ANDA BACA KARYA SAYA
SAYA BACA KARYA ANDA
ANDA KOMEN SESUAI ALUR
SAYA JUGA MELAKUKAN HAL YANG SAMA
ANDA PROMO, SAYA JUGA AKAN PROMOSI DI LAPAK ANDA.
ANDA HANYA MEMBERI LIKE DAN MEMINTA FEEDBACK, SAYAPUN SAMA.
MUDAHKAN..
MARI BIASAKAN UNTUK SALING BERBAGI BAHAGIA😊😊🙏🏻🙏🏻
❤❤ Happy Reading💛💛
"Selamat datang Lilian," sambut Lestari.
Setelah perbincangannya dengan Johan saat di rumahnya, kini Lilian diajak oleh Johan untuk ke rumah utama sesuai perintah dari Lestari.
"Em iya Nyonya, terima kasih," jawab Lilian gugup.
"Silahkan duduk." Lestari mempersilahkan.
Dengan ragu Lilian menjatuhkan dirinya diatas sofa mewah itu. Pandangannya mengedar keseluruh penjuru ruangan. Meski Lilian pernah hidup mewah, tapi kemewahan di rumah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang ayahnya punya semasa dulu.
"Selamat siang, perkenalkan aku Stevia, istri dari Mas Johan." Wanita cantik yang mengaku sebagai istri Johan itu mengulurkan tangan kepada Lilian.
"Em saya Lilian," ucapnya dengan gugup.
"Jadi kamu perempuan yang ibu ceritakan." Lestari terkihat keluar dari kamarnya.
"Iya Stev, dia perempuan yang tempo hari Ibu ceritakan." Tukas Lestari.
"Kita mulai saja obrolannya," ucap Johan.
Mereka mulai membahas tentang perjanjian yang akan mereka sepakati. Lestari hanya menjadi pendengar dengan senyumnya yang penuh arti.
Baguslah, kau sudah masuk ke dalam perangkapku. Batin Lestari.
"Jadi nanti kamu akan menikah dengan Mas Johan." Lilian tersentak kaget saat Stevia mengatakan tentang hal pernikahan.
"Menikah?" tanya Lilian.
Wajah Lilian menunduk, dia merasa semakin bingung dengan ucapan Stevia.
"Iya, bukankah ini jalan satu - satunya." Tambah Stevia dengan wajahnya yang tidak merasa berdosa.
Lilian mengakui jika yang Stevia katakan memanglah benar, karena bagaimanapun Lilian tetap harus menepati janjinya. Lilian tahu Lestari sudah mengeluarkan banyak uang demi kesepakatan ini.
Kesepakatan Lilian menyewakan rahimnya untuk mengandung penerus keluarga Pranata. Lilian juga berfikir tidaklah mungkin jika dia menolak, karena tentunya Lestari pasti akan meminta ganti rugi atas semua uang yang telah ia keluarkan.
"Maksud istriku ini adalah menikah secara diam - diam tanpa banyak orang yang tahu. Hanya keluarga dan kerabat yang akan mengetahui pernikahan ini." Jelas Johan.
"Iya benar, meskipun nantinya pembuahan akan dilakukan secara inseminasi tapi kalian tetap harus menikah." Tukas Stevia.
"Iya, ibu setuju dengan pendapat Stevia." Lestari akhirnya membuka suara untuk membela menantunya.
"Baiklah, saya setuju dengan pernikahan ini." Lilian terpaksa melakukan hal bodoh ini demi melunasi hutang sang ayah.
"Dan kamu harus tinggal di rumah kami bersama Stevia, agar dia bisa mengawasi kehamilanmu. Dan nanti setelah anak itu lahir, aku akan menceraikanmu dan kamu bisa pergi sesuka hatimu." Sebenarnya Lilian sakit hati ketika kata - kata itu meluncur dengan jelas dari mulut Johan. Tapi apalah daya Lilian, dia tidak punya pilihan lain dak ini memang jalan yang telah ia pilih.
"Baiklah, kapan pernikahannya?" tanya Lilian berusaha tegar.
"Besok."
"Apa? Besok?" Lilian mengulangi kata - kata Johan karena keterkejutannya yang amat sangat.
"Benar Lilian, bukankah semakin cepat akan semakin lebih baik." Lilian tidak mampu berkata lagi saat Stevia mengatakan hal itu di depannya.
Lilian hanya terdiam, dia juga tidak mampu untuk menolak tawaran yang telah disepakatinya ini. Disisi lain Lilian merasa lega, karena dia tidak perlu berhubungan badan dengan Johan.
Sebelumnya Lilian tidak bisa membayangkan jika harus berhubungan badan dengan orang asing yang tidak ia cintai. Namun pikiran itu sirna saat Johan mengatakan kehamilannya akan melalui jalan inseminasi buatan.
Johan meninggalkan ruang tamu karena ponselnya yang terus berdering. Sedangkan Lilian, dia masih diam seribu bahasa karena dihadapkan oleh dua wanita cantik dari keluarga konglomerat ini.
Stevia dan Johan menikah karena bisnis. Mereka berdua disatukan oleh perusahaan yang saling bekerja sama. Dulu Johan sempat menolak pernikahan ini, tapi akhirnya dia mau menerima setelah melihat keanggunan dan kecantikan Stevia secara langsung.
"Lilian, terima kasih ya sudah mau membantu. Aku bersyukur sekali bisa bertemu denganmu." Lilian merasa risih karena sikap Stevia. Wanita itu terus memeluknya dengan mengucapkan terima kasih secara terus menerus.
"Sama - sama, saya juga berterima kasih kepada anda dan suami anda," jawab Lilian dengan senyum nyengirnya.
"Panggil Stevia aja, kita sudah seperti keluarga sekarang." Ada sebuah desiran dalam hati Lilian saat mendengar Stevia mengatakan hal itu. Dia tida menyangka, wanita seperti Stevia mau menganggapnya sebagai bagaian dari keluarganya.
"Sayang, aku kembali ke kantor dulu ya," ucap Johan yang tiba - tiba datang dari arah belakang.
"Oh iya kamu hati - hati ya," jawab Stevia.
"Kamu ada urusan di kantor?" tanya Lestari penasaran.
"Ada meeting dengan klien penting, Bu ."
Johan melangkahkan kaki jenjangnya dengan cepat. Dari yang Lilian lihat, laki - laki itu memang terlihat terburu - buru.
"Kamu jangan banyak fikiran ya, soalnya nanti bisa berpengaruh dengan inseminasinya,"ucap Stevia tiba - tiba.
"Emm emangnya ngarub banget ya?" tanya Lilian dengan polos.
"Iya Lilian, nanti inseminasi bisa gagal jika kamu banyak pikiran. Dan jangan terlalu capek juga." Lilian hanya menganggulan kepalanya mendengar obrolan dari Stevia.
"Stev, ajak Lilian ke kamar tamu, sebentar lagi orang dari butik akan datang membawa beberapa gaun pengantin," ucap Lestari.
"Baik, Bu." Stevia mengajak Lilian ke kamar tamu yang tersedia.
Kamar itu terlihat mewah bagi Lilian, catnya berwarna putih dengan sedikit sentuhan warna gold menjadikan kamar ini terlihat sangat mewah.
"Emang harus pakai gaun ya? Inikan hanya pernikahan tersembunyi?" tanya Lilian.
"Tentu Lilian, kamu harus terlihat cantik besok di depan semua anggota keluarga Pranata. Meskipun ini hanya pernikahan secara diam - diam, tapi kamu harus tetap tampil sempurna besok." Dengan senyum manisnya Stevia mengatakan hal itu kepada Lilian.
"Baiklah," jawab Lilian pasrah.
Tok..
Tok..
Tok..
"Stev, ini orang dari butik sudah datang." Lestari masuk bersama dua wanita dengan beberapa gaun yang mereka bawa.
"Silahkan pilih Lilian." Stevia mempersilahkan kepada Lilian dengan sopan.
Lilian mendekatkan diri ke tumpukan gaun - gaun pengantin yang ada di atas tempat tidur yang sangat empuk itu.
Lilian membukanya satu persatu, sampai Stevia mendekatinya karena Lilian terlalu lama berfikir.
"Biar aku pilihkan." Stevia duduk di samping Lilian dengan wajahnya yang terlihat selalu ceria.
"Kalau yang ini bagaimana?" tanya Stevia kepada Lilian.
"Em itu bagus," jawab Lilian
"Cobalah, aku ingin melihatnya." Stevia meminta Lilian untuk mencoba gaun yang ia pilihkan.
Kedua wanita dari butik itu membantu Lilian mencoba gaun yang telah dipilih oleh Stevia. Gaun itu berwarna putih dan tidak mempunyai ekor, dengan hiasan bunga berwarna emas dibagian dada dan juga lengannya.
"Wahh, kamu cantik sekali Lilian." Stevia memuji penampilan Lilian. Wanita itu mendekati Lilian dan memeluknya dengan erat.
"Aku sangat berterima kasih kepadamu karena sudah mau melakukan hal ini. Aku sangat bahagia bisa memberikan keturunan untuk Johan."
Deg..
Jantung Lilian terasa ingin berhenti mendengar kata - kata itu. Kenapa Stevia dengan percaya diri mengatakan keturunannya, sedangkan yang memberikan keturunan sesungguhnya adalah dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Lisa Halik
harapnya stevia baik orangnya
2022-05-26
0
nadiraolivia
jahad ni jahad wkwkwk
2021-09-07
0
Miss haluu🌹
Bu lestari pny rencana rahasia drh kayaknya???🤔😶
2021-03-24
0