...||•🥀Happy Reading🥀•||...
..._____...
“Kakak mau ke mana?” tanya Zishu yang baru saja datang dari kamar nyonya Jia Lee. Matanya menatap heran ke arah Chen yang sedang sibuk memakai jas abu-abu, melapisi kemeja putihnya.
“Setengah jam lagi ada pertemuan penting, jadi kakak harus pergi sekarang!” jawab Chen sembari merapikan jasnya yang sudah melekat di tubuh kekarnya.
“Benarkah?” tanya Zia lagi dengan penuh selidik dan tidak percaya.
“Iya benar, Zishu! Ini pertemuan bisnis, jadi kamu jangan berpikiran aneh-aneh deh,” celetuk Chen yang tahu betul arah pikiran Zishu.
“Fuufft siapa tahu kan pikiranku ini benar! Bilangnya pertemuan bisnis, eh tau-taunya pertemuan rahasia dengan kakak iparku.” seperti yang di perkirakan Chen, Zishu pasti memikirkan itu.
“Ini beneran pertemuan bisnis pentingggg, Zishu!” seru Chen merasa geregetan dengan nona sekaligus adik angkat.
“Hahaha baiklah, aku percaya kak!” Zishu tertawa lepas melihat betapa geregetannya Chen padanya.
“Ya sudah, kakak pergi sekarang! Kopermu sudah di letakkan di dalam kamarmu,” pamit Chen yang tidak ingin melanjutkan pembahasan itu lagi. Selain itu ia memang sudah harus pergi sekarang.
“Oke semangat pertemuan bisnisnya kak! Nanti lebih semangat lagi kalau melakukan pertemuan dengan calon kakak ipar masa depanku,” Zishu memberi semangat pada Chen bersamaan dengan sedikit menggodanya dan memberikan kedipan nakal matanya.
Bola mata Chen memutar saat melihat kedipan nakal dan ucapan Zishu. Chen langsung pergi tanpa membalas ucapan Zishu tadi. Zishu tertawa kecil mengingat raut wajah Chen tadi.
“Kakak Chen tadi benar-benar lucu hihihi” gumam Zishu tertawa kecil.
“Nona muda!” panggil seorang pelayan yang baru saja menghampirinya.
“Ada apa?” tanya Zishu ramah pada pelayan itu. Tawanya sudah berhenti dan berganti dengan senyuman manisnya.
“Apa nona muda menginginkan sesuatu?” tanya pelayan itu dengan sedikit menundukkan kepalanya.
“Kebetulan sekali aku sedang haus. Tolong siapkan jus anggur dan beberapa camilan untukku, bawa ke kamarku!” perintah Zishu tetap bernada ramah.
“Apa ada lagi nona?” tanya pelayan itu memastikan lagi.
“Oh satu hal lagi! Tolong tegakkan kepalamu kalau sedang berbicara denganku, mengerti!?” Zishu memang tidak suka jika ada yang berbicara padanya tapi menundukkan kepalanya.
“Mengerti nona!” sahut pelayan itu memberanikan diri menegakkan kepalanya.
“Kamu boleh pergi sekarang!” perintah Zishu
“Baik nona!” pelayan itu menundukkan kepalanya lagi tapi hanya sebentar. Setelah itu barulah berjalan pergi menuju ke arah ruang dapur untuk menyiapkan apa yang di minta Zishu.
Seperginya pelayan tadi dari hadapannya, Zishu melangkahkan kakinya ke lantai dua di mana terdapat kamarnya. Ia menaiki satu-persatu anak tangga yang akan membawanya ke sana. Di setiap langkahnya, tatapan matanya menelusuri lebih detail setiap sudut mansion yang dapat di lihatnya dengan jelas dari tangga. Para pelayan yang sedang berlalu lalang mengerjakan tugasnya masing-masing pun dapat di lihatnya. Setiap sudut mansion yang di telusurinya, memori kenangan demi kenangan bersama orang tuanya terlintas di pikiran Zishu. Setiap sudut mansion ini memiliki kenangannya masing-masing. Zishu merindukan kebersamaannya bersama orang tuanya.
“Papa, Mama, aku merindukan kalian!” gumam Zishu sebelum akhirnya melanjutkan berjalan menaiki anak tangga.
Tidak berapa lama, ia sudah berhasil mencapai lantai dua mansion keluarganya dan segera menuju kamar miliknya. Sesampainya di kamar miliknya yang sudah 3 tahun tidak di tempatinya, Zishu langsung berjalan masuk. Tidak ada yang berubah dari kamarnya yang masih bernuansa biru dengan di kombinasikan warna putih. Semua benda dari kasur hingga meja juga senada dengan nuansa biru dan putih. Dengan cepat Zishu langsung menjatuhkan dirinya di kasur King Size miliknya yang sangat empuk.
“Benar-benar nyaman seperti yang terakhir kali ku berbaring di sini,” ucap Zishu merasakan betapa nyamannya berbaring di kasur kesayangannya. Matanya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih pekat.
Lumayan lama Zishu berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Rasanya sangat lelah karena melakukan perjalanan jauh dari Inggris ke China. Zishu tetap berbaring, sampai akhirnya pelayan yang di perintahkannya untuk membawakan jus dan camilan untuknya datang ke kamarnya. Pelayan itu meletakkan jus dan camilan tadi di atas meja kecil yang ada di dekat sofa King Size berwarna biru yang ada di kamar Zishu. Setelah meletakkannya , pelayan itu pamit pergi dari kamar Zishu.
Seperginya pelayan itu, Zishu beranjak dari kasur dan duduk di sofa tadi. Meminum jus anggur dan memakan camilan yang sudah di siapkan, benar-benar membuat rasa lelah dan hausnya hilang.
“Menyegarkan!” gumam Zishu setelah meminum jus anggur di tangannya sampai habis.
Drettt... Drettt... Drettt...
“Hmm?” Zishu menatap ponselnya yang berdering dan di lihatnya siapa si penelepon.
“Cih menggangguku saja!” Zishu berdecak kesal saat tahu bahwa tunangannyalah yang meneleponnya.
Hatinya sudah terlanjur kecewa dan marah terhadap Chunying. Namun ia tidak bisa memperlihatkan bahwa dirinya sudah tahu akan perselingkuhan tunangannya itu dengan kakak sepupunya. Zishu harus bersandiwara demi rencana pembalasannya. Mau tidak mau ia harus mengangkat telepon dari calon mantan tunangannya itu.
“Halo!” sapa Zishu dengan nada bicara hangat seperti biasanya.
“[..............]”
“Aku sedang bersantai!”
“[...............]”
“Aku pulang sesuai yang sudah ku jadwalkan,”
“[...............]”
“Ya nanti aku beritahu, jika aku sudah sampai!”
“[.................]”
“Benarkah?”
“[.................]”
“Ku harap kejutanmu tidak mengecewakanku,”
“[.................]”
“Ku harap juga begitu!”
“[.................]”
“Baiklah aku juga sudah mau sibuk,”
“[...................]”
Tittt
“Ku harap kejutanmu benar-benar mengejutkanku atau biar kejutanku saja yang mengejutkanmu!” gumam Zishu setelah mematikan telepon secara sepihak.
Setelah itu Zishu melanjutkan kembali menikmati camilannya sembari bermain ponsel. Zishu menarik ulur beranda medsosnya dan tanpa sengaja ia melihat postingan kakak sepupunya, Yan Feiyu. Zishu tersenyum sinis melihat postingan itu.
“Hoho pantas saja memastikan kepulanganku, ternyata sekarang kalian ingin pergi jalan-jalan berdua! Kalau begitu baguslah, kalian memberiku waktu untuk membuat rencana pembalasan yang matang.” Zishu menatap postingan Feiyu yang memperlihatkan dua tiket berlibur yang jadwal keberangkatannya hari ini.
Di tiket berlibur itu tidak tertulis jelas siapa teman berlibur Feiyu tapi jika di lihat dari inisial namanya, Zishu tahu jelas bahwa itu pasti adalah Chunying. Beruntungnya Zishu belum benar-benar mencintainya, jika tidak mungkin saja ia akan sangat patah hati hari ini. Yah walau begitu, rasa kecewa dan amarah di hatinya tidak bisa di ungkiri. Zishu sudah tahu kelakuan Feiyu yang suka merebut miliknya tapi dengan Chunying? Sungguh ia tidak menyangka betapa mudahnya tunangannya itu mengkhianati perjodohan yang telah di buat orang tua mereka.
Selama ini Zishu sudah cukup diam dengan kelakuan kakak sepupunya yang selalu merebut apa pun miliknya. Kali ini ia sudah merasa bahwa diamnya sudah cukup karena Feiyu sudah melewati batasannya. Andai saja Feiyu berubah, Zishu tidak mungkin akan membalas kakak sepupunya itu. Namun Feiyu tidak pernah berubah dan semakin menjadi-jadi. Bukan hanya Feiyu saja, kedua pamannya pun juga semakin mengincar harta yang di wariskan untuknya. Semua itu di ketahuinya dari Chen yang selalu melaporkan setiap hal tentang kedua pamannya itu.
Chen melaporkan beserta memberi buktinya dengan jelas. Zishu merasa heran kepada kedua saudara dari papanya itu yang terlalu serakah akan harta.
..._____...
...Terima kasih sudah mampir ke cerita ini🌹...
...Jangan lupa tinggalkan jejak👣...
...[Like👍+Comment💬+Vote💌+Favorit❤]...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ai Sri Kurniatu Kurnia
lanjut thorr
2021-10-13
0