Aku berjalan ke teras, suasana mulai sepi tapi masih ada beberapa orang berlalu lalang. Aku melihat Phillip sedang duduk di kursi pantai yang terletak dipinggir kolam renang.
Aku berjalan menghampirinya dia terlihat sedang memandangi langit.
"Hi Phill." sapaku sambil duduk di sampingnya. "Mengapa kau belum tidur?"
Phillip menggelengkan kepalanya sambil tersenyum padaku "Mengapa kau tidak tidur?"
"Baru mengobrol dengan Ibuku." aku berbohong padanya, tidak mungkin aku berbicara jujur padanya tentang Dika.
Kami sama-sama terdiam untuk waktu yang lama, ada perasaan yang berat yang mengganjal hatiku saat ini, seperti enggan untuk berpisah dengannya.
Padahal aku tahu saat aku sudah kembali ke Yogya kami sama-sama akan saling melupakan dan tidak akan pernah berbicara lagi.
"Senja if you get home, will you forget me?" tanyanya padaku.
Aku sedikit kaget mendengar pertanyaan darinya. "No, maybe you forget me."
"Promise me, to always be my friend?"
"I promise."
Sejak saat itu kami berjanji bahwa akan selalu menjadi teman, dia berjanji akan selalu ada bersamaku walaupun kami berjauhan. Dia juga berjanji saat dia datang ke Bali entah kapan dia akan menyempatkan waktu untuk datang mengunjungi kami di Yogyakarta.
Setelah berbincang-bincang untuk waktu yang lama, aku memutuskan untuk ke kamar karena aku merasa rasa kantuk mulai menjalari mataku.
...****************...
Semburat mentari pagi membangunkan ku, aku mengerjap-ngerjapkan mataku karena terkena silaunya mentari. Aku menoleh ke arah jam dinding waktu menunjukkan jam enam pagi.
Pagi ini aku masih mengantuk, aku melihat Citra dan Alma masih terlelap.
Aku memaksakan diriku untuk bangun dan berjalan ke kamar mandi, setelah kembali dari kamar mandi aku ingin tidur kembali tapi tiba-tiba saja ponselku berdering.
"Good morning." sapaku
"Good morning. Apa kau sudah bangun?"
"Tentu saja aku sudah bangun."
"Apa kalian mau pergi sarapan denganku?"
"Tentu saja, kita akan sarapan di hotel atau diluar?"
"Disini saja."
"Oya Phill, apakah kau bisa menemani kami untuk mencari oleh-oleh?
"Of course."
Jam sepuluh pagi kami sudah berkumpul di teras sambil memakan sarapan kami. Aku dan Phill memesan roti canai, martabak telur dan juga teh tarik sementara yang lain ada yang memesan nasi goreng, sandwich dan beberapa makanan lain.
"Tell me about your family." kataku sambil memakan roti canai.
Phillip hanya diam mendengar pertanyaan dariku, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
"Nothing special about my family. I live with my Aunt since chilhood."
Aku menganggukkan kepala, aku melihat Phillip seperti sedang menahan sesuatu, suatu beban yang selalu dia pegang selama ini.
"Kapan-kapan aku akan menceritakan semuanya padamu.
"Setelah sarapan kami memutuskan untuk mencari oleh-oleh khas Bali, Phill mengajak kami ke pasar S*******.
Aku membeli baju barong untuk keponakanku dan beberapa kerajinan, karena aku berpikir bahwa Ibuku pasti akan menyukainya. Setelah itu dia juga membawa kami ke toko pia L****** Bali.
Setelah puas mencari oleh-oleh kami kembali ke hotel untuk istirahat sejenak sambil mengemasi barang-barang kami.
...****************...
Setelah selesai beres-beres kami langsung bersiap-siap untuk pulang, Bima dan Satria sedang memasukkan barang kami ke bagasi, begitu semuanya selesai kami langsung berangkat ke bandara.
"Jangan lupakan aku." kata Phillip pada kami semua.
"Tentu saja tidak." jawab Bima.
"Terimakasih sudah banyak membantu kami selama kami disini. Dan kami juga sudah banyak merepotkanmu." Satria menimpali.
Phillip tertawa "Aku merasa tidak direpotkan, yah dan mulai sekarang aku akan kesepian."
"Kapan-kapan sempatkan untuk mengunjungi kami, dan kami akan menjadi tuan rumah yang baik." kata Alma sambil nyengir.
Phillip tertawa mendengar kata-kata Alma. "Baik Ma'am jika aku memiliki waktu, aku akan ke kota kalian."
Setelah itu Phillip memeluk kami, dia memelukku dan mengacak-acak rambutku.
"Senja." bisiknya "Jangan menangis lagi, aku tidak suka melihatmu menangis."
Aku menganggukkan kepalaku "Pasti."
"Aku akan sangat merindukanmu."
"Aku juga."
Sekali lagi dia mengacak-acak rambutku sedangkan aku hanya pura-pura marah lalu kami meninggalkan Phillip seorang diri, aku mencoba menahan air mataku saat dia melambaikan tangan kearah kami.
Aku menghapus air mataku begitu didalam pesawat, aku mencoba mengamati awan melalui jendela mencoba mengalihkan kesedihanku.
Aku berharap Tuhan akan mempertemukan kami lagi di saat yang tepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
sukaaaaa kak 😁
tinggalin jejak jg di Novelku yaa ASIYAH AKHIR ZAMAN 🥰
2021-09-22
1
Yukity
mampir kak...😉
2021-07-17
0
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir....
2021-06-17
0