RINDU YANG TERLARANG

Frista masih duduk menikmati pemandangan disebelahnya, hamparan sawah yang hijau serta sinar matahari mulai menembus kaca jendela dibelahnya. Menghangati tubuhnya yang sedari tadi mulai mengeluarkan keringat dingin dan perasaan yang berkecamuk dalam hatinya. Selintas tercium aroma parfum yang sangat ia kenal, yang membuatnya mendadak merasa rindu kepada pemilik parfum itu.. 

"Rindu yang terlarang". Gumamnya dalam hati.

"Frista...". Ucap Roy lirih, tapi wanita itu tetap terdiam.

Roy memberanikan diri menepuk pundak Frista.

Seketika itu raut wajahnya berubah menjadi malu karena wanita yang disampingnya saat ini terlihat lebih cantik dan menyejukan.

"Ada apa??".Frista menjawab dengan sangat sangat cueknya.

"Ngga papa..kamu mau kemana??"Kataku kemudian.

"Aku mau pulang kerumah ."

raut wajah Frista menggambarkan ketidaknyamanan berada didekat Roy, dia berbicara dengan nada yang datar.

"Oh.." Tiba-tiba terdengar lagu milik Secendhand serende - Your call dari Handphone Roy yang sedang dia pegang.Ternyata itu nada deringnya.

"Siapa ya yang menelponnya dijam segini?"batinku kembali bertanya-tanya.

"Waalaikumsalam ..ada apa sayang?".Suara itu terdengar bagaikan petir ditelinga Frista.Jantungnya seolah ingin meledak sekarang juga. Rasa sakit yang telah lama hilang itupun kembali dirasakan hatinya.

Seperti ada yang menancapkan paku dalam dadanya.

"Roy..kenapa kau hadirkan rasa itu lagi. Jika boleh memilih rasanya aku ingin segera pergi dari sini.

"Aku sudah sampai Jembatan besi nih, sebentar lagi sampai rumah. Tunggu ya."

"Oke..sampai jumpa dirumah". Pungkasnya sambil memasukan handphonenya kedalam saku jaket berwarna hitam yang dia kenakan.

Rasanya aku ingin menjadi seseorang dibalik teleponya tadi..dipanggil sayang dengan begitu lembutnya. Ahh Frista kamu menghayalnya ketinggian, Bagaimama mungkin dia menyukaimu??sementara dihatinya ada wanita lain yang jauh sangat istimewa.

Frista menatap wajah Roy begitu lama,ada kerinduan yang amat sangat dalam direlunghatinya namun itu rindu yang terlarang,rindu yang tak pernah Frista ungkapkan.

30menit berlalu,Bus yang melaju dengan kecepatan sedang itu berhenti di terminal kecil dekat tempat tinggal Frista.

Roy yang sudah turun dari buspun melambaikan tangannya kerarah Frista..

"Hati-Hati dijalan,sampai ketemu lagi ..! Teriak Roy dari kejauhan.Frista yang masih duduk didalam bus pun bersiap untuk turun tepat di depan gang rumahnya..

Roy...

Kamu tau??

Semenjak aku tahu kamu sudah memiliki kekasih hatiku begitu hancur, sesak rasanya setiap melihatmu berdua dengan Ranti.

Tapi entah kenapa kamu tetap menjadi Harapanku yang tak terlihat. Asal kamu tau Roy, ketika aku memutuskan untuk berpacaran dengan laki-laki lain yang ku rasakan itu tak pernah sama ketika aku mecintaimu...

_________________________________

*Di rumah Frista..

" Mbak maaf aku ngga tahu kalau jadinya seperti ini !! ".Om Budi menarik tangan ibuku, tapi ibu menepisnya.

"Kau harusnya tahu akan seperti ini, istrimu sangat keterlaluan. Segala cara ia lakukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri ,tidak melihat bagaimana susahnya perjuanganmu mencari uang !!." Kali ini Budi melihat kakak perempuanya benar-benar marah.

"Mbak..aku tau dia salah, tapi bagaimanapun juga dia istriku !". ucap Budi seraya mengikuti langkah kakaknya.

"Belain saja terus. Apa kau sudah dibutakan cinta???kau lihat aku sudah hampir 7th hidup sendiri tanpa seorang suami ".Ibu berusaha menahan air matanya namun sia-sia.

"Aku ngga tahu apa yang aku harus lakuin sekarang, hutang uang pendaftaran sekolah Lani (Adik Frista) juga belum lunas. Dan sekarang harus memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang 48 juta hanya dalam waktu 1 minggu?? ".Emosinya tak tertahankan, tangisan Ibu pun kian menjadi. Suaranya seolah mengeluarkan semua luka dan sakit hati yang bersarang didadanya. Frista yang sedang tidur di kamarnya menjadi terbangun..

 Decit suara pintu kamar Frista terdengar dari ruang tengah tempat Ibu dan Om Budi berdiri. Semuanya terdiam, hanya isak tangis wanita paruh baya yang melahirkanya dengan penuh cinta melirih dan perlahan mereda.

Hati Frista begitu hancur saat melihat Ibunya mengusap airmata yang membanjiri pipi keriput itu.

"Ibu...kenapa menangis??". Frista berjalan mendekati wanita paruh baya itu dan duduk memeluknya dari samping. Tanganya mengusap lembut pipi yang basah itu dan memeluknyaa sekali lagi dengan sangat lama,  berharap dapar menenangkan hati ibu yang begitu Frista cintai.

 Setelah air matanya mengering Ibu Frista yang bernama Merry itu mengeluarkan segala isi hatinya.

"Ibu..Ibu ngga tau harus bagaimana lagi nak,dulu 2 tahun yang lalu ibu dan om Budi mengajukan pinjaman ke Bank xxx sejumlah 45 juta. Ibu hanya memakainya 15 juta dan membayar cicilanya sebesar 500 ribu , sementara keluarga om Budi 30 juta dengan jumlah cicilan 1juta /bulan selama 4 tahun. Ibu sudah membayarkan kewajiban ibu setiap bulan kepada petugas bank yang menariknya ke kantor ibu, tapi om kamu selama 6bulan ini hanya membayarnya 1x. Jadi pihak bank sekarang meminta pertanggung jawabanya nak, Kalau tidak rumah ini akan disita ". Merry terlihat sangat frustasi , dia memijat kepalanya yang begitu berat.

"Deg..!! Rasanya seperti tersambar petir,kenapa nyesek sekali mendengarnya". 

"Ibu yang sabar ya, kita bisa bicara baik-baik sama tante Wati" . Ucap Frista lirih sambil mengusap pipi ibunya yang kini memang terlihat berkeriput.

"Nak..tante Wati itu orangnya nyebelin, dia keras kepala sama seperti Om mu ini!! "Pungkas merry sambil menujuk wajah om Budi.

"Om..benar kah itu???" Frista berdiri dan mendekati omnya itu yang sejak tadi diam didekat pintu.

"Iya Fris..keuangan om saat ini benar-benar sedang krisis".

"Kritis katamu !! kalau kristis Wati  ngga bakalan  beli bedak dan beli lipstik yang harganya mahal. Kamu lihat saja Fris wajah tantemu itu sudah kaya ondel-ondel !!" gerutu Merry kesal  sambil berjalan mendekati anak dan adik kandungnya.

  Kalau di ingat-ingatt lagi wajah tante Wati memang putih sekali si menurutku tapi bukan putih alami, lebih tepatnya kaya mayat hidup. Pucet. Pantesan saja ibu marah, Istrinya om Budi cuma ngabisin uangnya buat perawatan. Sementara Ibu hanya fokus bekerja dari jam 4 pagi sampai jam 10 malam. Rasanya sangat tidak adil. Hanya Ibu saja yang benar- benar berjuang untuk membayar hutangnya itu, padahal nominal hutang Om Budi lebih banyak dari Ibu. Aaaaaaaa andai aku punya uang sebanyak itu tak akan ada pertengkaran keluarga ini.

"Ibu mau istirahat Fris..tolong jangan ganggu ibu dulu." Merry masuk kedalam kamarnya dan menutupnya.

Frista terdiam, tangan kanannya menopang dagu yang lancip itu. Jari telunjuknya menari di atas pipinya, berusaha mencari solusi. Pikirannya sangat kacau saat ini, Ia bingung apa yang harus dilakukannya. Frista ingin sekali menghapus air mata ibunya dan mengukir senyum bahagia di wajah yang sudah menua itu. Kemudian ia mengambil ponselnya di atas meja. Mencari-cari kontak yang sekiranya bisa membantunya, namun nihil. Matanya malah terkunci pada satu nama.

*My starlight*

Itu adalah nomor Roy. Laki-laki yang Ia temui tadi pagi di dalam bus. Bola matanya, hidungnya, bibirnya,senyum itu dan penampilanya semua tak ada yang berubah sejak dulu. Masih sangat menenangkan untuk dipandang. Frista hampir saja menekan tombol hijau itu namun hatinya berkata..

"Jangan Frista, Roy sudah memiliki Kekasih . Akan sangat berdosa jika harus hadir diantara mereka. Walaupun Jujur, aku merindukanmu Roy.. Rindu yang terlarang".

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!