kucing manis

pagi ini aku bangun lebih dulu dari Rimba,

aku memutar tubuhku dan memandangi wajah nya. Wajah pria yang resmi 1 hari menjadi suami ku.

Manik mataku menatap lekat wajah nya, mata yang bulat, hidung yang sedikit mancung, rahang yang tegas, sungguh komposisi yang sangat indah. Tampan!!

" Cukup ngelihatnya sayang, aku tahu aku sangat tampan" ujar Rimba tersenyum dengan mata yang masih terpejam.

"Aishhh... kepercayaan dirimu terlalu tinggi tuan" jawabku sinis sambil mengerucutkan bibirku dan mulai beranjak dari tempat tidur.

"Akhhh.." teriak ku tercekat saat tiba-tiba tangan kekarnya menarik pinggang ku mendekat dengan posisi Rimba berada di atas menindihku.

"Aa-apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan aku! Atau aku akan teriak! " aku mencoba berontak mendorong dada bidang di hadapanku, mencoba melepaskan diri dari dekapan nya. Tetapi Rimba justru menarik pinggangku lebih dalam lagi hingga membuat pipi kami bersentuhan, sampai dapat kurasakan hembusan nafas hangat nya di leherku. Hingga membuat desiran aneh di dadaku seperti tersengat lebah.

" Teriak saja, apa kamu lupa kalau kita ini suami istri? hmm" dia menatapku dengan senyum menggoda.

Seketika otak ku mulai menangkap tanda bahaya dari pria di hadapan ku ini. Ohh tidak ini gak boleh terjadi. Dasar pria mesum yg menjengkelkan! Aku heran kenapa sifatnya semalam sangat berbeda dengan sekarang.

" Kau!! dasar pria..aa"

"cuup.."

belum sempat aku menyelesaikan ucapanku sudah terpotong dengan bibir Rimba yang mencium bibirku secara singkat.

"Morning kiss Baby" ucap nya dengan seringai nakal. Mataku membesar dan terpaku atas apa yang di lakukan nya tadi, dia benar-benar pria yang menyebalkan sama sekali bertolak belakang dengan sifat nya yang kemaren. Bahkan 180° berbeda dengan yang di ceritakan Amel.

Ciihhhh... pria dingin dan kaku apanya? Justru dia lebih cocok seperti pria mesum yang berengsekkk.

Saat aku masih terpaku dengan segala umpatan ku untuknya, tiba-tiba tangan nya terjulur membelai wajah ku dengan lembut.

Entah mengapa untuk sesaat aku menikmati sentuhan nya.

"Akhhh... Zela kau dapat membuat jariku hampir putus!" dia beranjak dari atasku sambil memegang jarinya yang berbentuk gigitan ku, aku menggigit jari itu saat tangan nya yang nakal mau membelai pinggir bibirku.

"Rasakan! Itu hukuman karna kamu sudah kurang ajar padaku pagi ini!" Aku beranjak pergi ke kamar mandi masih dengan mengumpat di dalam hati meninggalkan Rimba yang masih menahan sakit akibat gigitanku di jarinya.

"hehe... Kucing liar yang manis" ucap Rimba memegang bibirnya sambil melihat punggung Zela yang menjauh di balik pintu kamar mandi.

...****************...

Pagi ini kami berkumpul menikmati sarapan pagi yang telah di siapkan oleh bi Inah yang menurutku masakan nya enak.

"Apa kalian tidak ada merencanakan untuk bulan madu? Papa rasa itu bagus untuk kalian biar tambah akrab!" tanya Pak Herlambang tiba-tiba memecah kesunyian di meja makan saat ini.

"Mama setuju dengan apa yang di katakan Papa, biar Mama dan Papa cepat mendapatkan Cucu" ujar mama menimpali dengan senyum bahagia berhias di bibirnya.

"Hukkk..hukkkk" aku tersedak nasi goreng yang ku makan tadi saat mendengar pernyataan kedua orang tua di depan ku ini.

"Kamu tidak apa-apa? Rimba panik dan menyodorkan ku segelas air putih serta mengusap punggungku pelan.

Aku hanya diam tanpa menanggapi pertanyaan nya, pikiran ku masih kaget dengan apa yang di ucapkan oleh kedua orang tua ku.

Mereka bilang tadi apa? Cucu? Hahaha mana mungkin aku memiliki anak dari pria ini. Tidak! Aku tidak mau!

"Sepertinya kami belum bisa merencanakan itu Pa, karna Zela masih sibuk dengan kerjaan. Besok juga Zela udah masuk kerja" ucapku setelah berusaha menetralkan keterkejutanku tadi.

" Loh... kok besok udah masuk kerja Zel? Kamu gak ambil cuti panjang ya?"

"Tidak Ma, Zela kan hanya mengajukan cuti 2 hari untuk menghadiri acara pernikahan. Mana Zela tahu kalau akhirnya Zela yang nikah" jawabku sambil menghela napas, dan menatap mata Rimba yang sejak tadi melirik ke arahku seolah tidak setuju dengan apa yang ku ucapkan.

"Sebaik nya kamu mengajukan perpajangan izin cuti? Dan sekalian memberi tahukan kalau status kamu sekarang sudah menikah!" Ujar pria itu tiba-tiba dengan menatap mataku seolah mengatakan bahwa apa yang di katakannya itu perintah.

"Iya, Papa setuju apa yang di katakan suamimu"

"Akan Zela pikirkan nanti. Tapi tidak untuk saat ini, karna Zela sedang tidak ingin timbul banyak pertanyaan di kantor nantinya. Kalian semuakan tahu pernikahan ini terjadi karna apa! Zela udah selesai Ma,Pa.

Zela duluan ya, mau keatas dulu?" ujarku mengakhiri makanku dan bergegas ke kamar meninggalkan tatapan mata mereka yang melihatku dengan tatapan yang sulit ku artikan.

...****************...

Aku melangkahkan kakiku ke kantor, yang pastinya diantar suami berondongku setelah perdebatan panjang kami. Aku hanya tidak mau teman-temanku melihat Rimba dan tahu kalau kami sudah menikah.

Wahhhh mau ditaroh mana mukaku jika mereka tahu aku menikah dengan pria yang usianya jauh lebih muda dariku, apa lagi hanya sebagai mempelai pengganti adikku yang kabur. Haduhhhh semua ini benar-benar membuat mood pagiku hancur.

"Pagi Zela?" sapa Robby teman kantorku satu ruangan saat aku menuju meja kerjaku.

"Pagi" jawabku yang pastinya dengan senyum manis. Ini lah yang ku suka dari status singgel ku dulu, aku bebas bermain dari satu hati ke hati yang lain.

Aku berkutat dengan banyak berkas kerja yang harus aku selesaikan setelah 2 hari libur, hingga tanpa ku sadari ada langkah kaki seseorang yg mendekati meja kerjaku.

" Ehhh si pengantin baru, sibuk benar sampai lupa makan siang" ujar Dinda sahabatku, kami satu kantor hanya beda ruangan saja.

"Husst... suara lo! Nanti ada yang dengar! " Jawabku sambil menaruh satu jari di bibir sambil kepalaku menoleh ke kiri dan kekanan takut ada yang mendengar suara cempreng Dinda tadi. Ahhh selamat untung udah sepi...

ya, diantara teman kantor ku hanya Dinda yang tahu bahwa aku udah menikah, karna saat itu memang hanya dia yang hadir di acara pernikahan Amel yang berubah menjadi acara pernikahan ku dalam beberapa jam saja.

"Lihat apa sih lo? Panik bener? " sambil mengikuti apa yang kulakukan melirik kanan kiri.

"Gue takut ada yang dengar ucapan lo, bisa ****** gue kalau ada yang tahu kalo gue udah nikah. Mana sama brondong lagi, bisa rusak reputasi gue sebagai primadona kantor" ujarku dengan nada yang di buat sedramatisir mungkin.

"Ya elahhh... udah nikah masih ganjen aja lo. Biar brondong mah yang pentingkan cakep!.

Btw gimana tuh tadi malam? Hot gak ?" tanya Dinda nyengir sambil kedua alis mata yang di naik turunkan, sukses membuat aku bergidik ngeri.

"Hot pala Lo peyang, mesum aja nih otak siang-siang. yuk ahh kita ke kantin gue udah lapar!" ujarku kesal sambil menarik tangan Dinda yang masih senyam-senyum gak jelas itu ke kantin.

...****************...

Terpopuler

Comments

Manggu Manggu

Manggu Manggu

👍👍💪

2022-11-14

0

🌹Shanty Kita 🌸💖

🌹Shanty Kita 🌸💖

nah Lo zela jangan main hati nanti bucin 😂😂😂

2021-08-16

3

Febriyantari Dwi

Febriyantari Dwi

masih bagus...👍

2021-08-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!