Kau hanya milikku

Pagi yang begitu cerah untuk memulai suatu kegiatan, burung berkicau saling sahut bersahutan seolah sedang bernyanyi.

Matahari yang terlihat malu-malu menunjukkan dirinya di balik awan, sinarnya menembus celah-celah jendela kamar

seorang wanita yang masih nyaman dengan posisinya, tidak terusik sama sekali dengan sinar matahari yang mengenai wajah cantiknya.

Kringggg... Kringggg .....Kringggg...

Aku menggeliat dalam tidur, karna merasa terganggu dengan alarm kecil yang sedang tergeletak di meja samping tempat tidurku.

Tanganku terjulur meraba-raba untuk mematikan alarm kecil kesayanganku.

Tiba-tiba mataku langsung terbuka lebar, rasa kantukku hilang entah kemana saat merasakan tangan kekar yang sedang melingkar erat di pinggangku.

"Ahkkkkkk" jerit kaget dari bibirku yang langsung dibekap dengan tangan kekar lelaki di sampingku, lalu ku tepis tangan itu dengan kasar.

"Zella... kamu mau membangunkan orang satu rumah?" ujar nya padaku sambil menutup mulutnya yang sedang menguap, dan menyandar di sandaran ranjang yang ku balas dengan tatapan tajam.

Tok.... Tok...Tok

"Zella,Rimba...!! Kalian kenapa pagi-pagi pada teriak?"

ketokan pintu dan teriakan dari mama menghentikan umpatan yang belum sempat aku ucapkan kepada Rimba. Ya Tuhan baru menjadi istrinya beberapa hari sudah tidak terhitung lagi berapa banyak dosa yang aku perbuat, gimana kalau lama? Ampuni dosa hamba mu ini tuhan..

" Gak ada apa-apa ma, tadi zella cuma lihat kecoa. Maaf ma" ujar Rimba menjawab pertanyaan Mama agar Mama tidak curiga.

"Oh.. ya udah cepat kalian siap-siap kita sarapan bersama di bawah" Mama beranjak dari balik kamar kami menuju dapur menyelesaikan pekerjaan nya yang sempat tertunda karna mendengar teriakanku.

Aku berdiri dari ranjang menuju pintu mengintip untuk memastikan jika Mama sudah pergi dari pintu kamar kami, jujur aku sedikit merasa malu dengan kehebohan yang ku ciptakan pagi ini.

" Hari ini gak usah berangkat ke kantor! Kamu bisa minta izin ke kantormu untuk tidak masuk kerja hari ini? Habis sarapan aku akan langsung bantu kamu beres-beres karna nanti sore kita akan pindah ke apartemenku"

"Pindah? Ke apartemen mu?" ku tatap mata Rimba untuk memastikan sekali lagi apa yang ku dengar.

"Iya, kita pindah!" ujarnya tegas.

"Tapi kenapa harus pindah? Kita tinggal disini saja, lagi pula rumah ini cukup besar jika hanya untuk menampung 1 pengungsi baru" ucapku santai yang membuat mata Rimba membesar mungkin tak suka dengan perkataan ku barusan.

Dia langsung berdiri dari ranjang yang didudukinya menuju ke arahku dengan tatapan tajam yang seketika membuat ku menelan saliva karna takut. Apa dia marah dengan perkataanku barusan ya? langkah kakinya semakin mendekat membuatku melangkah mundur hingga aku bersandar di dinding karna terpojok.

"akkhh.." teriak ku tercekat dan kaget saat tiba-tiba tangan Rimba merangkul pinggangku erat dengan posisiku terjepit di depan tembok. Aku memukul dada bidangnya berusaha memberontak agar bisa terlepas dari dekapan nya.

"Rimba.. lepasin! Apa kamu udah gila!" Pria itu hanya diam dan menatap mataku intens, jarak kami yang semakin terhimpit membuat aku bisa merasakan hembusan nafasnya.

Seketika membuat otakku menangkap sinyal tanda bahaya yang akan menimpaku sebentar lagi.

Aku masih mencoba memberontak dan memukul dada bidang Rimba lalu saat kakiku menginjak ujung jempolnya membuat dia mudur dan melepaskan tangan nya di pinggangku, setelah terlepas aku langsung berlari ke kamar mandi meninggalkan dia yang sedang menahan rasa sakit di kakinya.

...****************...

Sore ini kami benar-benar pindah ke apartemen Rimba setelah sebelumnya sempat ada drama kecil yang terjadi. Yah... apa lagi kalau bukan drama tangis Bombay Mama yang sempat tidak mengizinkan kami untuk pergi, udah seperti mau pergi jauh saja. Dasar... tetapi setelah di jelasin oleh menantunya bahwa kami butuh privasi berdua dan tentunya dengan iming-imingan agar cepat mendapatkan cucu akhirnya membuat Mama memperbolehkan kepindahan kami.

Ahhhh... cucu dari hongkong, ada-ada saja mereka membuatku hanya bisa bertepuk jidat melihat tingkah mereka.

Aku memasuki apartemen yg menurutku cukup mewah dan rapi, lalu melangkahkan kaki menuju sebuah kamar yg cukup luas yang ku yakini milik lelaki ini. Lebih tepatnya hanya kamar ini saja yang tidak terkunci.

Ntah apa madsut pria itu mengunci semua kamar kosong di apartemen ini, pelit sekali.

"Rimba, kenapa kita harus tidur satu kamar lagi sih? Lagi pula di sini udah gak ada Mama dan Papa, seharusnya kita bisa tidur di kamar terpisahkan?" ujarku sinis terhadap lelaki yang sedang duduk di pinggir ranjang dengan santai setelah membantuku membereskan semua barang-barang kami.

"Kita suami istri Zella, sudah seharusnya kita tidur seranjang" jawabnya datar.

"Hehhh suami istri, apa kamu lupa kita menikah karna apa? Lupakan tentang pernikahan, bagaimana kalau kita buat kesepakatan?"

"Kesepakatan?" tanyanya dengan menaikkan satu alisnya.

"Iya, kesepakatan untuk menjalani pernikahan ini hanya dalam 1 tahun setelah itu kita bercerai. Selama 1 tahun masing-masing kita di larang ikut campur urusan pribadi masing-masing, aku mengizinkan mu berhubungan dengan wanita manapun termasuk kekasihmu, tentunya kamu punya kekasih kan? Yang paling penting selama kesepakatan ini berlangsung hindari kontak fisik dan jangan pernah menyentuhku!! Karna aku akan menikah dengan pria yang kucintai"

Seketika aku teringat akan wajah Mas Dion saat mengucap kalimat terakhir. Cinta? Apa benar aku mencintainya?.

Aku melihat perubahan pada raut wajah Rimba saat aku mengucapkan keinginanku barusan, ia menatapku dengan tajam tersirat ada kemarahan di sana. Seketika dia berdiri dan menarik tanganku kearahnya serta mendorongku ke ranjang dengan posisi dia berada diatasku mengukung tubuhku dengan kuat. Sepertinya aku sudah memancing kemarahan nya, tapi apa yang salah dari perkataanku barusan? bukankah pernikahan ini terjadi karna terpaksa? bukan karna kami saling cinta?

"Menceraikanmu? Jangan harap!! Itu tidak akan pernah terjadi, dan...." ucap nya terputus.

Aku melihat kedalam retina matanya tersirat tatapan kecewa yang tidak ku mengerti, lalu dia mendekatkan bibirnya di telingaku hingga dapat kurasakan hembusan nafasnya yang memburu membuat bulu kudukku meremang.

"Menyentuhmu? itu yang akan aku lakukan sekarang" bisiknya yang membuat jantungku berpacu dengan cepat.

"A-apa ma-mads" belum selesai aku menyelesaikan ucapanku bibir Rimba tiba-tiba sudah membungkam bibirku dengan bibirnya dengan intens. Kedua tangan nya menggenggam kedua tanganku diranjang saat aku berusaha meronta memukul dada bidangnya.

Ciuman yang awalnya hanya berupa lum*t*n berubah menjadi menuntut, aku masih terpaku tidak membalas. Aku mengunci rapat-rapat bibirku saat lidah nya berusaha masuk kemulutku hingga...

"akkhhh" aku berteriak saat dia menggigit bibir bawahku, mulutku sedikit terbuka dan tentunya kesempatan itu tidak di sia-siakan olehnya, ia memasukkan lidahnya menjelajahi rongga mulutku.

Lama-lama aku terlena dengan permainannya, dan mulai membalas ciumannya yang terasa menuntut. Ada desir aneh yang timbul di dalam hatiku akibat dari semua perlakuan nya, ia menghentikan pergulatan bibir kami disaat aku mulai menggeleng sebagai pertanda aku mulai kehabisan nafas.

"Kau istriku Zella, selamanya akan menjadi milikku. Ibu dari anak-anakku" ujarnya setelah meletakkan keningnya diatas keningku, aku menatap retina matanya yang sendu penuh gairah. Ntah kenapa hati ini tersentuh dengan kata-kata yang barusan ia ucapkan, terdengar begitu tulus di telingaku.

Hingga malam ini terjadilah hal yang memang selayaknya di lakukan oleh sepasang suami istri.

...****************...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO SEPENUHNYA MILIK RIMBA SAH AGAMA & NEGARA, KLO LO MSH BERHUBUNGAN DGN DION, SUNGGUH KTERLALUAN, LO HRS JUJUR MA DION TTG STTUS LOO

2023-01-21

0

Manggu Manggu

Manggu Manggu

💪💪👍

2022-11-14

0

Kurnit Rahayu

Kurnit Rahayu

kw kta aku mh c Amel bukan kabur DECH ..tpi curiga ni ulahy c rimba.

2022-01-01

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!