ANDA BACA KARYA SAYA
SAYA BACA KARYA ANDA
ANDA KOMEN SESUAI ALUR
SAYA JUGA MELAKUKAN HAL YANG SAMA
ANDA PROMO, SAYA JUGA AKAN PROMOSI DI LAPAK ANDA.
ANDA HANYA MEMBERI LIKE DAN MEMINTA FEEDBACK, SAYAPUN SAMA.
MUDAHKAN..
MARI BIASAKAN UNTUK SALING BERBAGI BAHAGIA😊😊🙏🏻🙏🏻
❤❤ Happy Reading💛💛
Satu minggu setelah pertemuan pertama Lilian dengan Lestari, gadis cantik ini akhirnya menghubungi Lestari. Dengan bekal kartu nama wanita kaya itu, Lilian akhirnya menelfon nomor yang tertulis di kertas kecil itu.
"Selamat siang." Suara dari sebrang telfon membuat Lilian menjadi bingung.
"Oh iya selamat siang," jawab Lilian.
"Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya wanita dari telfon itu.
"Emm itu, saya mau bicara dengan Nyonya Lestari." Dengan sedikir ragu namun Lilian memberanikan diri untuk berbicara.
"Baiklah, mohon ditunggu sebentar. Saya akan panggilkan Nyonya dulu." Lilian hanya diam menunggu adanya suara kembali dari telfon itu.
"Hallo." Suara itu terdengar familiar di telinga Lilian, siapa lagi kalau bukan suara Lestari.
"Hallo, ini saya Lilian, Bu." ucap Lilian dengan dada yang kian memburu.
"Oh, kamu. Ada perlu apa?" tanya Lestari tanpa basa - basi.
"Saya sudah siap." Lilian hanya mengagakan kata singkat itu.
"Emm baguslah, nanti saya akan menemuimu," jawab Lestari.
"Baik, Bu." Merasa sudah cukup, Lilian mematikan sambungan telfonnya.
Bukan tanpa alasan akhirnya Lilian menerima tawaran dari Lestari, itu Lilian lakukan semata - mata demi melunasi hutang sang ayah. Dan dirinya juga merasa lelah harus menghadapi para rentenir yang terus menerus mendatanginya.
Lilian baru saja merebahkan tubuhnya di atas sofa, namun tiba - tiba ada suara gedoran pintu.
Dorr.. Dorr.. Dorr..
"Ya ampun siapa lagi ini." Lilian merasa ngerih mendengar gedoran pintu yang semakin keras.
Lilian bangkit, tapi tidak untuk membukakan pintu, tapi dia bersembunyi di lemari kosong yang ada di kamar ayahnya.
"Dobrak saja." Suara melengking itu bisa Lilian dengan dengan jelas.
Brak..
Pintu di dobrak oleh para anak buah salah seorang rentenir.
"Lilian, Lilian, keluar kamu." Lilian merasa sangat ketakutan mendengar teriakan laki - laki yang bertubuh kekar itu.
"Cari dia sampai dapat!" Perintah rentenir itu kepada anak buahnya.
"Baik, Bos."
Satu persatu kamar mereka buka, lemari mereka acak - acak isinya. Namun mereka belum juga berhasil menemukan Lilian.
Tinggal satu kamar lagi yang belum mereka lihat. Rentenir itu perlahan mendekati pintu kamar, namun sialnya pintu itu terkunci.
"Dobrak!" Perintahnya kepada para anak buahnya.
Brakk..
Pintu terbuka, namun kamar itu kosong dan hanya ada sebuah lemari kayu kuno. Rentenir itu memberikan isyarat kepada anak buahnya untuk menggeledah lemari itu.
Di dalam lemari itu Lilian terus berdoa semoga dirinya tidak ketahuan oleh rentenir itu.
"Ya Tuhan, tolong selamatkan aku." Lilian terus berdoa dalam hatinya.
Krekk..
Suara pintu lemari yang dicoba untuk dibuka.
"Terkunci, Bos," ucap salah satu anak buahnya.
"Apa kita dobrak aja, Bos?" tanya anak buah yang lain.
"Tidak perlu, kalau dia di dalam bagaimana mungkin dia bisa mengunci lemari bodoh ini." Lilian merutuki rentenir itu yang mengatakan lemari kesayangan ayahnya ini bodoh.
"Dasar, kamu yang bodoh tau. Mana ada lemari bodoh, lemarikan ngak punya otak." Dengan sangat lirih Lilian mengutuki rentenir itu.
"Kita keluar saja," ucap rentenir itu.
Sejenak Lilian merasa lega mendengar langkah kaki mereka mulai meninggalkan kamar itu. Tapi Lilian tidak ingin cepat bertindak, dia tidak mau kejadian yang sudah - sudah terulang kembali.
Lilian pernah hampir diperkosa oleh seorang rentenir karena sikap gegabahnya. Dia bersembunyi di dalam lemari, namun saat dia keluar ternyata dia di jebak. Rentenir itu dengan sengaja menutup pintu untuk mengelabuhi Lilian.
Dan ternyata berhasil, Lilian keluar dari dalam lemari dengan wajah terkejut. Rentenir dan ke empat anak buahnya ternyata masih di dalam rumah itu.
Untung para warga segera datang menolong Lilian, kalau tidak dia tidak lagi bisa membayangkan bagaimana nasibnya.
Semenjak kejadian itu, Lilian tidak ingin lagi bersikap gegabah. Dia akan menunggu beberapa saat untuk memastikan bahwa rentenir itu sudah benar - benar pergi.
"Sepertinya sudah aman," guman Lilian.
Perlahan dia membuka lemari itu, di mengintip untuk memastikan keadaan di luar. Lilian sengaja memilih lemari ayahnya karena itu lemari khusus. Ayahnya sengaja mendesain lemari itu dengan kunci menggunakan password dari dalam, namun dari dari luar menggunakan kunci suara.
Lemari itu dia pesan secara khusus dari London. Entah apa tujuan ayahnya membeli lemari ini, Lilianpun belum mengetahuinya.
"Wahh, sudah aman," ucap Lilian saat keluar dari lemari.
Lilian memastikan keadaan sekitar, dan menurutnya sudah aman. Lilian melangkahkan kakinya ke ruang tamu, dan dilihatnya juga sudah aman. Kini Lilianpun bisa bernafas lega.
"Terima kasih Tuhan."
Lilian membuka pintu rumahnya, dirinya terkejut ada sebuah mobil berhenti di halaman rumahnya.
Nampak seorang laki - laki gagah yang mengenakan jas rapi turun dari mobil itu. Lilian hampir tidak bisa bernafas melihat penampilannya.
"Benar ini rumah Lilian?" tanya laki - laki itu.
"Oh iya, benar. Dengan saya sendiri," jawab Lilian.
"Saya Johan." Pikiran Lilian berputar saat mendengar nama itu.
"Saya anak dari Lestari, wanita yang kau temui di cafe." Lilian terkejut mendengar penuturan Johan. Dirinya terkejut bukan karena identitas Johan, tapi dia terkejut karena Lestari menceritakan pertemuan mereka saat di cafe.
"Hey, kenapa bengong?" Johan melambaikan tangannya di depan wajah Lilian.
"Oh tidak - tidak, silahkan masuk." Lilian mempersilahkan Johan untuk masuk ke dalam.
"Tidak perlu, aku buru - buru. Ada urusan setelah ini," tolak Johan.
"Ihh, aku ngak nanya," ucap Lilian lirih, namun tetap terdengar oleh Johan.
"Apa kamu bilang?" tanya Johan.
"Tidak, tapi lebih baik masuk saja. Tidak enak mengobrol di luar." Lilian mencoba memakaa Johan.
"Baiklah." Johan akhirnya menyerah, dia mengikuti langakah Lilian memasuki rumahnya.
"Langsung saja, keperluanku kemari untuk membahas perjanjianmu dengan ibuku."
"Oh itu, apa yang perlu kamu bahas?" Lilian tidak lagi memakai bahasa formal, karena cepat atau lambat dia tetap akan menjadi istri laki-laki itu, meskipun istri rahasia karena pernikahan diam-diam mereka.
"Aku minta selama mengandung nanti kamu tinggal di rumah yang telah aku sediakan. Dan kita akan bercerai setelah kamu melahirkan anak itu. Dan dia akan menjadi hakku dan istriku sepenuhnya." Lilian terlihat memikirkan tawaran dari Johan dengan serius.
"Kamu tidak boleh berhubungan dengan laki - laki manapun selama masih berstatus istriku."
"Jadi nanti malam pertama kita muali bikinya?" Wajah Johan mendadak menjadi biru mendengar pertanyaan aneh dari Lilian.
"Kita akan melakukan pembuahannya dengan inseminasi buatan." Tukas Johan.
"Imensinasi buatan itu apa?" tanya Lilian (emang sengaja disalahkan penulisannya😁)
"Seperti bayi tabung,"Jelas Johan.
"Jadi aku nanti masih perawan meski mengandung anakmu?"
Daarrr..
Johan semakin bingung dengan pertanyaan konyol yang Lilian ajukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
Kyky byk yg nanya , emang kalau dah hamil msh bisa prawan + emot 😂
Malah pengen ngakak 😂😂😂
2022-08-31
0
Lisa Halik
tabung bayi
2022-05-26
0
Endang Priya
nah nanti lahirannya minta cesar jg neng. jd ttp masih perawan .
2022-04-26
0