Dion pulang!

Senyuman terus terukir di wajah pria rupawan yang tidak pernah luntur sedari tadi. Hidung mancung, alis tebal, rahang yang tegas, serta tatapan yang tajam tetapi teduh itu menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum hawa.

Tubuh tegap dan badan atletis menjadi nilai plus menambah kadar ketampanannya, dan jangan lupa bibir tipis serta merah alami itu membuat dia tampak tambah mempesona.

Kalian pasti tahukan siapa orang yang sedang kita bicarakan itu? Yahhh...betul sekali! nama lelaki itu adalah Rimba!

Diusianya yang baru 24 tahun ia sudah menjabat sebagai CEO yang sukses memimpin sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak cabang yang tidak di ketahui oleh banyak orang termasuk Zela.

Zela hanya tahu bahwa suaminya hanya lah seorang staf bagian pemasaran sebuah perusahaan biasa di kota K, yang sebenarnya merupakan salah satu anak cabang milik Rimba. Termasuk perusahaan tempat Zela bekerja saat ini.

Banyak hal yang tidak di ketahui Zela tentang suami nya itu dan ia memang tidak pernah mau tahu!.

Sejak memasuki halaman kantor hingga keruangan kerjanya, senyuman itu tidak pernah luntur dari wajah tampannya. Dan entah karna alasan apa lelaki itu tersenyum.

Ben yang sejak tadi bersamanya menjadi heran dan bingung, menurutnya pemandangan yang di perlihatkan oleh Bos nya adalah pemandangan yang langka. Bahkan nyaris tidak pernah terlihat.

" Maaf Pak, apa anda tadi habis jatuh? Apa kepala anda tadi terbentur lalu geger otak? soalnya anda saya lihat senyam-senyum tanpa alasan dari tadi" perkataan menyebalkan dari pria di samping nya membuat Rimba sedikit kesal.

"Ckck berisik... kamu gak bisa lihat saya bahagia dikit apa? dengusnya dengan kesal.

"Maaf pak... saya hanya heran saja. Tidak biasanya anda bahagia sampai senyam-senyum sendiri seperti itu! Pasti karena nyonya muda ya Pak!" jawab Ben kalem dengan mata yang menggoda.

Rimba yang tahu dirinya sedang di goda hanya diam saja, dan mengambil beberapa dokumen di atas meja kerjanya untuk dia periksa. Karna dia tidak mau sekretarisnya tahu apa yang membuat dia tersenyum dan pasti nya akan jadi bulan-bulanan di goda oleh nya.

"Ben apa sudah kamu kerjakan apa yang sana minta?" Rimba menatap sekretarisnya dengan datar.

"Sudah pak, saya sudah mengurus semuanya. Bapak tinggal tunggu berita kepindahan nya saja. Jika tidak ada lagi yang di butuhkan saya mohon undur diri pak?" ujar Ben sambil undur diri dari hadapan Rimba yang hanya di jawab Rimba dengan anggukan saja.

Rimba masih tersenyum memikirkan rencana yang akan dia lakukan dan bagaimana reaksi istri tercinta nya.

...****************...

Sementara di tempat lain ada 2 wanita yang duduk di pojok kafe dekat dengan jendela yang menampilkan pemandangan taman serta kolam ikan kecil.

Mereka masih berbincang-bincang dengan serius di sela-sela makan siang nya.

"Zel, jujur gue masih gak menyangka kalau Lo nikah sama calon adek lo!"

"Jangan kan lo, gue yang jalani aja masih rada-rada gak percaya" ujar ku frustrasi.

"Trus pacar Lo tahu gak kalau Lo udah married" Dinda menatap ku penuh selidik.

Aku hanya bisa menghela napas panjang mendengar pertanyaan yang di lontarkan sahabat ku itu.

"Belum Din, lo tahu sendiri kan mas Dion masih di luar kota." ucap ku sambil mengaduk makanan di hadapanku dengan tidak semangat.

"Emang dia nggak hubungi lo apa?"

" Ada sih beberapa kali, tapi gue tidak ada bahas tentang pernikahan Amel yang batal.

Gue rasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk ngomong sama mas Dion"

Aku mengalihkan pandangan ku kearah luar jendela untuk menjernihkan sesaat pikiran ini yang sedikit kalut. Entah lah.... aku hanya masih merasa bingung apa yang harus aku jelaskan kepada kekasihku itu.

"Tapi Lo bakalan jelasin sama dia secepatnya kan?, sebelum dia dengar dari orang lain Zel"

"Iya, pasti!"

Hati kecil ku membenarkan apa yang di katakan sahabat ku itu, hanya saja hati ini masih belum siap menerima kemarahan dan wajah kecewa Mas Dion jikaku ceritakan semuanya. Apa lagi statusku kini sudah resmi menjadi istri orang lain.

Padahal selama ini Mas Dion sudah berulang kali mengajak untuk menikah tetapi selalu aku tolak dengan alasan belum siap! Tetapi kini? Ahhhhh ntah lah....pikiranku benar-benar ruwet.

Pusingggg...

Drrrrttt..drrrrt...

Aku menatap handponku yang tiba-tiba bergetar, ku lihat layar untuk mengetahui siapa yang sedang menelpon.

"Mas Dion" ucapku berbisik kepada Dinda yang masih berada di hadapanku dengan menarus satu jari ke depan bibirku berharap dia mengerti akan madsutku.

"Assalamualaikum mas" ku jawab telpon itu dengan nada yang lembut.

"Waalaikum salam, sayang kamu lagi di mana? sudah makan?" Aku tersenyum simpul mendengar suara lembut penuh perhatian lelaki yang berada di seberang sana.

"Sudah dong Mas, ini aku lagi makan siang sama Dinda di kafe dekat kantor. Mas lagi ngapain? Aku kangen" ujarku manja sambil tertawa di dalam hati melihat expresi Dinda yang jijik mendengar semua ucapan ku tadi.

Siapa juga yang suruh dia dengarkan seharusnya dia tutup telinga saja kan..hahahaha

"Sama sayang Mas juga kangen, semua tugas kantor mas disini sudah selesai. Insyaallah lusa Mas udah pulang.

Saat mas pulang nanti, mas mau langsung nemuin orang tuamu. minta izin untuk kita menikah!"

Seketika mataku membesar dan terpaku mendengar apa yang di ucapkan oleh Mas Dion barusan.

Dia bilang menemui orang tuaku? Menikah? Bagaimana mungkin. Sedangkan sekarang statusku saat ini adalah istri Rimba! Ya Tuhan bisa ****** aku.

"Zella... sayang, kamu kenapa? kok malah diam? tiba-tiba suara Mas Dion dari ponsel di genggaman ku membuyarkan keterpakuanku.

"Ehhh ti-tidak mas, zella tidak apa-apa. Ya udah ya Mas nanti saja kita bahas masalah itu saat mas sudah disini.

Zella mau kerja lagi, soalnya jam istirahat zella sudah hampir habis. dahhh...sayang muachhh I Miss you" ujarku mencoba menetralkan nada terkejutku agar Mas Dion tidak curiga.

"I Miss you to baby" jawabnya singkat. Lalu aku mematikan handphoneku sambil menoleh kearah Dinda, yang sedari tadi menatapku dengan penasaran.

"Apa yang dikatakan nya?" ucapnya cepat dengan menyelidik.

"Mas Dion bilang di-dia akan pulang lusa, dan mau langsung menemui orang tuaku untuk melamar" aku tertunduk lesu menjawab pertanyaan Dinda.

"M*mpu* Lo zell!! Tamat riwayat Lo dah!!" ucap Dinda terkejut dan histeris sambil menepuk kening dengan tangan kanan nya.

Untuk sesaat kami terpaku dan saling pandang hingga berakhirnya jam makan siang, lalu kami balik ke kantor kembali keruangan kerja masing-masing.

Akhirnya apa yang aku dan Dinda khawatirkan akhirnya terjadi. Fikiranku trus berputar mencari jalan keluar akan masalah ini, karna jujur ku akui aku mulai memiliki perasaan terhadap kekasihku itu.

Ada rasa sedih dan sakit yang aku rasa saat aku membayangkan harus berpisah dengannya. Apa aku mencintainya? ntahlah!!!

Terpopuler

Comments

Manggu Manggu

Manggu Manggu

💪💪👍👍

2022-11-14

0

Dase S

Dase S

Bu'an salah zela kalau masih mencintai dion

2020-12-22

1

Ana Puji Adp

Ana Puji Adp

next

2020-11-30

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!