Kami pergi ke Pantai kelingking dengan menggunakan mobil rental, aku duduk ditengah diapit Bima dan Alma, aku menolak untuk duduk didepan dan menyuruh Anggun untuk duduk berdua bersama Dika.
"Mengapa kamu tidak duduk didepan?" tanya Alma "Apa kalian sedang bertengkar?
Aku menggelengkan kepala dan seperti ingin menangis tapi sebisa mungkin aku mencoba untuk menahan air mataku.
"Kami baik-baik saja." jawabku.
"Jangan bohong!"
Aku berdehem suaraku sedikit serak. "Nanti kamu juga akan tahu."
"Apa maksudmu?"
Aku tidak menjawab pertanyaan dari Alma, aku rasa dia sedikit penasaran dengan perkataanku.
begitu sampai di pantai Dika langsung memarkirkan mobil.
Aku melepaskan alas kakiku, lembutnya pasir pantai terasa di telapak kakiku, aku menarik nafas panjang banyak sekali hal yang aku pikirkan tapi kali ini tentang keputusanku untuk segera menyudahi hubungan ini sudah tepat.
Aku menoleh saat Dika ada di sampingku lalu dia meraih tanganku.
Aku hanya menoleh sebentar kemudian kembali melihat indahnya pantai kelingking dengan hamparan laut biru yang begitu indah.
"Kamu ingat tidak, waktu pertama kali kita jadian?" tanya Dika padaku.
Aku hanya menganggukkan kepala, tanpa aku sadari air mata jatuh di pipiku.
Aku pura-pura menyibakkan rambutku. Kami berjalan menghampiri teman-teman yang lain sementara Dika masih saja berbicara.
Bahkan aku tidak ingat lagi dengan apa yang dia katakan.
Aku menghentikan langkahku. "Dasar munafik!" bentakku
"Apa maksudmu sayang?" tanyanya seperti tidak melakukan kesalahan apapun "Apakah aku melakukan kesalahan?"
Aku menghampiri Anggun yang dari tadi memandangi kami, aku menarik tangannya dengan kasar dan menyuruhnya berdiri disebelah Dika.
"Kalian pikir jika aku tidak tahu dengan perselingkuhan kalian?!"
Semua mata langsung menatap kami, aku melihat Citra dan Alma menutup mulut mereka.
"Kamu adalah orang paling munafik yang pernah aku kenal." aku mengacungkan jariku di wajah Dika. "Dan kamu Anggun kamu adalah temanku tapi mengapa kamu hal ini padaku?"
Anggun hanya diam dan sedikit menyunggingkan senyumnya, aku maju selangkah kearah mereka dan menampar Dika.
aku meluapkan rasa marahku pada Dika, saat aku menampar wajahnya teman-temanku kaget, aku rasa tamparan ini tidak ada apa-apanya bila dibanding perlakuan mereka terhadapku.
"Hari ini kita putus!" ujarku
Aku membelai wajah Anggun aingin sekali aku menampar atau menjambak rambutnya tapi aku tidak akan melakukan hal itu.
aku tidak akan melakukan hal itu karena aku tidak ingin memperlakukan diriku dengan menamparnya.
"Aku memberikan bekasku padamu" kataku dengan menepuk pipinya "Aku juga tidak butuh cowok seperti dia"
Kemudian aku pergi meninggalkan mereka, baru beberala jengkal aku melangkahkan kakiku Dika sudah mengejarku.
"Senja... ."panggilnya.
Aku pura-pura tidak mendengarnya, aku terus saja berjalan sambil menangis, aku menengadahkan kepalaku mencoba untuk menghentikan air mata yang terus keluar.
"Aku minta maaf." Dika mulai memohon padaku.
"Lupakan semuanya, bukankah ini yang kamu inginkan?"
"Aku khilaf."
Aku menghentikan langkahku lalu menatap wajahnya. "Kamu bilang jika kamu khilaf?" aku menghentikan kata-kataku sejenak. "Jadi berpelukan dan berciuman ditempat umum kamu anggap sebuah kekhilafan?"
Raut wajah Dika berubah memerah karena malu mendengar kata-kataku.
"Sangat tidak pantas berciuman ditempat umum seperti itu."
Lalu aku pergi meninggalkan dia "Jangan pernah menggangguku lagi."
Sekali lagi aku menoleh ke belakang, rasa penyesalan terpancar diwajahnya.
lalu aku kembali menyusuri pasir putih, aku bertanya-tanya dalam hati apa kesalahanku selama ini pada mereka? sehingga mereka tega melakukan hal ini padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Anti Veryanty S
semngat thor.
2021-08-10
0
Nurliah Kisarani Lia
good senja....
2021-04-17
1
Yeni Erlinawati
"My Bos CEO" udah mampir Thor, semangat aku tunggu karya terbaru mu 🤗
2021-04-03
2