
Bara nyengir sambil menggaruk kepalanya hingga membuat Charlie, Astrid dan Ellea kesal.
" Sepeda gue tuh rantenya copot, terus...," ucapan Ellea terhenti.
Tiba-tiba Bara mengangkat sepeda Ellea dan membawanya pergi begitu saja. Hal ini tentu saja membuat mereka bingung.
" Wooii babon, gendoruwo...!, mau lo bawa kemana sepedanya si Ellea ?!" tanya Astrid galak sambil melempar ranting kecil yang ada dekat kakinya ke arah Bara.
" Ayo..., ngapain lo bertiga di situ, cari tempat yang enak lah buat benerin ni sepeda...," sahut Bara santai sambil terus melangkah.
Ucapan Bara mengejutkan Charlie, Astrid dan Ellea. Mereka saling tatap sejenak, lalu mulai melangkah mengekori Bara.
Bara membawa sepeda Ellea ke sebuah saung ronda yang terletak dekat rumah pak Rt. Di sana juga ada beberapa penjaja makanan yang sengaja parkir disana mencari pembeli. Kemudian Bara menurunkan sepeda Ellea lalu ia memesan empat gelas es cendol untuknya dan ketiga temannya. Mereka pun duduk di dalam saung sambil minum es cendol pesanan Bara.
Tiba waktunya membayar es cendol, Bara menunjuk kearah Astrid untuk membayar pesanannya tadi.
" Uangnya sama cewek itu ya Bang...," kata Bara menunjuk Astrid.
Sontak Astrid melempar sandalnya ke kepala Bara.
" Kurang ajar lo ya, lo pikir lo tuh siapa? nyuruh gue yang bayar, emang tadi yang nyuruh lo mesen tuh siapa...?!" kata Astrid yang melempar satu sandalnya lagi ke arah Bara saking kesalnya.
Bara memungut sandal Astrid lalu mendekati tukang cendol.
" Nih Bang jaminannya, kalo cewek itu ga mau bayar...," kata Bara sambil meletakkan sandal Astrid di atas gerobak es cendol.
Astrid tambah ngamuk karena sandal yang baru dibelinya digadaikan ke tukang es cendol oleh Bara.
Charlie tak kuat menahan tawanya dari tadi. Ia pun berguling di lantai saung sambil terus tertawa. Sedangkan Ellea melotot ke arah Bara dan Charlie.
" Udah, pada ribut aja lo. Gue yang bayar. Bara, balikin sandal Astrid...!" perintah Ellea pada Bara.
Bara menuruti permintaan Ellea lalu meletakkan sepasang sandal milik AStrid di luar saung. Tak lama kemudian David datang dengan motor bebek milik kakaknya. Ia memesan siomay dan es kelapa muda.
" Bungkus aja Bang," katanya sambil duduk di samping Bara dengan cuek.
" Wooii..., ada orang nih disini. Boro-boro beliin, negor aja kaga...," gerutu Charlie sebal.
" Eehh ada orang..., kirain makhluk halus, makanya gue diem aja...," kata David sambil melengos.
" Nih rasain pitingan makhluk halus...," kata Bara sambil memiting leher David dengan sebelah tangannya yang besar, hingga David pun terbatuk-batuk.
" Rasain lo, sukurin...," kata Astrid dan Ellea bersamaan.
" Mantap, makan tuh pitingan si Babon...," kata Charlie girang.
Mendengar ucapan Charlie membuat Bara menoleh lalu mengejarnya dan meninggalkan David yang masih terbatuk-batuk. Bara terus berlari mengejar Charlie hingga teriakan Charlie membuat suasana siang yang terik itu makin panas.
" Ampuunn Baboonn..., sorry gue ga sengaja...!" kata Charlie sambil terus berlari.
Akhirnya Bara berhenti mengejar Charlie yang menghilang entah kemana.
" Terus sepeda gue gimana...?" tanya Ellea.
Bara menepuk pundak David, memberi kode pada David agar memperbaiki sepeda Ellea.
" Gue ?, ogah...," kata David lalu meninggalkan saung dengan motornya setelah membayar pesanannya tadi.
Bara menghela nafas lalu mendekati sepeda Ellea. Tak lama kemudian Bara menyerahkan sepeda Ellea yang sudah selesai diperbaiki. Setelahnya Bara pergi begitu saja. Ellea dan Astrid nampak menggelengkan kepalanya karena maklum akan tingkah ajaib tiga sahabatnya itu.
Ellea pun bersiap mengayuh sepedanya lalu menawarkan diri mengantar Astrid pulang. Astrid pun setuju lalu keduanya meninggalkan saung itu dengan perasaan kesal.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
🥀princes_novel❤️🥀
ya Allah Thor ngakak aku a🤣🤣🤣
ada2 aja mrka tuh tapi kok bisa temanan🤣🤣🤣apa lgi si bara memng diem tpi skli brtingkah lucu x🤣🤣🤣
2023-07-29
1
Dark Black
😂😂😂
dari awal baca pengen banget ketawa 😂😂
2022-06-18
0