Dua minggu telah berlalu kanaya sudah berada di sebuah ruangan untuk bersiap, hiruk pikuk suasana ramai memenuhi ruangan itu ada yang sedang sibuk memilih pakaian yang sesuai dengan perhiasan yang akan di perlihatkan ke tamu yang hadir.
Suara musik pun sudah mulai terdengar kak nesya memeriksa kembali apa semua nya sudah sempurna, “Kamu sangat cantik, semangat oke kini giliran mu.”
Kanaya menarik nafasnya untuk menghilangkan gugup, lalu kemudian dia berbaris di belakang yang lain menunggu giliran, satu persatu para model melangkahkan kaki nya di lantai catwalk seraya memperlihatkan perhiasan yang sedang di gunakan pada tetamu yang sudah duduk rapi di kursi masing-masing.
Kini tiba lah giliran kanaya dia berjalan begitu percaya diri, kaki nya yang jenjang melangkah begitu indah seraya berpose memperlihatkan kalung yang dia kenakan.
Sejujurnya kanaya kaget saat mengetahui jika ternyata acara ini di selenggarakan oleh keluarga mackenzie, awalnya dia sempat ragu tetapi karena dia pekerja yang profesional jadi dia menampilkan wajah yang biasa, dia tidak mau jika masalah pribadi sampai mengganggu nya.
Setelah acara sudah selesai kanaya dan nesya memilih langsung kembali ke rumah karena tubuh nya sangat lelah, mereka berdua berjalan keluar gedung menuju ke tempat parkir di saat kanaya hendak masuk ke dalam mobil namun ada seseorang yang memanggil nama nya.
Merasa di panggil kanaya menoleh, tetapi alangkah terkejutnya saat dia menyadari siapa orang yang ada di hadapan nya kini, walaupun banyak sekali perubahan pada wajah keduanya tetapi kanaya masih ingat betul siapa mereka.
"Benar Pa dia kanaya kita," ujar tante jia, tante nya begitu bahagia dapat melihat gadis kecil nya kembali hingga membuat mata nya berkaca-kaca, kini dia dapat melihat secara langsung wajah keponakan nya, sedangkan Om denilson hanya diam terpaku di belakang tante jia.
Tante jia hendak memegang tangan kanaya namun dia segera menghindari, "Maaf tuan nyonya, saya sedang ada urusan saya permisi,” kanaya bergegas masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan panggilan mereka berdua kanaya meminta nesya untuk segera meninggalkan tempat itu.
Tante jia lie dan om denilson terus mengejar dan memanggil berharap gadis itu kembali tetapi kenyataan nya kanaya semakin menjauh dari mereka, tante jia hanya menangis memeluk suami nya sedangkan om denilson hanya diam tanpa bersuara.
Di dalam mobil kanaya begitu murung terlihat sesekali dia menghapus air mata nya, nafasnya terasa sesak di saat dia melihat Om dan tante nya tadi, walaupun dulu dia masih sangat kecil tetapi ingatan akan wajah keduanya masih jelas di dalam ingatan kanaya.
Nesya yang menyadari jika kanaya sedang tidak baik-baik saja memilih untuk bertanya walaupun dia sangat tahu jika kanaya sangat jarang sekali bercerita tentang masalahnya.
"Apa kamu baik-baik saja kanaya? kamu sakit?" tanya nesya.
"Aku baik-baik saja kak, kakak tidak perlu khawatir,” sahut kanaya sambil tersenyum tetapi nampak jelas ada kesedihan di sana.
Selalu saja memendam semuanya sendiri, Batin nesya.
"Kanaya, kamu sudah aku anggap sebagai adik ku sendiri, jadi jika ada sesuatu yang mengganggumu jangan sungkan untuk memberitahu ku," ujar nesya.
"Iya kak, aku baik-baik saja,” ucap kanaya bersikeras.
Namun walaupun dia mengatakan kalau dia baik-baik saja, tapi dari raut wajah nya nampak sekali kalau dia tidak baik-baik saja.
Nesya mengambil tissue di dalam tas nya kemudian memberikannya ke kanaya, “Kalau kamu memang baik, hapus air mata mu!” kanaya mengambil tissue itu dari tangan nesya lalu dia mengusap air mata nya.
Walaupun pandangan dari dalam mobil tidak begitu jelas, tapi aku sangat yakin kalau mereka berdua itu yang mengadakan pameran tadi, bagaimana mereka bisa kenal dengan kanaya? Apa kanaya memiliki hubungan dengan mereka? Batin nesya
...°°°°°°
...
EARTHSHINE GROUP.
Zayn terlihat begitu fokus dia membolak-balik kertas di dalam map dan membaca nya dengan teliti beberapa berkas yang harus di tanda tangani.
Tok...tok...
"Masuk!" perintah zayn.
Joe membuka pintu ruangan itu kemudian masuk lalu menghampiri atasan nya itu.
"Ada apa joe?" tanya zayn tanpa memalingkan pandangan dari berkas di depan nya.
"Ini zayn ada berkas yang harus lu tanda tangani lagi," ucap joe seraya memberikan map itu.
"Lalu apa yang ada di tangan lu?" tanya zayn melirik sebuah paket yang di pegang oleh joe.
"Oh tidak tau, tadi della bilang ada paket buat gue tapi gue merasa tidak beli apapun," Jawabnya.
"Ya sudah, sekarang sudah waktunya istirahat" Ucap zayn melirik jam di tangan nya.
"Bisa tolong pesankan gue makanan joe, masih banyak berkas yang harus gue bereskan," Pinta zayn.
"Siap."
Joe memesan makanan ke OB melalui sambungan telepon, sambil menunggu makanan dia duduk di kursi kerja nya yang berada dalan satu ruangan dengan zayn, setelah mengambil gunting joe membuka bungkus paket itu.
Lah ini kan jas nya zayn, kenapa di kirim atas nama gue? Batin joe.
"Zayn ini punya lu kan?" tanya joe, merasa di panggil zayn hanya menengok sebentar dan menganggukkan kepalanya.
"Gue sangka bakal di buang sama dia, tapi kenapa di kirim pakai nama gue bukan nama lu? lalu dari mana dia tau alamat kantor ini dan nama lengkap gue? apa dia seorang stalker?” banyak sekali pertanyaan yang keluar dari mulut joe.
"Entah, tapi wanita itu terlalu bodoh jika sampai menstalker seorang joe,” ketus zayn.
“ Asal lu tahu, walaupun gue hanya seorang sekretaris tapi gue ini sangat mempesona!” kesal Joe kemudian dia menggantung jas milik zayn tapi selembar kartu nama yang terselip di kemeja itu jatuh ke bawah.
"Oh dari kartu nama gue, tapi kenapa bisa kartu nama gue ada di jas lu?” tanya joe bingung sebab dia tidak pernah memberikan nya kepada zayn.
"Gue yang ambil kemarin, hanya sekedar berjaga-jaga takut ada yang meminta nomer gue lagi,” jawab zayn dengan memperlihatkan wajah datar seperti biasa.
"Kurang ajar lu, kalau tiba-tiba ada yang hubungin gue terus buat pacar gue ngamuk, siapa yang mau tanggung?" Kesal joe.
"Memang lu ada pacar? Bukannya lu sudah di putusin sama mita kemarin?" ejek zayn.
Joe melempar bantal sofa ke arah zayn, dia sangat kesal melihat wajah datar tanpa ekspresi saat mengejeknya itu.
Entah joe juga bingung dengan raut wajah bosnya itu, sejak pertama kali kenal dengan zayn sewaktu SMA, dia tidak pernah melihat zayn tertawa karena sikapnya terkesan dingin bahkan setiap teman-temannya membuat lelucon dia selalu memasang wajah tanpa ekspresi, hingga teman sekelas sampai memanggil nya dengan sebutan ice man lalu yang membuat joe semakin heran kenapa banyak sekali para gadis yang tergila-gila dengan nya.
Tok...tok...
"Masuk!" Ucap zayn.
Ternyata yang datang adalah seorang OB yang membawakan pesanan mereka, setelah selesai meletakan makanan nya di meja pekerja itu langsung keluar dari ruangan.
Setelah menyusun beberapa berkas yang sudah dia tanda tangani semua, zayn dan joe menyantap makan siang dengan lahap sebab mereka sudah sangat kelaparan sehabis memeriksa berkas yang menumpuk.
Selepas mereka menghabiskan makanan nya, zayn dan juga joe melanjutkan pekerjaannya masing-masing sampai jam kerja selesai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
luluk
lanjut
2020-10-17
1
Rini Widyaningsih
Lanjut Thor
2020-07-25
3