"Siapa nama dokter tadi ya" gumam Alwi sendiri setelah Mama Ani keluar.
"Semoga jodoh Ku."
Tak lama keluar Mama Ani kembali lagi ke ruangan dengan membawa paper bag.
"Bawa apa Ma." tanya Alwi.
"Ini, di kasih Dokter Mentari tadi." Mama duduk di sofa membuka paper bag yang dibawanya tadi.
"Dokter Mentari siapa Ma." Alwi heran sejak kapan Mamanya mengenal dokter di sini.
"Wauu.. enak nih kayaknya." ucap Mama melihat satu kardus cake yang diberi oleh Dokter Mentari di kantin tadi.
"Apa Ma." Andre bersandar di ranjang tempat tidurnya sambil penasaran bawaan yang dibuka oleh Mamanya.
"Ini cake, enak kayaknya. Tapi Kamu nggak boleh makan dulu. Mama aja." Mama Ani langsung memasukkan ke mulutnya satu potong cake yang terlihat lezat itu.
"Yang ngasih dokter Mentari, siapa dia Ma."
"Dokter yang yang operasi kamu." Alwi kaget mendengar ucapan Mama.
"Yang tadi pagi ke sini." Alwi menampakkan muka kepo.
"Iya, kenapa sih Kamu. Naksir ya." kelakar Mama.
"Mama apaan. Kenal juga belum namanya aja baru tahu."
"Kamu itu mau punya istri kapan, namanya kan ada di bajunya gimana sih Kamu itu." ledek Mama.
"Hehehehe... nggak lihat Ma."
"Kamu itu lihatnya mukanya aja, namanya nggak kenal."
"Mama ini bisa aja." Alwi merasa malu.
"Mama Kok bisa dikasih kayak tadi sama Dokter Mentari."
"Tadi, Mama kan ke kantin mau cari roti eh tahunya lagi kosong terus ada dokter Mentari, ngobrol deh sebentar sama Mama terus malah cake nya dikasihkan ke Mama."
"Baik Dia ya Ma."
"Iya, kayaknya juga masih sendiri Dia."
"Mama kayak tau aja."
"Iya soalnya Dia tadi cuma sama temennya cewek kalau dia punya pasangan pasti kan sama pacarnya."
" Ya siapa tahu pacarnya di luar Ma, Kan dia di sini kerja."
"Ya nggak taj juga Mama. Kalau Mama suka sama Dia sopan, cantik, berjilbab lagi solehah Insya Allah."
Alwi tersenyum mendengar pujian mamanya untuk dokter Mentari.
######
Dokter Mentari sedang di ruangannya dan membaca beberapa data pasien yang ditanganinya. Tiba-tiba Dia teringat dengan Mama Ani di kantin tadi.
Dia sedikit ngobrol tadi dengan Mama Ani yang menceritakan bahwa dirinya seorang single parent dan kini tinggal hanya dengan Alwi semenjak suaminya meninggal dunia sedangkan anak perempuannya sudah ikut dengan suaminya di luar kota.
"Sungguh beruntung ya aku masih punya dua orang tua yang lengkap." gumam Dokter Mentari.
"Kenapa Dok." suster yang ada di sana pun merasa seperti diajak bicara.
" Nggak apa-apa sus hanya bicara sendiri saja." Suster itu pun hanya menganggukkan kepala.
"Jangan sering bicara sendiri Dok bahaya."
"Suster bisa aja." Dokter Mentari kembali membaca beberapa data pasien yang ditanganinya.
Saat Dokter Mentari membuka data dan di situ tertera nama IPTU Alwi Raharja.
"Dia berpangkat sepertinya." Dokter Mentari membaca biodatanya.
"Usianya sudah cukup matang, tapi belum berkeluarga."
"Siapa Dok." Suster itu nimbrung lagi.
"Ah, Suster mau tau aja." dokter Mentari hanya tersenyum kepada Suster itu.
"Pak polisi itu ya Dok. Dia memandang Dokter terus lho semenjak masuk ruangan tadi."
Dokter Mentari berhenti membaca dan mencoba memahami perkataan suster tadi.
"Maksud Suster."
" Iya tadi waktu dokter masuk ruangan saat memeriksa Pak Alwi. Saat dokter Masuk dari pintu dia sudah memandang dokter."
" Mungkin perasaan suster aja." Mentari melanjutkan membaca kertas yang ada di depannya.
" Bukan Dok saya itu lihat sendiri."
"Sudah ah, gibah Kamu."
" Beneran Dok."
"Sudah ah Sus Saya mau salat dulu."
"Iya Dok."
Mentari meninggalkan ruangannya dan menuju masjid yang ada di rumah sakit tersebut.
Saat berjalan menuju masjid tak sengaja berpapasan lagi dengan Mama Ani yang sama-sama ingin ke masjid.
"Tante."
"Eh ketemu lagi Dokter Mentari mau ke masjid juga."
"Iya Tante, mari sama Saya."
"Iya Dok."
Mama Ani berjalan bersama dengan dokter Mentari menuju masjid untuk melaksanakan salat Dhuhur.
Selesai melaksanakan salat Dhuhur Mama Ani dan dokter Mentari sedang duduk di serambi.
"Dokter tidak sibuk."
"Nanti Tante jadwal operasi ini mau makan siang dulu. Mari makan siang bersama saya tante."
" Wah jadi merepotkan saya enggak enak sama Dokter."
" Nggak papa Tante sekalian Temenin saya."
"Baiklah."
" Mari Tante kita ke kantin saja."
Sesampainya di kantin Dokter Mentari memesankan dua menu untuk dirinya dan Mama Ani. sambil menunggu pesanan datang mereka ngobrol santai.
"Maaf saya boleh tanya dokter."
"Iya silahkan Tante mau tanya apa."
"Dokter sudah punya pasangan."
"Hehehehe... pasangan apa ya Tante." dokter Mentari berlagak tidak memahaminya.
"Pasangan ya seperti muda-mudi lainnya pacar atau tunangan atau bahkan suami."
" Memang kelihatannya Saya sudah punya pasangan ya Tante hehehe." canda dokter Mentari.
"Masa dokter cantik pintar seperti dokter Mentari belum punya pasangan."
"Bagaimana saya punya pasangan Tante setiap hari aja sibuk bekerja sampai sore belum lagi nanti kalau ada panggilan operasi mendadak harus siap sebagai Dokter Tante."
Kemudian datanglah pesanan makan siang mereka.
"Silahkan makan dulu tante kita lanjutin ngobrolnya nanti."
"Iya baik."
Mereka menikmati makan siang bersama. Setelah selesai makan siang mereka memutuskan untuk kembali ke ruangan karena dokter Mentari juga segera akan ada jadwal operasi.
"Makasih ya Dokter makan siangnya."
"Sama - sama. Tante Jaga kesehatan jangan sampai sakit nungguin Pak Alwi."
"Iya Dok makasih banyak. Tante nungguin sampai sore aja kok nanti kalau malam gantian dengan Aldo temannya Alwi."
"Baik kalau begitu saya permisi dulu ya Tante harus ada jadwal operasi Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam, makasih Dokter."
Dokter Mentari dan Mama Ani berpisah ke ruangan masing-masing.
Sesampainya di ruangan dokter Mentari segera meminta suster untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk operasi siang itu.
Sedangkan Mama Ani kembali ke ruangan dan membantu Alwi untuk melaksanakan salat Dhuhur.
"Mama lama banget kemana."
" Tebak coba Mama dari mana."
"Makan siang."
"Iya makan siangnya Betul. Tapi coba tebak Mama habis makan siang sama siapa."
"Sama siapa memangnya Mama punya kenalan di rumah sakit ini."
" Baru aja kenal dan sudah akrab."
"Siapa Ma bikin penasaran aja nih mama."
"Hahaha... kamu pasti kaget kalau mama kasih tahu habis makan siang sama siapa."
"Siapa sih Ma."
"Dokter Mentari."
"Ha..... Mama sama Dokter itu lagi." Alwi hanya melongo sedangkan Mama Ani tersenyum gembira.
######
jangan lupa dukungannya ya dan selalu nantikan cerita selanjutnya 😊😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
mama ani gercep....
2022-04-20
0
Neng Win
visualnya
2021-06-18
1
Dwisya12Aurizra
si mama lg PDKT ama calon mantu 😃
2021-06-14
1