"Sepertinya mas Firman sudah salah mengartikan kebaikanku selama ini. Aku memang mengagumi mas Firman sebagai sosok laki-laki yang baik. Aku nyaman ketika berada didekat mas Firman. Dengan adanya mas Firman,aku merasa memiliki seorang kakak tapi aku tidak pernah berpikir kalau hubungan kita akan berlanjut pada hubungan sepasang kekasih. Aku lebih nyaman menganggap mas Firman sebagai kakakku" Nesa berusaha jujur mengatakan perasaannya pada Firman. Kalimatnya seolah bermakna penolakan secara halus
Firman tertegun mendengarnya. Dadanya terasa sesak seakan ada batu besar yang tengah menindih tubuhnya. Dia tidak percaya jika wanita yang manjadi penyemangatnya dan diharapkan akan menjadi pasangan hidupnya tidak memiliki perasaan yang sama kepadanya. Selama ini Nesa begitu peduli dan perhatian hingga membuat Firman berpikir jika Nesa juga memiliki perasaan cinta yang sama. Tapi kenyataannya cinta Firman hanya bertepuk sebelah tangan. Tidak bisa dia pungkiri jika saat ini Firman telah kecewa.
"Maaf aku sudah lancang mengatakan perasaanku. Aku begitu bodoh mengharapkan kamu memikiki perasaan yang sama terhadapku" Ujar Firman menyesali perbuatannya
"Tidak mas. Tidak ada yang salah dengan orang yang sedang jatuh cinta karena cinta tidak bisa direncanakan kapan datangnya. Cinga datang begitu saja pada hati siapapun. Aku yang harusnya minta maaf karena sudah membuatmu kecewa" Nesa menanggapi sambil meminta maaf pada Firman
Dada Firman kembali sesak. Kalimat Nesa yang terdengar indah,justru sangat menusuk di hatinya. Firman memalingkan wajahnya dari Nesa,seakan ingin menutupi kekecewaannya.
"Ya sudah kita lupakan saja pertemuan kita hari ini. Anggap saja aku tidak pernah mengatakan apapun kepadamu" Ujar Firman akhirnya. Firman berusaha tersenyum agar terlihat baik-baik saja
"Apa setelah ini mas Firman akan membenciku?" Tanya Nesa
"Mana mungkin aku membenci orang yang sudah menyelamatkan hidupku" Ucap Firman dengan kalimat ambigu
"Maksud mas Firman...?" Tanya Nesa penasaran
"Waktu aku kehilangan ibuku aku hampir saja ingin mati Nesa! Tapi kamu datang memberiku semangat baru hingga aku lupa akan segala kesulitan dalam hidupku" Tanpa sadar Firman membelai lembut pipi Nesa
"Aku melakukan apa yang harus dilakukan seorang adik kepada kakaknya" Balas Nesa
Setelah itu Nesa memejamkan matanya sekilas seolah menikmati belaian tangan Firman.
Suasana yang tercipta membuat mereka saling tatap. Mereka hanyut pada pikiran mereka masing-masing. Tanpa sadar wajah mereka semakin dekat dan hanya menyisakan jarak beberapa cm saja. Dan entah kenapa Nesa kembali memejamkan matanya hingga membuat pikiran Firman berprasangka lain. Firman ingin mencium bibir Nesa tapi sejurus kemudian dia tersadar jika Nesa tidak memiliki perasaan yang sama kepadanya. Firman takut jika Nesa akan marah. Akhirnya Firman memberikan kecupan saja di kening Nesa.
Cupp...
Sesaat setelahnya,Nesa membuka mata sambil tersipu malu. Firman yang terlihat salah tingkah,membalas senyum Nesa sambil mengulum bibirnya. Mereka kembali saling tatap dalam waktu yang cukup lama hingga suasana menjadi hening untuk beberapa saat.
"Besok pesawatku akan berangkat jam 9 pagi" Ucap Nesa berusaha menetralkan suasana
"Aku akan menjemput dan mengantarmu ke bandara" Balas Firman kemudian
"Baiklah" Kata Nesa senang
Nesa merasa lega karena Firman menerima keputusannya dengan lapang dada. Firman tidak merubah sikapnya. Nesa merasa benar-benar merasakan kasih sayang seorang kakak.
...----------------...
Pagi sudah tiba. Nesa bersiap untuk pulang. Nesa megemasi barang-barangnya,memasukkan satu persatu bajunya ke dalam koper. Hari ini penampilan Nesa terlihat agak berbeda dari biasanya. Jika biasanya Nesa berpenampilan feminin,kali ini Nesa mengenakan celana jeans navy dan atasan kaos berwarna hitam. Membuat kulitnya yang sudah putih terlihat semakin putih. Rambutnya diikat tinggi hingga memperlihatkan lehernya yang mulus membuat Nesa terlihat semakin mempesona.
Nesa memakai heelsnya sambil melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Tiba-tiba bunyi klakson mobil mengagetkan pendengarannya. Nesa mengintip dari jendela dan melihat mobil Firman sudah terparkir di halaman depan tempat tinggalnya. Nesa buru-buru keluar dengan membawa koper dan tas kecilnya,lalu masuk ke dalam mobil.
"Apa tidak ada yang ketinggalan?" Tanya Firman
"Sepertinya tidak ada" Jawab Nesa sambil memeriksa kembali isi tasnya
"Kita berangkat sekarang?" Tanya Firman lagi
"Iya mas" Kata Nesa
Sepanjang perjalanan,Firman terlihat curi-curi pandang pada Nesa. Nesa yang mengetahuinya kemudian memandang Firman balik.
"Kalau mas Firman memandangiku terus,nanti mobil mas Firman bisa menabrak" Seloroh Nesa sambil tertawa kecil
"Penampilan kamu hari ini membuatku tak bisa berpaling" Ucap Firman membalas gurauan Nesa
"Kamu cantik sekali Nesa" Firman memuji
Nesa menjadi salah tingkah dibuatnya. Dia menundukkan wajahnya karena malu.
"Apa setelah ini kamu akan melupakanku?" Tanya Firman tiba-tiba. Wajahnya berubah menjadi sendu
Nesa menggeleng cepat.
"Aku tidak akan melupakan mas Firman. Mas Firman akan terus menjadi kakakku. Aku akan sering-sering menghubungi mas Firman dan mas Firman bisa datang kapan saja ke Jakarta untuk mengunjungiku" Ucap Nesa meyakinkan Firman
"Benarkah?" Tanya Firman memastikan ucapan Nesa
"Tentu saja. Apa mas Firman tidak percaya padaku?" Tanya Nesa sambil berpura-pura kesal
"Baiklah aku percaya" Ucap Firman akhirnya
Tak terasa mereka sudah sampai di Bandara. Setelah melalui semua prosedur pemberangkatan,Nesa berjalan kearah Firman yang masih setia menunggunya. Mereka duduk berdampingan dan saling tatap dengan raut wajah yang sulit dibaca.
Nesa menunduk dan menggenggam tangan Firman erat seolah dia berat meninggalkan Firman. Tiba-tiba saja matanya sudah basah,membuat Firman terkejut melihatnya.
"Kenapa menangis? ini hanya perpisahan sementara" Firman menenangkan Nesa sambil mengusap pipinya yang basah
"Mas Firman harus berjanji,setelah ini mas Firman tidak akan sedih" Ucap Nesa dengan wajah sendu
Firman mengangguk dan berusaha tersenyum untuk menguatkan hatinya,tapi sebenarnya dia sedang rapuh. Dia juga sedih melepas Nesa pergi. Firman tidak tahu nasibnya akan seperti apa setelah ini.
Tak lama kemudian Nesa melepaskan genggamannya dari tangan Firman. Nesa harus pergi karena pesawatnya sebentar lagi akan take off. Nesa melangkahkan kakinya dengan pelan meninggalkan Firman disana tapi kemudian dia berhenti dan berlari ke belakang menghampiri Firman lagi. Nesa tertegun sebentar sebelum akhirnya dia mencium pipi Firman sambil tersenyum.
Firman tercengang mendapat ciuman dari Nesa yang tiba-tiba. Tapi seketika dia teringat akan sesuatu. Firman berlari mengejar Nesa yang sudah hampir masuk ke dalam badan pesawat.
"Nesa..." Panggil Firman dengan setengah berteriak
Nesa menoleh.
Firman mengambil kotak kecil yang dia simpan disaku celananya. Nesa menerimanya tanpa sempat mengatakan apa-apa karena pesawatnya akan segera berangkat. Nesa melambaikan tangannya sambil tersenyum. Firman membalas lambaian tangan Nesa dan ikut tersenyum. Mau tidak mau Firman harus berpisah dengan Nesa. Entah berpisah selamanya atau hanya sementara waktu.
Flashback off
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments