Bab 5 Bertemu

Tap...tap like ya, biar author semangat mengeluarkan imajinasinya. Hingga dapat menghasilkan karya yang dapat dinikmati semua pencinta dunia halu.

****

Setelah hampir dua jam mengelilingi Mall. Abelia dan kedua temannya memutuskan untuk kembali, karena hari juga sudah mulai senja. Jika kemalaman di tengah jalan, mereka takut dengan rawannya perjalanan menuju Desa mereka.

Mereka keluar dari Mall, dan berjalan menuju dimana sepeda motor mereka tadi terparkir.

"Oh....OMG...!" mata Maimunah membesar, begitu melihat apa yang terjadi pada kedua ban sepeda motornya.

"Apa..!? tanya Abelia yang baru tiba didekat Maimunah berada.

"Tuh...!" jemari Mai menunjuk kearah ban sepeda motornya.

"Oh... OMG...!" Rozi kaget melihat keadaan ban sepeda motor yang kempis keduanya.

"Kenapa bisa begini..?" Abelia jongkok dan memperhatikan kedua ban motornya yang kempis.

"Bagaimana nih...masa kita pulang dorong ini motor..?" ucap Rozi.

"kenapa ban nya bocor barengannya..?" Abelia heran menatap ban motornya, dan kemudian mengalihkan tatapannya kepada kedua temannya.

"Bener beib, kenapa kompak tu bannya. Sepertinya ada yang mencurigakan..!?" Rozi dan Maimunah mengitari lapangan parkir untuk mencari hal yang mencurigakan.

"Apa ada yang mengempiskan ban motor ini, tapi siapa yang melakukannya ?" ucap Abelia sembari memijit kepalanya yang terasa pusing tiba-tiba.

"Mungkin, sudah dari tadi kempis tu ban. Karena yang naik kita bertiga, tapi kita tidak menyadarinya."kata Maimunah.

"Petugas parkirnya juga kemana, kita harus tanya nih. mungkin saja ada yang gerjain ban motor ini.." kata Abelia.

"Petugas parkirnya makan gaji buta nih, sepeda motornya tidak di jaga ." sambung Abelia yang kesal .

"Ayo kita dorong, untuk cari bengkel " ujar Maimunah kepada keduanya.

Mai mendorong motornya, dan dibantu Abelia dan Rozi dari belakang.

Hampir lima belas menit mereka mendorong sepeda motornya, tetapi bengkel yang mereka cari belum ketemu juga.

Rozi sudah ngedumel dibelakang, karena sudah merasa letih.

Mai menghentikan sepeda motornya, untuk mengistirahatkan kakinya.

"Sampai mana kita dorong, capek beib. Lihat nih badan gue sudah kurus." ngedumel Rozi sembari mengusap peluhnya yang bercucuran di wajahnya, dan kemudian Rozi duduk ditanah. Dia tak perduli tanah yang dijadikan tempat duduk sedikit berbau.

"Sampai dapat bengkel ." jawab Mai yang kelihatan letih dan keringat juga merembes didahinya.

"Kalau tidak juga ketemu bengkel, apa kita begini sampai rumah. Mendorong motor itu ?" tanya Rozi lagi.

"Abel, hubungi abang Jo. Mungkin dia bisa jemput kita disini." kata Maimunah kepada Abelia.

"Abang Jo pergi ke kota besar, jika malam Minggu begini ." kata Abelia.

"Apa kita tunggu abang Jo lewat jalan sini, saat dia pulang dari kota?" ujar Rozi.

"Usul yang tidak perlu dipertimbangkan, bagaimana jika abang Jo tidak lewat jalan sini. Apa kita akan berada disini sepanjang malam ?" kata Abelia.

"Usul mu mengada-ada Rozi.." ujar Mai sembari duduk di samping Rozi yang selonjoran di aspal jalan.

"Gue tidak sanggup lagi, untuk dorong tu motor sampai rumah. Capek beib.. ." kata Rozi.

"Kita istirahat dulu, coba tanya tu ke warung baso. Mungkin dia tahu bengkel didekat sini ." kata Abelia.

Rozi bangkit dari duduknya, dan berjalan menuju warung baso. Tak lama kemudian Rozi kembali dengan wajah yang cemberut.

"Apa katanya, apa ada bengkel didekat sini ?" tanya Abelia.

"Hih... masih jauh bengkelnya, kira-kira dua km lagi. Beib gue tidak sanggup mendorong motornya, nyerah gue.." ujar Rozi sembari mengangkat kedua tangannya.

"Bagaimana dong, apa kita nginep disini. Besok baru kembali ." ujar Maimunah.

"Bakal ngamuk bang Jo, bisa-bisa gue tidak bisa keluar rumah lagi." kata Abelia, Karena dia pergi tanpa diketahui oleh abangnya.

"Terus bagaimana nih, orang yang Kita kenal juga tidak ada yang lewat.." ujar Mai, dan matanya menatap ke arah jalan raya. Menunggu ada orang yang dikenalnya melintas didepan mereka.

"Sudah sore begini, mana ada yang lewat." kata Abelia, dan ikut duduk dipinggir jalan mengikuti kedua temannya yang terlebih dahulu sudah melakukan nya.

Saat termenung merenungi nasibnya, Abelia dan kedua temannya kaget. Ketika ada mobil yang berhenti didekat mereka duduk, dengan cepat Abelia dan kedua temannya berdiri menunggu siapa yang turun dari dalam mobil tersebut.

"Mungkin penolong kita Abel.." ujar Rozi dan bibirnya tersenyum lebar.

"Ya Alloh...moga penolong yang turun.." ucap Mai.

Pintu mobil terbuka, dan terlihat sesosok wajah yang tampan keluar dari pintu mobil yang terbuka.

"OMG....kak Damar...!" teriak Rozi sembari loncat kesenangan.

Begitu juga dengan Maimunah, terlihat senang. Begitu melihat siapa yang turun dari mobil tersebut.

Sedangkan Abelia hanya diam, tidak ada ekspresi dalam raut wajahnya. Dia cukup kaget Bertemu Damar orang yang dihindarinya, bertemu dengan dirinya disaat dia seperti gembel dipinggir jalan.

Damar berjalan dengan pelan menghampiri Abelia dan kedua temannya berada.

"Butuh bantuan..?" tanya Damar saat dia sudah berada didepan Abelia dan kedua temannya.

"Ya.." jawab Rozi, tetapi Abelia menjawab beda.

"Tidak..!" jawab Abelia dengan ketus.

"Abel..kita butuh bantuan, apa kita mau bermalam dijalankan ini. Elu mau abang Jo ngamuk melihat elu belum pulang sampai malam." kata Maimunah.

Abel membuang pandangannya dari menatap ke arah Damar, sejak kejadian Lima tahun lalu. Baru pertama ini dia bertemu dengan Damar kembali.

"Ayo biar motor ini dititipkan ke warung itu." kata Damar, dan mendorong sepeda motor tersebut kearah warung yang ada diseberang jalan.

Setelah menitipkan sepeda motornya, Damar kembali dan menyuruh Abelia dan temannya untuk masuk ke dalam mobilnya.

Mai dan Rozi masuk kedalam mobil Damar dengan gembira, karena tadi mereka berdua khawatir sampai rumah mendorong sepeda motornya.

Dengan ogah-ogahan Abelia berjalan menuju mobil Damar berada, ketika ingin berjalan menuju pintu belakang. Damar dengan cepat menarik tangan Abelia dan mendorongnya untuk masuk ke depan.

"Tidak..! Abel mau duduk di belakang ." teriak Abelia dengan suara yang lantang.

"Masuk..!" Damar tidak mengindahkan penolakan Abelia.

"Elu depan saja Abel, dibelakang sempit " ujar Maimunah.

"Betul beib, elu depan gih..kami mau nyantai duduk dibelakang." kata Rozi juga dan langsung menutup pintu mobil.

"Hih...! awas kalian.." ujar Abelia sembari masuk ke kursi depan yang dibukakan Damar untuk Abelia.

"Nah gini kan gadis baik.." ujar Damar sembari menutup pintu dan kemudian berjalan ke pintu bagian kemudi dan masuk kedalam, dan kemudian mulai menjalankan mobilnya kembali.

"Kalian dari mana ?" tanya Damar.

"Dari Mall kak ." jawab Rozi.

"Hemm kalian shoping ya..?" tanya Damar kembali.

"Ya kak, ini si Rozi. Modal cantiknya habis ." Maimunah yang menjawab.

Sedangkan Abelia hanya duduk membisu, pandangannya terarah kesisi mobil, menatap lampu jalanan yang sudah mulai menerangi malam.

Damar sesekali melirik Abelia yang duduk disampingnya, dia tahu bahwa Abelia enggan untuk berbicara dengan dirinya.

"Kalian tidak lapar ?" pertanyaan Damar memecah keheningan didalam mobil.

"Kami sudah makan di Mall tadi kak ." jawab Rozi dengan semangat.

"Kalau lapar, biar kak Damar traktir kalian ." kata Damar.

"Lain kali saja kak, kami tunggu traktiran kak Damar ya ." kata Mai.

"Ok.. kakak akan siap sedia, kapan kalian mau ditraktir. Bilang saja..." kata Damar.

"Asik...!" teriak Rozi dan Maimunah dengan gembira.

"Abel... kapan elu tidak sibuk ?" tanya Rozi.

"Gue sibuk terus, tidak ada waktu untuk bermalas-malasan." ujar Abelia dengan datar.

"Istirahat girl, entar elu cepat tua ." kata Rozi.

Bersambung

**Maaf jika banyak typo dan penulisan ✍️ yang tidak dipahami 🙏.

Happy reading**.

Terpopuler

Comments

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

halo thor aku datang untuk memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏

2020-12-21

0

Moms Dava

Moms Dava

aku mampir nih thor....

2020-12-02

0

lambe nyiyir

lambe nyiyir

next...next...

2020-11-20

4

lihat semua
Episodes
1 Pengumuman visual
2 Bab 2 Awal
3 Bab 3 cari pacar
4 Bab 4 Siapa???
5 Bab 5 Bertemu
6 Bab 6 Bertemu 2
7 Bab 7 Marah
8 Bab 8 Menghindar
9 Bab 9 . Curhat
10 Bab 10 Kejutan
11 Bab 11 Reuni
12 Bab 12 Menghilang
13 Bab 13 Menghilang 2
14 Bab 14 Kejutan
15 Bab 15 Rencana Kabur
16 Bab 16 Pusing
17 Bab 17 Mencoba menghindar
18 Bab 18 Mencari solusi.
19 Bab 19 Menyerah??
20 Bab 20 fitting baju
21 Bab 21 Malu-malu
22 Bab 22 Bertemu nenek Jumpa lagi dengan Abelia dan Damar. ***
23 Bab 23 Bertemu
24 Bab 24 Marah
25 Bab 25 Kembali
26 Bab 26 Menikah
27 Bab 27 First
28 Bab 28 gosipin cik suami
29 Bab 29 Abelia nakal
30 Bab 30 Lupa status
31 Bab 31 Akhirnya
32 Bab 32 Arwah pengendus
33 Bab 33 Butuh kata
34 Bab 34 Patah hati
35 Bab 35 Ada apa
36 Bab 36 Berdua dan akan bertiga
37 Bab 37 Rahasia
38 Bab 38 Kejutan untuk Damar.
39 Bab 39 Drama kehamilan
40 Bab 40 Panik
41 Bab 41 Masih drama bumil
42 Bab 42 Terkuak.
43 Bab 43 Marah ala bumil Lanjut lagi dengan kisah cinta Abelia dan Damar
44 Bab 44 Masih marah
45 Bab 45 Kebenaran
46 Bab 46 Sedikit mencair Lanjut lagi dengan cerita Abelia dan Damar gues
47 Bab 47 Butuh kata
48 Bab 48 Ungkapan
49 Bab 49 I u
50 Bab 50 Makin cinta
51 Bab 51 Tamu
52 Bab 52 Tamu tak diundang
53 Bab 53 Nenek..!?
54 Bab 54 Marah
55 Bab 55 kantor polisi.
56 Bab 56 Ending
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Pengumuman visual
2
Bab 2 Awal
3
Bab 3 cari pacar
4
Bab 4 Siapa???
5
Bab 5 Bertemu
6
Bab 6 Bertemu 2
7
Bab 7 Marah
8
Bab 8 Menghindar
9
Bab 9 . Curhat
10
Bab 10 Kejutan
11
Bab 11 Reuni
12
Bab 12 Menghilang
13
Bab 13 Menghilang 2
14
Bab 14 Kejutan
15
Bab 15 Rencana Kabur
16
Bab 16 Pusing
17
Bab 17 Mencoba menghindar
18
Bab 18 Mencari solusi.
19
Bab 19 Menyerah??
20
Bab 20 fitting baju
21
Bab 21 Malu-malu
22
Bab 22 Bertemu nenek Jumpa lagi dengan Abelia dan Damar. ***
23
Bab 23 Bertemu
24
Bab 24 Marah
25
Bab 25 Kembali
26
Bab 26 Menikah
27
Bab 27 First
28
Bab 28 gosipin cik suami
29
Bab 29 Abelia nakal
30
Bab 30 Lupa status
31
Bab 31 Akhirnya
32
Bab 32 Arwah pengendus
33
Bab 33 Butuh kata
34
Bab 34 Patah hati
35
Bab 35 Ada apa
36
Bab 36 Berdua dan akan bertiga
37
Bab 37 Rahasia
38
Bab 38 Kejutan untuk Damar.
39
Bab 39 Drama kehamilan
40
Bab 40 Panik
41
Bab 41 Masih drama bumil
42
Bab 42 Terkuak.
43
Bab 43 Marah ala bumil Lanjut lagi dengan kisah cinta Abelia dan Damar
44
Bab 44 Masih marah
45
Bab 45 Kebenaran
46
Bab 46 Sedikit mencair Lanjut lagi dengan cerita Abelia dan Damar gues
47
Bab 47 Butuh kata
48
Bab 48 Ungkapan
49
Bab 49 I u
50
Bab 50 Makin cinta
51
Bab 51 Tamu
52
Bab 52 Tamu tak diundang
53
Bab 53 Nenek..!?
54
Bab 54 Marah
55
Bab 55 kantor polisi.
56
Bab 56 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!