Lalu si tukang kunci bergegas pergi untuk pulang.
Setelah Sasya dan Sadam mengembalikan buku ke raknya masing-masing, Sadam lalu melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul tiga sore.
"Ayo keluar, keburu di kunci pintunya," ucap Sadam langsung menarik tangan Sasya.
Sasya dan Sadam kaget ketika melihat pintu yang telah tertutup dan terkunci rapat. Sadam pun mencoba menggedor-gedor pintu tersebut.
Tok! Tok! Tok! Tok!!!
Sasya terus mengetuk pintu dan menggedornya, tetapi tidak kunjung mendapat jawaban ataupun sahutan dari orang yang berada di luar.
Jeglek! Jeglek! Jeglek!
Suara pintu yang mencoba di buka paksa, terdengar nyaring di dalam perpus.
"Ada orang di luar?? Tolong bukakan pintunya dong!" teriak Sasya cemas sambil menggedor pintu.
"Sudahlah jangan teriak-teriak lagi. Percuma di luar gak ada orang. Mending kita duduk dan cari cara lain," kata Sadam ingin menenangkan Sasya yang sedari tadi teriak-teriak.
Sasya berhenti berteriak dan tiba-tiba teringat dengan ponsel miliknya, ia langsung mengambil tas yang ada di atas meja.
"Ya ampun batrai ku lowbat!" Sambil mencari charger yang di dalam tasnya, tetapi tidak ketemu. Ia teringat, bahwa charger yang ia cari ternyata ketinggalan di rumah.
"Loe bawa charger gak?" tanya Sasya kepada Sadam.
"Bawa tapi di tas," jawab Sadam.
"Lalu tas loe mana?" sahut Sasya sambil mencari tas Sadam.
"Di dalam mobil, aku ke perpus gak bawa tas." Tersenyum sambil menatap Sasya yang menurutnya lucu.
"Kalo emang gak bawa ngapain bilang bawa!"
"Yaa... kan, emang aku bawa tapi di dalam mobil!" Cengengesan sembari melihat Sasya yang ngambek. Hal itu memang sepele, tetapi membuat Sadam merasa gemes kepadanya.
"Aadduhhh... itu sama aja gak bawa kampret!" greget Sasya.
"Kan, yang cerewet dan teriak-teriak gak jelas sedari tadi kamu," ucap Sadam melirik Sasya.
"Terserah deh... suka-suka loe aja!" jengah Sasya, sembari masih memikirkan sesuatu agar dapat keluar dari dalam perpus itu.
Tak sengaja, Sadam melihat charger yang berada di bawah meja pun, kangsung segera menyembunyikan charger tersebut tanpa Sasya sadari. Di karenakan ia masih ingin berbincang dan ingin lebih dekat dengan Sasya.
"Hmmm... nama kamu siapa? Kita belum kenalan loh," ucap Sadam mengulurkan tangannya. "Kenalin, nama aku Sadam," imbuhnya sembari tersenyum.
Sasya hanya melirik Sadam sekilas, lalu mengabaikannya.
"Hei... kamu marah? Kamu ngambek sama aku? Yaudah gitu aja lebih baik!" pancing Sadam.
"Apa maksud loe? ah, ya... jangan panggil 'aku kamu' ke gue, keliatan sok akrab banget!" ketus Sasya.
"Ya, kan, emang aku pengen akrab sama kamu," ucap Sadam sambil tersenyum. "Nama aku Sadam, kamu?" tanya Sadam lagi.
"Sasya!" Jawabnya dengan wajah datar.
"Eh, eh ... tunggu! di belakang kamu kayaknya ada yang gerak-gerak." Sadam menunjukkannya dengan menggunakan isyarat mata.
Spontan, Sasya pun langsung menoleh sambil menghimpit Sadam. "Kamu jangan nakut-nakutin aku ya! a-aku gak takut!!"
"Gak takut? Terus kenapa kamu dempel-dempel gitu?" Melirik tangan Sasya yang memegang tangannya.
"Kenapa emang? Katanya kamu mau deket sama aku kan, makanya sekarang aku dempelin," ucap Sasya beralasan.
"Oh gitu... sekarang panggilnya 'aku kamu' juga nih?" ledek Sadam menggodanya.
"Yaa... aku gak enak aja, kalau kamu sendiri pangil 'aku kamu' ke aku, tapi aku malah panggil 'loe gue' ke kamu," jawab Sasya santai sambil mengedarkan pandangan ke segala arah.
"Yasudah ayo duduk di sana aja, kayaknya lebih enak dan nyaman." Sambil menarik tangan Sasya.
Setelah duduk di tempat nyaman sambil selonjoran, tiba-tiba Sadam memberi jaketnya ke Sasya. Berniat agar ia tidak kedinginan, mengingat hari semakin sore dan suhu semakin dingin. Lalu Sadam menatap ke arah Sasya terus menerus, hingga Sasya yang sedari tadi diam menoleh ke arah Sadam yang menatapnya.
Seketika itu mereka saling menatap lekat, membuat mereka berdua seperti terhipnotis satu sama lain ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sis Fauzi
cinta datang dari mata turun ke bawah 😀❤️
2021-10-13
0
pgri
💕💕💕
2021-09-01
0
👑Arsy🌿
💕💕💕💕
2021-07-30
1