Aku duduk ditepi pantai aku merasa hatiku sangat sakit, ada lubang yang menganga di dadaku dan aku merasa luka ini sangat dalam dan sulit untuk aku obati.
Alma dan Citra menyusulku dan duduk di sampingku lalu aku menoleh pada mereka, Citra mencoba untuk menghapus air mataku.
"Menangis saja, karena kesedihanmu akan hilang." kata Citra.
Mereka berdua memelukku dan mencoba menghiburku agar aku tidak terlalu larut dalam kesedihan.
...****************...
Aku berjalan menyusuri tebing, aku menyuruh yang lain untuk membiarkan aku sendirian dan mereka menyetujui asalkan aku berjanji bahwa tidak akan melakukan hal yang bodoh.
"Apakah kalian pikir jika aku akan bunuh diri?" tanyaku pada mereka. "Ayolah guys cowok itu bukan hanya Andika saja." kataku sambil tersenyum.
Akhirnya dengan meyakinkan mereka, mereka mau mendengarkan perkataanku.
aku berjalan menyusuri tebing aku terus berpikir bahwa setiap kejadian akan mendewasakan kita. Aku paham bahwa seseorang tidak akan pernah puas dengan apa yang dia miliki.
Dika memilih untuk mendua bukan berarti ini semua kesalahan dia sepenuhnya tapi salahku juga.
Aku berdiri disalah satu tebing yang mengarah ke laut, air mataku mulai jatuh lagi ingin sekali aku meluapkan kesedihanku ini.
"Hey, jangan melakukan hal itu." ujarnya terbata-bata.
"Apa maksudmu?"
"Kau mau bunuh diri?"
Aku tersenyum lalu menggelengkan kepalaku.
"Jika kau sedang sedih kau bisa berteriak, luapkan kemarahanmu berteriak yang keras sehingga semua kesedihanmu hilang."
Aku menganggukkan kepala dan mulai mengatur nafasku.
"Ikuti aba-abaku."
Dia mulai berteriak dengan lantang tanpa ada rasa ragu lalu aku mengikuti aba-abanya, aku mencoba melepaskan rasa marahku.
Setelah cukup puas, perasaan benci didalam diriku mulai hilang.
"Are you okay now?"
Aku menoleh dan menganggukkan kepalaku. "Aku baik, terimakasih."
"I'm Phillip." katanya sambil mengulurkan tangannya padaku.
"You can call me Senja."
"Wow, nice name."
"Thank you."
Aku mencoba merapikan rambutku. "Dari mana asalmu?"
"Adelaide."
"Kau bisa berbicara bahasa Indonesia?"
"Aku suka Bali jadi sedikit-sedikit aku bisa mengetahui bahasa Indonesia."
Aku menganggukkan kepalaku, ya semua turis mancanegara maupun lokal akan bilang seperti itu kataku dalam hati.
Kami berdua duduk bersebelahan sambil menikmati pemandangan di sore hari, tempat disini sangat indah.
Pantai kelingking banyak terhubung dengan beberapa pantai lain.
"Sepertinya aku pernah melihatmu?" tanyaku.
"Aku juga seperti pernah melihatnmu."
"Apa kau menginap di hotel ******?"
Aku mengamati wajahnya dan sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
"Sepertinya kemarin pagi aku melihatmu?" tanyanya padaku.
"Dan tanpa sengaja aku menabrak dirimu."
Kami berdua tertawa bersama, lalu Phillip mengajakku jalan-jalan sambil mengobrol tentang kehidupan di Adelaide.
...****************...
Sejak perkenalan itu kami berdua menjadi semakin dekat kami bertukar nomor telephon dan kadang kami juga menghabiskan waktu di tepi kolam renang, dan dia juga sudah mulai dekat dengan sahabat-sahabatku.
"Jadi kamu bisa main biola?" sambil berjalan menyusuri bukit di Nusa penida.
"Tidak terlalu mahir."
"Bolehkah aku melihatmu memainkan biola?"
Phillip memutar bola matanya. "Tentu, tapi aku pikir tidak sekarang."
Aku sedikit kecewa mendengar jawabannya.
*Hey kalian berdua aku foto ya." ujar Bima "Buat kenang-kenangan."
"Okay." jawab Phillip.
Kami semua mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan, setelah puas jalan-jalan kami kembali ke penginapan.
Tanpa sengaja Phillip menggandeng tanganku
"Hey, nanti malam apakah kita bisa makan malam diluar?" tanyanya pada kami.
"Tentu saja."
"Aku yang akan memilih tempat."
"Terserah dirimu saja, yang penting enak buat nongkrong."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Indah Nihayati
keren thor
2022-03-02
0
Your name
Hadir..
2021-07-17
1
Nurliah Kisarani Lia
wah kayaknya mulai pdkt phillip...
2021-04-17
1