" Maaf Pak Lilip.. tadi Pak Herman datang kemari untuk bertemu dengan Bapak" menatap dengan wajah takut.
" Kenapa dia mencari saya.. apa ada pesan yang adik saya tinggalkan.."
" Tidak ada Pak.. Beliau langsung pamit pulang gitu " ucap Dyah gemetaran.
" Ya sudah.. nanti biar saya hubungi adikku"
" Apakah masih ada pekerjaan yang perlu saya kerjakan lagi Pak.. ?" ucap Dyah hati-hati.
" Untuk sementara tidak ada.. Nanti kalau saya butuh sesuatu kamu saya hubungi"
" Baik Pak.. saya permisi" ucap Dyah seraya membalikkan tubuhnya berjalan menuju pintu keluar. Belum sampai ke pintu Pak Lilip menghentikan langkah Dyah.
" Dyah.. tungguu...!! "
Berbalik menatap Pak Lilip sambil berkata..
" Ada yang bisa saya bantu lagi Pak..?"
" Apa kamu mau tidur dengan saya.. Malam ini..?" kata Pak Lilip sambil menatap dingin Dyah.
" Maa.. maa.. aaf Pak.. Maksud Bapak apa ya..?" ucap Dyah terbata-bata karena permintaan aneh dari atasannya itu.
" Saya sangat kesepian.. Saya butuh teman.. Saya butuh Kehangatan.. Apa kamu mau tidur denganku..?" kata Pak Lilip menatap sendu Dyah.
" Maaf Pak.. Saya rasa Bapak salah orang.. Saya bukan seorang wanita murahan dan bukan wanita penghibur disaat Bapak membutuhkannya. Dan saya tidak mau menjadi perusak hubungan rumah tangga Bapak dengan Ibu Widya. Sekali lagi saya minta maaf, sudah berani kepada Bapak. Saya permisi.." kata Dyah berbalik langsung keluar dari ruang atasannya itu.
Setelah sampai diruangan kerjanya. Dyah segera melanjutkan pekerjaannya. Walau dirinya merasa tidak nyaman dengan apa yang di inginkan atasannya tadi. Dia merasa atasannya menilai dirinya seolah seperti wanita penghibur. Dia pikir dirinya itu siapa, seenaknya saja ngajak tidur dengan meminta kehangatan dariku. Kalau bukan atasanku sudah saya damprat itu atasan. Selesai kerjaannya, bertepatan dengan jam istirahat. Dyah keluar dari ruangannya menuju lift untuk ke mushola kantor untuk menunaikan sholat dhuzur sebelum makan siang. Dyah masuk lift dengan terburu hingga tidak menyadari kalau didalam lift cuma ada atasannya dan dirinya. Tiba-tiba lift kantornya mendadak macet. Dyah kaget terjebak didalam lift dengan atasannya itu. Dyah panik takut akan kehabisan nafasnya.
" Aduh Pak.. kenapa liftnya mendadak macet.. Bagaimana ini Pak..? Kita bisa meninggal disini ntar Pak.." kata Dyah panik gemetaran dan hampir menangis saking takutnya.
" Saya juga tidak tahu.. Tenang saja jangan panik begitu.." ucapnya dengan intonasi dinginnya dan memasang wajah cuek.
" Saya tidak bisa nafas Pak.. Kalau terlalu lama disini.. Dada saya merasa sesak.. tolong lakukan sesuatu Pak.. Saya mohooonnn..." pinta Dyah ditengah tangisnya.
" Aduuhh.. kamu itu bisa tenang tidak..! Sabar saja bentar lagi pasti nyala liftnya...! kamu itu baru kejebak di lift belum ada 30 menit sudah lebay.. berisik tahu nggak..! ucap Pak Lilip dengan nada tingginya.
" Baik Pak.. Saya akan diam.." jawab Dyah masih dengan isak tangisnya.
Tak kunjung menyala liftnya Pak Lilip mendekati Dyah yang sedang duduk dipojok lift dengan menunduk. Badannya terasa gemetar. Muncul perasaan iba pada sekretarisnya itu. Pak Lilip berjongkok didepan Dyah. Tangannya dia letakkan di pundak Dyah sambil berkata.
" Dyah... Dyah... kamu kenapa? Kok diam saja..?
" Ba..pak... saya takut... saya takut kita akan meninggal disini.." ucap Dyah seraya menatap Pak Lilip dengan air mata yang masih terus mengalir di pipinya.
" Tolong.. kamu tenang dulu ya.. Disini ada saya.. percaya saja kita tidak akan mati disini.." seraya mengenggam tangan Dyah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Siti Maryanah
mmm apajah calon imam dyah lilip
2021-01-24
0
AME AMRIWISASA
semangat thour
ijin promo, yuk ka mampir juga di karya ku yang berjudul
" cinta berawal dari kapal pesiar "
" ditakdirkan Untuk mencintaimu (the series) "
di tunggu, terimakasih thour
2021-01-01
0
icha
mntp
2020-12-06
2