Hari minggu yang cerah di bulan Juni itu tak mampu memberi semangat untuk Reifan beranjak dari tempat tidurnya. Maklum saja, semalaman memang Reifan tidak tidur, entah apa yang dilakukannya di kamarnya sampai kebiasaan ngumpul dengan teman-teman kerjanya dia tinggalkan.
Hal tersebut tampaknya menjadi kebiasaan Reifan ketika melewati malam di tanggal 12 Juni. Tampak kesedihan terpancar pada diri Reifan ketika malam itu datang. Dia mulai mudah menangis, bahkan tak segan hanya berdiam diri di kamar dalam waktu yang lama.
Harusnya kesedihan itu sudah hilang, tetapi apa mungkin rasa bersalah dalam diri Reifan yang selalu membuat dirinya tak bisa lepas dari masa lalunya. Tepat di tanggal 12 Juni itulah, Tasya yang saat itu menjadi pacar Reifan pergi meninggalkannya. Jika kepergian Tasya tersebut tidak menyisakan kesedihan, mungkin saja Reifan bisa dengan mudah melupakannya. Tasya pergi tanpa pamit dan yang membuat Reifan menyesalinya ialah tepat malam hari di tanggal 12 Juni dua tahun sebelumnya, dia mendapati kabar jika Tasya depresi berat.
Reifan sendiri tidak tahu ke mana Tasya pergi saat itu, atau bahkan Tasya sendiri yang sengaja di bawa pergi oleh keluarganya. Tepat malam harinya Reifan dapat perlakuan kasar dari paman Tasya karena keluarga besar Tasya sendiri menganggap jika apa yang terjadi dengan Tasya itu disebabkan oleh Reifan. Sedihnya lagi sejak saat itu Reifan sendiri tidak pernah tahu keadaan Tasya yang sebenarnya bagaimana.
Ada perasaan sedih, bersalah, dan marah pada diri sendiri yang Reifan selalu rasakan betul. Mungkin ada keinginan membuka hati untuk wanita lain, tetapi tampak sekali Raifan sendiri tidak sanggup untuk memulainya. Terkadang dia bersungguh-sungguh ingin mencari dan menemukan keberadaan Tasya, namun sungguh tak sedikitpun jejak yang dia temukan.
***
Ayana
Ayana masih terlihat gugup dan malu walau dalam hati yang paling dalam sangat menginginkan kak Nisa bercerita semua hal tentang Reifan. Rasa penasaran dan ingin tahu yang besar dalam diri Ayana pada akhirnya membuat dirinya penuh dengan keberanian.
"Kak Nisa, Ayana mau donk diceritain semua hal yang Kak Nisa tahu tentang Reifan, Please...kak." Bujuk Ayana pada Kak Nisa yang saat itu masih heran dengan perubahan sikap Ayana.
"Oke...Kak Nisa cerita", jawab Kak Nisa ingin memulai bercerita sebelum akhirnya datanglah Ralin mengetuk pintu dan kemudian berseloroh. "Gua carin lo Ay, gak taunya lo ke sini. Pada ngomongin apaan si kalian berdua?, jadi penasaran nih!" Celetuk Ralin sembari mengambil bantal di tempat tidur Kak Nisa dan menaruhnya di pangkuan dan memasang muka penasaran pada Ayana dan Kak Nisa.
Kak Nisa dan Ayana saling memandang seolah sama-sama memberi kode sebelum akhirnya Ayana memberanikan diri untuk meminta Kak Nisa bercerita semua hal yang ia ketahui tentang Raifan. "Oke kak...cerita langsung aja, Gak apa-apa ada Ralin juga, tapi lo jangan ngeledek gue ya lin?" Ucap Ayana pada Kak Nisa sembari memberi peringatan kecil pada Ralin untuk tidak meledeknya karena rasa ingin tahunya pada cowok yang baru di kenalnya yaitu Raifan.
"Iya...gue janji deh, udah kak Nisa buruan cerita aja" Jawab Ralin yang sebenarnya juga penasaran siapa sosok cowok yang berhasil membuat Ayana jatuh cinta. Tak berapa lama Kak Nisa sendiri bercerita semua hal yang dia ketahui tentang Reifan.
"Setau Kak Nisa, si Reifan termasuk salah satu cowok terpopuler di kampus. Dulu Reifan ini bisa dibilang cakep, baik, pinter, supel, pandai bicara, bahkan bisa dekat dengan siapa pun hingga kerap membuat cewek-cewek di kampusnya merasa baper dengan pesonanya. Dia menjadi idola di kampus dari semester awal lho. Tetapi anehnya dari Reifan, gak ada satu orangpun yang akhirnya dia pilih menjadi pacar." Terang Kak Nisa
"Sampai akhirnya semua berubah ketika dia bertemu Tasya. Saat itu angkatan kakak termasuk Reifan sendiri sedang sibuk-sibuknya skripsi di semester akhir. Gosipnya di kampus yang santer kakak dengar si. Si Reifan itu naksir berat sama Tasya yang pada saat itu masih mahasiswi baru di kampus. Banyak orang yang bilang kalau Tasya itu awalnya gak suka sama Reifan dan benci banget. Tetapi kayaknya usaha keras Reifan berhasil buat Tasya luluh hingga jadian. Kabar terakhir yang kakak dengar waktu itu soal Tasya yang terpaksa pindah keluar negeri karena depresi. Semenjak itu Reifan sendiri jarang terlihat di kampus, dan terakhir kakak lihat Reifan ketika dirinya di wisuda. Itupun hanya sebentar karena sepertinya dia tampak masih sedih dengan kepergian Tasya. Semenjak saat itu banyak gosip buruk tentang Reifan sendiri." Ungkap Kak Nisa yang masih serius bercerita.
"Yang kak Nisa salut dari Reifan ini si, ia tampak tidak peduli dengan gosip yang ada. Bahkan sampai sekarangpun di grup wa alumni kampus juga dia masih bersikap seperti biasa. Cuma itu, yang kakak dengar si Reifan sendiri tidak pernah terlihat mempunyai pacar selain Tasya. Kakak sendiri juga gak tau lagi gosip terbaru dari Reifan, soalnya akhir-akhir ini jarang sekali komentar di grup alumni kampus.
Sepenggal cerita tentang Reifan dari Kak Nisa tersebut seolah semakin membuat penasaran Ayana. Namun Ayana sendiri merasa jika perjuangannya untuk mendapatkan orang pertama yang berhasil membuat dirinya jatuh cinta itu masih panjang dan harus lebih keras lagi. Lamunan Ayana semakin jauh hingga pada akhirnya dia merasa kaget dengan suara keras Ralin mengagetkannya.
"Ayanaaa...kok jadi melamun si?" Tanya Ralin sembari menepuk kedua bahu Ayana seolah membangunkannya dari lamunan panjang Ayana sendiri. Seketika itu Ayana kaget hingga kemudian refleks menyebut nama Reifan di depan Ralin dan Kak Nita. Mendengar apa yang diucapkan Ayana, Ralin dan Kak Nita sontak tertawa dan meledek Ayana.
Heran, Ayana sendiri tampak biasa saja dan tidak menunjukan sedikitpun rasa malu pada Kak Nisa dan Ralin. Rasa cintanya pada Reifan benar-benar sudah mengubah Ayana, dulu Ayana yang memang malu ketika berbicara soal cowok apalagi mencoba mendekat kini seolah penuh keberanian demi mendapatkan cinta Reifan. Hal tersebut bisa saja membawa pengaruh yang baik jika memang Ayana sendiri bisa mengontrol dirinya. Pesona Reifan memang mampu membuat Ayana berubah.
"Oya...Ay, sebenarnya apa si yang membuat lo bucin banget sama si Reifan Reifan itu, kayak ge mana si orangnya?" Tanya Ralin dengan penuh rasa penasaran pada sosok Reifan yang memang belum pernah dia ketahui orangnya.
"Emm...ge mana ya, susah deh kalo dijelasin sebenarnya." Jawab Ayana semakin membuat penasaran Ralin dan termasuk juga Kak Nisa.
"Wajar si kalo Ayana suka, dulu aja waktu di kampus banyak yang naksir Reifan. Tetapi pesan Kak Nisa, kamu harus hati-hati ya Ay sama Reifan. Bukan apa-apa si, gosip terakhir tentang Reifan bisa dibilang gak enak banget didengar. Jangan sampai lo kenapa-kenapa" Pesan kak Nisa pada Ayana mencoba mengingatkan Ayana.
"Mungkin juga Reifan sudah berubah kak?, dan buat lo Ayana. Gue tunggu banget cerita lengkap lo kenapa bisa jatuh cinta sama Reifan. Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi kalo lo masih anggap gue sahabat." Ancam Ralin yang masih penasaran dengan apa yang terjadi pada Ayana. Atau Ralin sendiri juga merasa khawatir jika kelak terjadi apa-apa dengan Ayana.
Jika kamu juga penasaran ingin mendengar cerita langsung dari Ayana tentang awal mula dia bisa jatuh cinta pada Reifan, kasih like dan vote dulu donk!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments