JANGAN RUBAH TAKDIRKU

Pagi itu Frista sedang menunggu bus jurusan ke arah rumahnya di depan kios fotocopy yang berada dekat dengan perempatan lampu merah. Tempat itu memang biasa disinggahi beberapa bus untuk mencari penumpang. Sudah hampir setengah jam dia berdiri dan hanya melihat beberapa kendaraan pribadi melintas di depanya. Kali ini dia pulang sendirian karena Nabila dijemput sang kakak. Frista terlihat sedang memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan yang melanda, Sambil sesekali dia mengambil botol minuman yang berada di ranselnya karena matahari pagi yang mulai naik membuat Frista merasa dahaga.

"Glekk... glekk...glekk.." Frista meminum air hampir separuh dari botolnya. Seketika itu dia melihat bus PRIMADONA dari sisi kananya yang hendak berhenti.

Tubuh mungil yang dibaluti gamis bewarna hitam dan jilbab segiempat bewarna pink lembut itu kini terlihat sedang bersusah payah berlari menuju bus jurusan rumahnya yang tidak tepat berhenti didepanya. Perasaan cemaspun bersembunyi dilangkah kakinya, Frista berjalan sangat cepat karena takut ketinggalan bus yang sudah ditunggunya selama 30 menit itu. Akhirnya kaki jenjang milik Frista yang mengenakan flatshoes itu menaiki tangga bus dan mulai mencari ketempat duduk yang masih kosong . Frista menyapu pandanganya kesuluruh tempat. Semua kursi telah terisi, kecuali tepat dibelakang supir kursinya masih belum bertuan.

"Alhamdulillah masih ada kursi yang kosong". Gumamnya dalam hati. Tak lama setelahnya bus itu mulai melaju dengan kecepatan sedang. Frista duduk di sebelah jendela persis, karena dia menyukai tempat itu. Duduk menikmati perjalanan panjang yang menghamparkan indahnya pemandangan di kotanya. Sambil menikmati alunan lagu kesukaanya.

"When I see your face

There's not a thing that I would change

'Cause you're amazing

Just the way you are

And when you smile

The whole world stops and stares for a while

'Cause, girl, you're amazing

Just the way you are

The way you are

Lagu yang dinyanyikan Brumo mars itu menemani perjalananya, pulang kerumah dan bertemu keluarganya. Namun tiba-tiba seseorang menyenggol lenganya dengan keras.

"Auuuuww..." Fristapun kaget dan terkejut ketika melihat tempat duduk disampingnya yang sedari kosong kini telah terisi. Dia megusap lenganya dengan pelan. Kedua bola mata milik Frista mulai melihat seorang laki-laki disebelahnya.

"Maaf ya ..tadi saya buru -bu......ru".

"Frista .." Laki-laki itu mengembangkan senyumnya tatkala mengenali perempuan yang sedang duduk di dekatnya. Senyum itu adalah senyum yang berusaha Frista lupain selama beberapa tahun terakhir. Senyum yang membuat perasaanya berbunga-bunga dan hampir meledakan jantungnya.

Deg.

Detak jantung Frista kembali berpacu dengan cepat . Setelah sekian lama tidak merasakan itu, dia berusaha tersenyum sambil menelan salvinanya mencoba membalas tatapan laki-laki itu.

"Roy....?" Kata Frista dengan nada tak percaya akan bertemu dengan Roy di sini.

"Iya Fris...kamu masih ingat sama aku kan?? Gimana kabarmu sekarang?" Tanya Roy sambil membetulkan letak jam tanganya yang berpindah posisi.

Frista tak berani melihatnya lagi. Entah apa yang dia rasakan, karena sedari tadi detak jantungnya masih bersuara keras bahkan telinga Frista sendiri mampu mendengar.

"Aku baik-baik saja". Jawab Frista datar, Tanganya menyentuh tombol volume dan mengeraskan suara lagu yang sedang di putar. Berharap tidak mendengarkan Roy menyapanya lagi.

"Kamu mau kemana Fris??" Tanya Roy lagi. Kini Roy memandang Frista dengan seksama, Namun yang terlihat hanya batang hidungnya yang mancung.

Ya. Frista memalingkan kepalanya dan menatap keluar jendela. Suasana hening seketika karena tak ada jawaban yang berucap dari bibir berwarna merah muda itu.

"Jangan rubah takdirku Roy... Aku tidak ingin mengulang masa lalu itu,aku hanya ingin masa depan yang indah menikah dengan orang aku cintai dan orang yang mencintaiku" Ucapnya lirih dalam hati..

🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀

POV ROY

"Frista..kenapa kau hanya diam??Apakah sampai saat ini kau masih menyukaiku??" Tanya Roy dalam hati.

Frista adalah salah satu teman sekelasku di SMP. Dulu dia sangat pandai sekali pelajaran fisika, dan setiap kali aku kesulitan mengerjakan tugasku dia selalu membantuku. Memastikan PR ku sudah dikerjakan atau belum. Dia juga selalu memberiku minum ketika usai jam pelajaran olah raga.

"Kau mau minum?" Frista menawarkan botol aqua ditanganya yang ditujukan memang untuku..

"Boleh..makasih ya." Jawab ku datar.

Banyangan masalalu pun kembali muncul, memenuhi kepala Roy. Frista dimatanya tak lain hanya seorang teman wanita yang baik, teman yang mensuport dan paling senang ketika mendapatiku nilai yang bagus. Dia selalu melihatku dengan tatapan hangat.

Awalnya aku senang karena memunyai teman yang perhatian. Tapi lama-lama justru membuatku merasa aneh. Sepulang sekolahpun dia juga sering menanyakanku sudah makan atau belum lewat SMS. Walaupun dia memang temanku, Entah kenapa rasanya saat itu aq ingin sekali menghindar .

Jujur aku merasa risih akan tingkahnya, tapi tidak enak hati untuk menegurnya. Sampai pada akhirnya aku memutuskan menjauhkan diri dari perempuan itu setelah tau bahwa dia menyukaiku dari sahabatnya yang bernama Inara. Aku takut menyakitinya karena aku sendiri tidak memiliki perasaan apapun kepada Frista. Pada saat itu aku sudah mempunyai kekasih dan Frista tau itu karena sering melihat aku dan pacarku Ranti berduaan dikantin sekolah.

Mulai hari itu Frista terlihat sangat berbeda dari biasanya. Tak lagi mengajariku fisika dan tak lagi memberiku air minum..

Satu tahun berlalu, Ujian Nasionalpun telah usai . Kini saatnya hari pengumuman kelulusan yang ditunggu-tunggu itu tiba. Aku dan teman-teman yang lainpun ikut berdesak desakan didepan mading sekolah karena memang pengumuman kelulusan dan nilai NEM saat itu terpampang disana.

Aku kaget karena Frista sekarang yang menjadi juara di kelas. Padahal Mikho yang biasa mendapatkan Ranking 1 di kelas. Ada rasa senang disana karena dia benar-benar memberikan yang terbaik untuk masadepanya, Namun ada rasa sedih karena aku tidak akan bertemu denganya lagi.

Aku berusaha keluar dari desakan teman-temanku tadi setelah menemukan namaku  juga lulus dengan nilai yang bagus. Bahagia tak terkira karena aku pasti akan diterima di sekolahan favorit yang sudah lama aku incar. Saat yang bersamaan aku melihat Frista yang kesulitan untuk mendekat ke mading yang ada dibelangkangku.Tanpa sadar ku tarik tangannya megarahku hingga hampir tidak ada batas antara kita.

"Frista....selamat yaa kamu dapat nilai yang terbaik dikelas". Ucapku sambil menjabat tanganya.

"Iyakah??" Tanyanya tak percaya.

"Heemmm kamu yang terbaik..liat aja disana." Jari telunjuku mengarah ke kertas paling atas di mading sebelah kanan.

"Oke..Aku liat dulu ya". Jawabnya singkat dan segera mendekat kearah kertas itu.

Shittttt...bayangan masalalu itu muncul dalam lamunanku. Ku lihat Frista masih pada posisi semula menghadap keluar jendela bus ini. Sekarang dia terlihat jauh lebih dewasa dan keibuan, tapi penampilanya tetaplah Frista yang dulu frista yang kukenal apa adanya, dan sesederhana itu juga pakaian yang melekat pada tubuhnya.

"Permisi mas..."  Kondektur bus itu menengadah tanganya tepat di depan mataku. Dengan segera tanganku masuk ke saku jaket bagian depan untuk mengambil uang . Setelah mengeluarkanya aku memberi Rp 20.000 kepada laki-laki yang memakai topi warna merah itu sembari menujukan tangan ke arah wanita disebelahku yaitu Frista.

"Sama dia sekalian ya mas" Kataku sambil menatap kerudung pink yang Frista kenakan.

"Oke ini kembalianya." Kondektur bus itu melewatiku setelah memberi uang 10rb sisa pembayaranya.

Bayangan wajah Frista kini terlihat jelas , tepatnya 13 tahun yang lalu .

Perempuan bertubuh kurus dan berkulit sawo matang itu mempunyai rambut hitam yang panjang . Rambut itu adalah makhota yang paling membuatku melihat bahwa dia juga cantik seperti perempuan pada umumnya. Hidungnya yang mancung dan gigi rapihnya yang berbaris kecil-kecil membuat senyum diwajah Frista semakin manis. Ah tapi dia bukan seleraku.

Frista...

Mungkin kau adalah wanita pertama

yang mengagumiku dengan segenap rasa.. 

"Aaaaaa....... perasaan apa ini ". Gumam Roy lirih. Tanganya mengusap layar Ponsel keluaran terbaru dari Samsung. Seutas Senyum manis dari wajah Ranti kekasihnya itu terlihat dari layar Handphone yang sedang dia pegang. Roy berjanji akan selalu mencintai Ranti dan tidak akan pernah menghianatinya.

Bagaimanpun Frista hanya bagian dari masa laluku . Karena sepertinya juga dia sudah memiliki kekasih.

Roy terus mencoba mengajak Frista berbicara namun tetap diam, setelah sekian lama dia menunggu jawaban Roy baru menyadari bahwa ada kabel earphone yang menyambung di Ponsel Frista.

 "Frista ...kenapa kamu begitu menyebalkan ! ". Roy mendengus kesal namun hanya dalam hati.

Roy menutup matanya perlahan , dia merasa lelah dalam perjalanan pulangnya dari Negeri Sakura. Dari menunggu lama dibandara, ban bocor pada travel yang di naiki hingga memutuskan untuk menaiki bus ini . Dan waktu mempertemukanya dengan Frista, Wanita dalam kisah masa lalunya.

Tanpa disadari Frista menoleh kewajahnya yang masih terpejam sesaat. Namun segera ia memalingkan wajahnya, Karena ternyata debaran dihatinya masih ada untuk Roy.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!