Tap...tap like ya, biar author semangat mengeluarkan imajinasinya. Hingga dapat menghasilkan karya yang dapat dinikmati semua pencinta dunia halu.
****
Setelah hampir dua jam mengelilingi Mall. Abelia dan kedua temannya memutuskan untuk kembali, karena hari juga sudah mulai senja. Jika kemalaman di tengah jalan, mereka takut dengan rawannya perjalanan menuju Desa mereka.
Mereka keluar dari Mall, dan berjalan menuju dimana sepeda motor mereka tadi terparkir.
"Oh....OMG...!" mata Maimunah membesar, begitu melihat apa yang terjadi pada kedua ban sepeda motornya.
"Apa..!? tanya Abelia yang baru tiba didekat Maimunah berada.
"Tuh...!" jemari Mai menunjuk kearah ban sepeda motornya.
"Oh... OMG...!" Rozi kaget melihat keadaan ban sepeda motor yang kempis keduanya.
"Kenapa bisa begini..?" Abelia jongkok dan memperhatikan kedua ban motornya yang kempis.
"Bagaimana nih...masa kita pulang dorong ini motor..?" ucap Rozi.
"kenapa ban nya bocor barengannya..?" Abelia heran menatap ban motornya, dan kemudian mengalihkan tatapannya kepada kedua temannya.
"Bener beib, kenapa kompak tu bannya. Sepertinya ada yang mencurigakan..!?" Rozi dan Maimunah mengitari lapangan parkir untuk mencari hal yang mencurigakan.
"Apa ada yang mengempiskan ban motor ini, tapi siapa yang melakukannya ?" ucap Abelia sembari memijit kepalanya yang terasa pusing tiba-tiba.
"Mungkin, sudah dari tadi kempis tu ban. Karena yang naik kita bertiga, tapi kita tidak menyadarinya."kata Maimunah.
"Petugas parkirnya juga kemana, kita harus tanya nih. mungkin saja ada yang gerjain ban motor ini.." kata Abelia.
"Petugas parkirnya makan gaji buta nih, sepeda motornya tidak di jaga ." sambung Abelia yang kesal .
"Ayo kita dorong, untuk cari bengkel " ujar Maimunah kepada keduanya.
Mai mendorong motornya, dan dibantu Abelia dan Rozi dari belakang.
Hampir lima belas menit mereka mendorong sepeda motornya, tetapi bengkel yang mereka cari belum ketemu juga.
Rozi sudah ngedumel dibelakang, karena sudah merasa letih.
Mai menghentikan sepeda motornya, untuk mengistirahatkan kakinya.
"Sampai mana kita dorong, capek beib. Lihat nih badan gue sudah kurus." ngedumel Rozi sembari mengusap peluhnya yang bercucuran di wajahnya, dan kemudian Rozi duduk ditanah. Dia tak perduli tanah yang dijadikan tempat duduk sedikit berbau.
"Sampai dapat bengkel ." jawab Mai yang kelihatan letih dan keringat juga merembes didahinya.
"Kalau tidak juga ketemu bengkel, apa kita begini sampai rumah. Mendorong motor itu ?" tanya Rozi lagi.
"Abel, hubungi abang Jo. Mungkin dia bisa jemput kita disini." kata Maimunah kepada Abelia.
"Abang Jo pergi ke kota besar, jika malam Minggu begini ." kata Abelia.
"Apa kita tunggu abang Jo lewat jalan sini, saat dia pulang dari kota?" ujar Rozi.
"Usul yang tidak perlu dipertimbangkan, bagaimana jika abang Jo tidak lewat jalan sini. Apa kita akan berada disini sepanjang malam ?" kata Abelia.
"Usul mu mengada-ada Rozi.." ujar Mai sembari duduk di samping Rozi yang selonjoran di aspal jalan.
"Gue tidak sanggup lagi, untuk dorong tu motor sampai rumah. Capek beib.. ." kata Rozi.
"Kita istirahat dulu, coba tanya tu ke warung baso. Mungkin dia tahu bengkel didekat sini ." kata Abelia.
Rozi bangkit dari duduknya, dan berjalan menuju warung baso. Tak lama kemudian Rozi kembali dengan wajah yang cemberut.
"Apa katanya, apa ada bengkel didekat sini ?" tanya Abelia.
"Hih... masih jauh bengkelnya, kira-kira dua km lagi. Beib gue tidak sanggup mendorong motornya, nyerah gue.." ujar Rozi sembari mengangkat kedua tangannya.
"Bagaimana dong, apa kita nginep disini. Besok baru kembali ." ujar Maimunah.
"Bakal ngamuk bang Jo, bisa-bisa gue tidak bisa keluar rumah lagi." kata Abelia, Karena dia pergi tanpa diketahui oleh abangnya.
"Terus bagaimana nih, orang yang Kita kenal juga tidak ada yang lewat.." ujar Mai, dan matanya menatap ke arah jalan raya. Menunggu ada orang yang dikenalnya melintas didepan mereka.
"Sudah sore begini, mana ada yang lewat." kata Abelia, dan ikut duduk dipinggir jalan mengikuti kedua temannya yang terlebih dahulu sudah melakukan nya.
Saat termenung merenungi nasibnya, Abelia dan kedua temannya kaget. Ketika ada mobil yang berhenti didekat mereka duduk, dengan cepat Abelia dan kedua temannya berdiri menunggu siapa yang turun dari dalam mobil tersebut.
"Mungkin penolong kita Abel.." ujar Rozi dan bibirnya tersenyum lebar.
"Ya Alloh...moga penolong yang turun.." ucap Mai.
Pintu mobil terbuka, dan terlihat sesosok wajah yang tampan keluar dari pintu mobil yang terbuka.
"OMG....kak Damar...!" teriak Rozi sembari loncat kesenangan.
Begitu juga dengan Maimunah, terlihat senang. Begitu melihat siapa yang turun dari mobil tersebut.
Sedangkan Abelia hanya diam, tidak ada ekspresi dalam raut wajahnya. Dia cukup kaget Bertemu Damar orang yang dihindarinya, bertemu dengan dirinya disaat dia seperti gembel dipinggir jalan.
Damar berjalan dengan pelan menghampiri Abelia dan kedua temannya berada.
"Butuh bantuan..?" tanya Damar saat dia sudah berada didepan Abelia dan kedua temannya.
"Ya.." jawab Rozi, tetapi Abelia menjawab beda.
"Tidak..!" jawab Abelia dengan ketus.
"Abel..kita butuh bantuan, apa kita mau bermalam dijalankan ini. Elu mau abang Jo ngamuk melihat elu belum pulang sampai malam." kata Maimunah.
Abel membuang pandangannya dari menatap ke arah Damar, sejak kejadian Lima tahun lalu. Baru pertama ini dia bertemu dengan Damar kembali.
"Ayo biar motor ini dititipkan ke warung itu." kata Damar, dan mendorong sepeda motor tersebut kearah warung yang ada diseberang jalan.
Setelah menitipkan sepeda motornya, Damar kembali dan menyuruh Abelia dan temannya untuk masuk ke dalam mobilnya.
Mai dan Rozi masuk kedalam mobil Damar dengan gembira, karena tadi mereka berdua khawatir sampai rumah mendorong sepeda motornya.
Dengan ogah-ogahan Abelia berjalan menuju mobil Damar berada, ketika ingin berjalan menuju pintu belakang. Damar dengan cepat menarik tangan Abelia dan mendorongnya untuk masuk ke depan.
"Tidak..! Abel mau duduk di belakang ." teriak Abelia dengan suara yang lantang.
"Masuk..!" Damar tidak mengindahkan penolakan Abelia.
"Elu depan saja Abel, dibelakang sempit " ujar Maimunah.
"Betul beib, elu depan gih..kami mau nyantai duduk dibelakang." kata Rozi juga dan langsung menutup pintu mobil.
"Hih...! awas kalian.." ujar Abelia sembari masuk ke kursi depan yang dibukakan Damar untuk Abelia.
"Nah gini kan gadis baik.." ujar Damar sembari menutup pintu dan kemudian berjalan ke pintu bagian kemudi dan masuk kedalam, dan kemudian mulai menjalankan mobilnya kembali.
"Kalian dari mana ?" tanya Damar.
"Dari Mall kak ." jawab Rozi.
"Hemm kalian shoping ya..?" tanya Damar kembali.
"Ya kak, ini si Rozi. Modal cantiknya habis ." Maimunah yang menjawab.
Sedangkan Abelia hanya duduk membisu, pandangannya terarah kesisi mobil, menatap lampu jalanan yang sudah mulai menerangi malam.
Damar sesekali melirik Abelia yang duduk disampingnya, dia tahu bahwa Abelia enggan untuk berbicara dengan dirinya.
"Kalian tidak lapar ?" pertanyaan Damar memecah keheningan didalam mobil.
"Kami sudah makan di Mall tadi kak ." jawab Rozi dengan semangat.
"Kalau lapar, biar kak Damar traktir kalian ." kata Damar.
"Lain kali saja kak, kami tunggu traktiran kak Damar ya ." kata Mai.
"Ok.. kakak akan siap sedia, kapan kalian mau ditraktir. Bilang saja..." kata Damar.
"Asik...!" teriak Rozi dan Maimunah dengan gembira.
"Abel... kapan elu tidak sibuk ?" tanya Rozi.
"Gue sibuk terus, tidak ada waktu untuk bermalas-malasan." ujar Abelia dengan datar.
"Istirahat girl, entar elu cepat tua ." kata Rozi.
Bersambung
**Maaf jika banyak typo dan penulisan ✍️ yang tidak dipahami 🙏.
Happy reading**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
pinnacullata pinna
halo thor aku datang untuk memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏
2020-12-21
0
Moms Dava
aku mampir nih thor....
2020-12-02
0
lambe nyiyir
next...next...
2020-11-20
4