Lima remaja absurd itu masih duduk di dekat kebun nangka pak Somad hingga menjelang Maghrib. Setelah lelah tertawa mereka memutuskan pulang ke rumah masing-masing. Kebetulan mereka pulang ke arah yang sama, jadilah mereka berjalan bersama dengan Ellea yang menuntun sepedanya.
\=====
Acara Perayaan HUT RI berlangsung meriah. Kelima orang remaja yang telah saling mengenal secara kebetulan itu juga ikut hadir mengisi acara.
Saat pementasan drama, ternyata Bara tampil sebagai salah seorang tentara pribumi yang berpenampilan sangar sesuai dengan pembawaannya. Bara memakai celana pangsi warna merah terang, kaos hitam yang melekat erat dibadannya, peci yang kekecilan, serta golok dipinggangnya yang selalu dibawa kemana-mana.
Saat Bara tampil, tak sedikit orang yang menertawakan penampilannya. Termasuk empat remaja yang baru kemarin dikenalnya. Bukannya marah, Bara malah bersikap cuek dan sesekali membetulkan letak pecinya yang kekecilan itu.
" Ha ha ha..., Bara, Bara, peci aja nolak lo pake...!" seru Charlie.
" Bajunya yang kesempitan, atau orangnya yang super jumbo...," kata David tertawa.
Tampilan Bara meskipun tak mengeluarkan banyak dialog, sangat menghibur penonton.
Malam itu acara berjalan sukses. Tapi sejak malam itu juga sosok Bara makin terkenal. Di sudut manapun di kampung itu, Bara dikenal sebagai si tentara pribumi. Dia pun seringkali di sapa orang dengan panggilan bermacam-macam. Bara yang jarang bicara hanya merespon sapaan orang dengan senyum.
\=====
Saat masa pendaftaran siswa baru.
Kelima remaja yang kebetulan sama-sama duduk di kelas 3 SMP pun mulai sibuk mencari SLTA favorit untuk melanjutkan pendidikan.
Astrid yang cantik memilih SMA Swasta untuk melanjutkan pendidikannya, karena nilainya yang tak cukup untuk masuk SMA Negri di kota itu.
Bara memilih Sekolah Teknik dan diterima di sebuah STM Negri walau dengan nilai pas-pasan.
Charlie si flamboyan, masuk ke sebuah SMA Negri favorit di kota itu.
David si pandai, karena phobianya pada wanita membuatnya memilih sebuah STM Negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Dan ia diterima tanpa harus mengikuti test masuk, karena nilainya yang tinggi.
Ellea si kutu buku, dengan sifatnya yang introvert lebih memilih masuk SMEA Swasta, meskipun nilainya sangat mencukupi untuk masuk sekolah negeri, tapi Ellea sengaja memilih sekolah yang dekat dari rumahnya.
Karena sekolah negeri kebanyakan letaknya sangat jauh dari rumah.
Mereka kerap bertemu saat berangkat sekolah di halte depan pemukiman mereka.
Tapi pertemuan mereka hanya menimbulkan kerusuhan. Entah lah, ada saja yang membuat mereka ribut. Seperti pagi ini.
" Awas..., awas..., si cantik mau duduk...," kata Astrid dengan cueknya, membelah kepadatan orang yang tengah menunggu bus kota di halte.
" Hueek..., mau muntah gue...," sahut David sambil bertingkah seolah-olah ingin muntah.
" Heh\, s*t*n lo...\, pagi-pagi ngajak ribut lo...!" teriak Astrid sambil menarik rambut David keras hingga berapa helai rambutnya rontok.
" Wooii...sakit ondel-ondel...!" jerit David sambil berusaha menarik tangan Astrid dari rambutnya.
Beberap orang berhasil memisahkan mereka berdua. Astrid mundur dengan wajah tak bersahabat. Setelahnya Astrid pun naik angkot yang kebetulan melintas dan meninggalkan David di halte begitu saja.
Tak lama kemudian Charlie tiba dan langsung menertawakan David.
" Ha ha ha, kenapa muka lo, abis dikerubutin tawon ya...?" tanya Charlie senang.
" Kampret lo, seneng lo ngeliat gue kaya gini?, temen lo tuh si ondel-ondel yang bikin gue kaya gini. Liat aja ntar, gue bakal bales tuh anak...!" jawab David emosi.
Mendengar ucapan David membuat Charlie tertawa. Tak lama kemudian David naik ke dalam bus yang melintas menuju ke sekolahnya dan meninggalkan Charlie yang masih tertawa.
Tawa Charlie terhenti saat melihat Ellea yang sedang mengayuh sepedanya dengan santai menuju sekolah yang memang tak jauh letaknya dari rumah.
" Eh Ellea, ngayuh neng, kaya tukang becak aja...," gurau Charlie.
Ellea tak menjawab sapaan Charlie. Ia melengos sambil melempari Charlie dengan kardus bekas susu formula yang memang sengaja disiapkannya dari rumah untuk memberi 'pelajaran' kepada Charlie yang kerap mengejeknya.
Charlie yang biasanya mendapat respon yang ramah dari teman wanitanya pun terkejut dan marah. Ia tak terima dengan sikap Ellea.
" Wooii stress lo ya, disapa baik-baik malah kaya gini. Ambil balik ga, lo kira gue tong sampah...?!" kata Charlie marah.
Tapi Ellea terlihat cuek dan terus mengayuh sepedanya hingga membuat Charlie makin meradang. Tiba-tiba Bara lewat di depan Charlie sambil buang gas, yang suara dan baunya bisa membuat orang pingsan.
" Ini lagi si babon, pake kentut sembarangan, wooiii... !" teriak Charlie sambil memaki Bara yang berjalan menjauh.
Sikap Charlie yang masih memaki, padahal Ellea dan Bara sudah tak ada di depannya, membuat orang disekitarnya ikut tertawa sambil geleng-geleng kepala.
Para pengguna halte sudah hapal tingkah kelima orang remaja itu tiap harinya. Mereka juga heran mengapa kelima remaja itu selalu ribut. Anehnya tak ada satu pun dari mereka berlima yang mengalah mencari jalan lain untuk menghindari pertengkaran. Mereka berlima juga seolah menganggap pertengkaran mereka adalah suplemen khusus, yang harus mereka konsumsi tiap pagi sebelum memulai aktifitas mereka.
Sambil menggerutu Charlie pun melempar kardus susu formula yang dilempar Ellea tadi ke tong sampah sebelum berlalu.
" Huh..., bikin mood gue jelek aja sih, Tenang Charlie..., sabarrr..., senyum, jangan emosi, ga baik buat aura wajah tampan lo...," kata Charlie bermonolog sambil menghela nafas panjang.
Charlie tersenyum saat bus yang ditunggunya sejak tadi terlihat menepi. Bergegas Charlie naik ke dalam bus dan segera merubah mimik wajahnya yang kesal jadi full smile saat melihat cewek cantik teman sekelasnya ada di bus yang sama.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
🥀princes_novel❤️🥀
🤣🤣🤣ya ampun Thor pertemanan yg unik skli walaupn aneh tpi bkin smua org trtwa dg tingkah mereka😅😅😅
2023-07-29
1