Bantu like..like ya..
Tatap ke depan, tidak perlu melihat masa lalu. Masa lalu lihat sebagai pelajaran.
*****
Abelia masih berdebat dengan Jonathan, dia merasa bahwa abang nya Jonathan terlalu mengekang kebebasan dalam bergaul.
"Abang tetap tidak menyetujui kalau Abel punya pacar ya, camkan itu..! dan keputusan Abang sudah final, tidak bisa di ganggu gugat ." ultimatum Jonathan dengan tegas.
"Ok kalau begitu, Abel akan pacaran dengan Rozi saja..!" ujar Abel dengan spontan.
Ciet...ciet....
Jonathan menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba saat mendengar perkataan Abelia, dia kaget mendengar Abelia ingin berpacaran dengan Rozi. Dan Jonathan kurang suka Abelia berteman dengan Rozi, karena Jonathan merasa bahwa tingkah Rozi sangat aneh sebagai laki- laki.
"Abang...!" seru Abelia kaget, karena abang nya menghentikan jalan mobilnya secara tiba- tiba. Sehingga Abelia terdorong kedepan dari duduknya, sehingga kepalanya hampir menyentuh dasboard mobil. Karena mobil pickup nya tidak mempunyai setbelt.
"Kenapa abang berhenti mendadak, untung kepala tidak kejedut." kata Abelia.
"Apa adek bilang tadi..?" tanya Jonathan dan mata nya menatap Abelia dengan tajam dan menunggu jawaban dari mulut Abelia.
"Yang mana bang..?" Abelia balik bertanya ke pada Abangnya tersebut.
"Itu...itu..yang ada nama mahluk jadi-jadian adek sebut tadi ?" ulang Jonathan kembali kepada adiknya.
'Abel mau pacaran dengan Rozi saja, jika abang tidak setuju jika Abel cari pacar ." ujar Abelia dan Abelia memanyunkan bibirnya sembari menatap abang nya dengan tatapan yang tajam juga.
Abang dan Adek saling menunjukkan tatapan mata yang tajam.
"Abang akan gantung itu mahluk jadi-jadian itu ya, di atas tiang listrik ya. Jika abang tahu kalian pacaran..!" seru Jonathan dan melanjutkan kembali kendaraannya setelah selesai memberikan peringatan ke pada adik nya.
"Abang nyebelin...!" seru Abelia, dan membalikkan tatapan matanya.
"Ingat ya...awas..!" ulang abang nya lagi.
Sampai pemakaman, Abelia tetap membisu. Raut wajahnya terlihat kecut.
"Ayah bunda, abang jahat. Dia tidak ngizinin Abel punya pacar ." ujar Abelia di depan pusara ayah bunda nya.
"Ayah bunda, adek sekarang nakal. Dia tidak nurut perkataan abang ." adu Jonathan juga, dia tidak mau kalah dari Abelia.
Abang dan adik saling sahut-sahutan mengadu kepada ayah dan bundanya, sehingga lama-lama keduanya tertawa menertawai kelucuan mereka sendiri.
"Damai dek.." Jonathan menunjukkan jari kelingking nya untuk berdamai dengan Abelia.
"Damai.." Abelia menyambut ajakan damai abangnya.
"Jadi.. bisa Abel punya pacar ?" tanya Abelia lagi.
"Soal itu, tetap. Abang tidak mengizinkan..!" ujar Jonathan.
"Hih..sebel...!" Abelia pergi meninggalkan pusara ayah bunda dengan menghentak-hentakkan langkah kakinya.
Sepeninggal Abelia, Jonathan berbicara didepan pusara ayah bundanya.
"Yah..bunda, jangan marah kepada Abang ya. Abang akan jaga Abel, pesan ayah dan bunda akan Abang ingat.." selesai berkata, Jonathan meninggalkan pusara kedua orangtuanya.
Dalam perjalanan kembali ke rumah, Abelia yang masih dalam keadaan badmood. Menyanyi dengan keras.
"🎶 Biar orang melarang, aku kan tetap mencari pacar. Biar Abang tak setuju ku kan tetap mencari pacar 🎶 ." Abelia menyanyikan lagu Judika, tetapi merubah liriknya.
Jonathan hanya tertawa dan tersenyum, mendengar Abelia menyanyikan lagu Judika sesuka hatinya.
"Dek, lagu Judika jadi hancur begitu liriknya. Lagu bagus jadi amburadul keluar dari mulut adik." ucap Jonathan dan melirik Abelia dari sudut matanya.
"Biarin..bodo, suka-suka Abel. Kalau abang tak suka dengar nya, tutup tu telinganya." ucap Abelia dengan jutek.
"Kenapa adek mau cari pacar ?"
"Adek sudah gede bang, ingin rasanya di manja ama pacar seperti Munah." ujar Abelia.
"Maimunah yang tiap minggunya suka ganti pacar itu, adek jangan terpengaruh olehnya ya. Abang tidak suka."
"Mana ada Mai tiap minggunya suka ganti pacar bang, cowok itu aja suka ngaku-ngaku jadi pacar Maimunah. Mai masih jomblo lo.." ujar Abelia.
"Abang tak perduli, jangan terlalu akrab dengan kedua teman mu itu dek..!" seru Jonathan.
"Kita singgah ke rumah Damar Dulu ya, kata papanya dia akan tiba hari ini ." kata Jonathan.
"Tidak..! Abel sibuk, abang saja sendiri..!" ucap Abelia dengan suara yang ketus.
"Kenapa dek ? sepertinya dulu adek tergila-gila dengan Damar, setiap hari ke rumah Damar.." sindir Jonathan, membuat Abelia menampilkan seraut wajah yang tidak suka.
"Dulu bang, sekarang beda. Sekarang Abelia tidak ada waktu untuk bermain-main..!" serunya.
"Yea...yea...ada yang sudah move on nih, abang dengar kabar dari burung hantu. Kata nya Damar pulang untuk menikah.." beritahu Jonathan kepada Abelia.
Jonathan memandang wajah Abelia sekilas, setelah dia memberitahukan bahwa Damar kembali untuk menikah.
"Dek.. dengar tidak apa yang abang katakan ?" tanya Jonathan, setelah dia tak mendengar sepatah kata pun juga dari mulut Abelia yang duduk dan wajahnya menoleh kearah samping. Sehingga Jonathan tidak bisa melihat ekspresi wajah Abelia.
"Dek..dek..wow..! masih di bumi kah adek abang ini ?" tanya Jonathan, sembari menggonyang-goyangkan lengan Abelia. Sehingga yang punya lengan jengkel.
"Abang..!" seru Abelia dengan ketus.
"Dengar nggak apa yang abang bilang ?"
"Dengar..!" ketus suara Abelia.
"Damar mau nikah..!" ulang Jonathan lagi.
"Biarin...! tidak ada urusan dengan Abel." ucap Abelia.
"Kamu juga sih dek, masih kecil. Sudah berani-beraninya nembak cowok, patah hati kan jadinya.." ujar Jonathan dan matanya melirik Abelia, dan yang dilirik membuang pandangan matanya kearah luar jendela kaca mobilnya.
"Abang..! bisa nggak, tidak usah mengungkit-ungkit masa lalu lagi !" ujar Abelia dengan ketus, dan dia menoleh kearah Jonathan. Tatapan matanya memandang abangnya dengan tajam.
"Sorry...sorry dek.." ujar Jonathan sembari ngekeh memandang wajah Abelia yang jutek.
"Awas ya, kalau nyebut-nyebut itu lagi...!" ujar Abelia yang bernada ancaman.
"Bagaimana ya tampang Damar sekarang, dulu saja sudah ganteng dan keren..?" guman Jonathan, dan Abelia pura-pura tak mendengar. Abelia memasang headset ke telinganya dan mendengar kan music.
Ketika melintas dari depan rumahnya Damar yang cukup besar di Desa Mekar sari, Abelia memejamkan matanya. Untuk kedua kalinya Abelia melintas dari depan rumahnya Damar setelah perginya tadi, selama ini Abelia selalu mengambil jalan lain jika ingin ke pasar.
"Kita tidak singgah dek ?" tanya Jonathan kepada Abelia.
Tapi yang ditanya, hanya diam. Abelia pura-pura tidak mendengar atau juga karena suara music yang didengarnya yang cukup keras.
"Dek..dek...apa yang akan kau lakukan, jika kau tahu apa yang akan terjadi saat umurmu 20 nanti ." ucap Jonathan sembari menghela napasnya.
Dua bulan lagi, usia Abelia genap 20 tahun.
****
Abelia bermalas-malasan di gazebo di tengah kebun bunganya, sejak kembali dari pusara kedua orangtuanya. Abelia merebahkan badannya di gazebo, dia asik melihat-lihat akun media nya.
Abelia sering memposting bunga-bunga dari kebunnya, dan banyak pelanggan yang membeli melalui akun media sosial nya.
"Beib...!" terdengar suara kecil melengking memanggil namanya, dan terlihat Rozi dan Maimunah melangkahkan kakinya mendekati dirinya yang berada di gazebo.
"Lama sekali kalian datang, sudah jam berapa ini !" semprot Abelia sembari mendelik menatap kedua temannya yang langsung mendudukkan bokongnya didekat Abelia.
"Hei..non..! kami sudah dateng tadi, elu tuh tidak ada. Kata mbok Darmi elu pergi bareng abang elu, kemana elu pergi ?" tanya Mai sembari mengipas-ngipas badannya yang kegerahan.
"Pergi ke pusara ayah dan bunda, abang Jo ngajakin ziarah." kata Abelia.
**bersambung
Maaf jika cerita banyak typo dan penulisan ✍️✍️kata yang asal.
Yang suka minta like ya🤩🥰😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Erna Herlina
9hyp9 7
2021-02-06
1
pinnacullata pinna
seperti kamu, dukung terus cinta adalah sebuah perjalanan yang indah yah🙏😁
2020-12-05
0
Violla
Suka dong kak
2020-11-14
5