Lilian belum bisa memejamkan matanya sedangkan jam sudah menunjukkan pukul satu malam.
Hatinya resah membayangkan pernikahannya besok. Meskipun hanya pernikahan secara diam - diam, tapi ini akan menjadi pengalaman pertama Lilian.
Lilian belum bisa membayangkan kehidupannua setelah ini. Setelah anak dari Johan lahir, bagaimana dia akan menjalani kehidupannya dikemudian hari.
Lilian berusaha memejamkan matanya, dia tidak mau matanya mejadi bengkak di acara pernikahannya besok.
Lilian rasanya tidak ingin membuka matanya yang masih terasa sangat berat. Kasur empuk milik keluarga Pranata membuatnya merasa tidak ingin meninggalkan kasur ini.
"Ya Tuhan, lancarkanlah." Lilian berdoa untuk kelancaran pernikahannya.
Sebenarnya tanpa melalui pernikahan inipun Lilian akan bersedia mengandung anak Johan. Tapi Stevia dan Johan tidak mau jika nantinya anak mereka lahir tanpa adanya pernikahan.
Tok..
Tok..
Tok..
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Lilian pagi ini.
"Lilian, ini aku Stevia." Lilian sangat tahu suara manis itu milik Stevia.
"Em iya sebentar." Lilian membukakan pintu kamarnya.
"Kamu sudah siap?" tanya Stevia dengan senyum manis khasnya.
"Em iya," jawab Lilian.
"Jangan gugup, aku akan mendampingimu." Stevia mengelus punggung Lilian dengan lembut.
"Mandilah, sebentar lagi perias akan datang."
Stevia dengan setia menunggu Lilian selesai mandi. Dia menyiapkan pakaian dan juga gaun yang akan dikenakan Lilian di upacara pernikahan nanti.
Klek..
Lilian keluar dari kamar mandi dengan balutan kimono handuk yang cantik milik Stevia.Wanita itu menatap kagum Stevia yang duduk di atas tempat tidur.
Entah tulus atau tidak, tapi Lilian kagum dengan Stevia. Dia begitu perhatian kepada Lilian sampai dia merasakan kasih sayang seorang ibu yang lama ia lupakan.
"Kamu pakai ini dulu ya." Stevia memberikan satu set pakaian dalam yang masih baru kepada Lilian.
Stevia dengan setia menemani Lilian yang masih di dalam kamarnya. Sedangkan Johan juga sedang bersiap di kamarnya dengan kedua sahabatnya, Rudi dan Dani.
"Brow, cantik ngak calon madu Lo?" tanya Rudi menggoda Johan.
"Iya Jo, cantik ngak. Jangan sampai dia ngak cantik ya, nanti anak Lo ketularan lagi. Ha ha ha ha ha." Tawa renyah Dani menular ke arah Rudi membuat kamar itu riuh dengan tawa kedua laki-laki ini.
"Kalian bisa diam ngak sih," ucap Johan yang merasa kesal.
"Yaelah, lo ngak usah bete gitulah Jo. Lagian ini bukan pernikahan pertama lo, jadi ngak usah gugup." Dani berusaha mencairkan wajah Johan yang tegang.
Harusnya memang begitu, tapi entah kenapa aku merasa sangat gugup pagi ini. Batin Johan yang masih berkecamuk.
Sejenak kamar menjadi hening, tawa Dani dan Rudi berhenti melihat wajah Johan yang semakin tegang.
"Dia kenapa?" bisik Rudi kepada Dani.
"Entahlah, mungkin wanita itu benar tidak cantik." Rudi hampir saja menyemburkan tawanya tepat di kepala Johan. Jawaban Dani benar-benar membuat Rudi tak mampu lagi menahan tawanya.
"Bwa ha ha ha ha." Dani menatap tajam ke arah Rudi yang tertawa dengan riang tanpa dosa.
Tawa Rudi terhenti saat dia menyadari Johan belum sadar dari lamunannya. Dani yakin sekali jika temannya ini pasti tidak mendengar tawa Rudi yang sangat nyaring baru saja.
"Jo, lo ngak apa-apa?" Dani menepuk bahu Johan agar dia tersadar dari fikirannya.
"Oh iya, gue ngak apa-apa," jawab Johan.
Tok..
Tok..
Tok..
"Maaf Tuan, kita harus pergi ke sekarang." Asisten sekaligus supir keluarga pranata menghampiri Johan di kamarnya.
"Baik." Johan keluar ditemani oleh kedua sahabatnya.
Tidak banyak yang hadir dalam pernikahan ini. Hanya ada Lestari dan kedua sahabat Johan serta Stevia yang akan menyaksikan upacara pernikahan ini.
"Sudah siap?" tanya Lestari.
"Iya Bu, semuanya sudah siap. Mas Johan juga sudah menuju kantor sipil terlebih dulu,"jawab Stevia.
"Lilian, pakai high heel ini ya." Stevia memberikan sebuah high heel transparan dengan sedikit sentuhan silver yang mengkilap di ata da di belakangnya.
Setelah Johan sampai di tempat upacara pernikahan, kini giliran Lilian dan yang lain untuk menyusul ke sana.Tangan Stevia menggenggam telapak tangan Lilian dengan erat, hingga tangan Lilian sampai berkeringat.
"Kamu gugup?" tanya Lilian.
"Hemm.. Iya, aku gugup banget." Stevia menjawab pertanyaan Lilian dengan jujur.
Kan aku yang mau nikah, harusnya aku yang gugup. Kenapa sekarang malahan dia yang gugup. Batin Lilian.
Tak butuh waktu lama, mobil yang Lilian tumpangi sudah tiba di tempat parkir.
Lestari dan Stevia turun bersamaan, sedangkan Lilian turun setelah Stevia membukakan pintu mobil untuknya.
"Ayo." Lilian mengulurkan tangannya ke arah Lilian.
Dengan sangat anggun, Lilian keluar dari mobil. Dia berjalan beriringan dengan Lestari dan juga Stevia.
"Widih, dia cantik banget." Celetuk Rudi yang langsung mendapat tatapan tajam dari Johan.
"Jaga mata lo," ucap Johan tegas.
"Idih ngak apa-apa kali Jo, ngak usah cemburu juga kali. Lagian nantinya lo juga akan menceraikan dia." Johan hanya terdiam mendengar ucapan Rudi. Memang benar apa yang dikatakan oleh sahabatnya satu ini, kenapa dia cemburu mendengar Rudi memuji Lilian.
"Bener Rud. Dia ngak kalah cantik juga, harusnya aku yang disana dampingin dia."Dani membayangkan dirinyalah yang menjalankan ritual bersama Lilian.
"Lo lebih ngak sopan tau ngak si Dan." Rudi hampir terkekeh melihat ekspresi Dani yang terlihat mendamba.
Johan dan Lilian kini sudah berjalan berdampingan. Stevia tidak menunjukkan rasa sedihnya sedikitpun, tapi dia justru terlihat begitu bahagia.
Namun Lilian sendiri merasa hatinya hancur. Pernikahan yang ingin dilakukannya sekali dalam seumur hidup, kini berubah menjadi mimpi yang mengerikan. Tidak, itu semua bukanlah mimpi, tapi semua ini adalah kenyataan yang harus ia hadapi sekarang.
Mereka saling bertukar cincin setelah mencatatkan pernikahan mereka di kantor sipil.
"Selamat ya Lilian." Stevia memeluk Lilian dengan sangat erat.
Kamu terlihat sangat bahagia dengan pernikahan ini, tapi tidak untukku. Hatiku berat, dan jantungku terasa tidak ingin lagi berdetak agar tidak merasakan kepiluan ini. Pikiran Lilian berkecamuk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
ibah
masih nyimak..
2021-08-04
0
Domi Radja
katanya nikah siri? tp kenapa di pencatatan sipil? bukannya nikah sirih cm sah secara agama tp tdk secara hukum/ negara?? 1 lg kl di kristen tdk ada yg namanya nikah sirih.. kl secara adat sebelum nikah gereja ada.tp itupun keluarga besar hadir.. n tdk ada yg namanya bs di lakukan pencatatan sipil kl di ketahaui mempunyai istri sah.. krn kebetulan saya org kristen n pernah tugas sebagai petugas pencatatan sipil waktu org nikah . n urus akta perkawinan../pernikahan
2021-05-16
0
Titik pujiningdyah
curiga sama stepia nih🙄
2021-05-12
0