Feli merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Sesekali ia mendengus saat mengingat kejadian di rumah tante Riana, ia harus mati-matian menahan amarahnya saat Algeria tak berhenti mengejeknya. Gadis itu duduk lalu berjalan menuju jendela kamarnya untuk sekedar mencari angin.
"Kenapa lampu kamar itu menyala? Bukannya tidak ada yang menempati kamar itu." Feli mengernyitkan dahi melihat kamar seberang.
Rumah tante Riana memiliki satu kamar yang jendelanya saling berhadapan dengan jendela kamar milik Feli. Gadis itu masih sibuk menatap kamar seberang sana dengan penuh rasa penasaran. Algeria sibuk memasang kabel, ia terus berjalan kesana kemarin untuk mengatur setiap kabel. Pria itu lalu membuka jendela saat merasa cukup kepanasan, matanya tak sengaja melihat jendela kamar milik Feli.
"Apa aku salah liat tadi?" Ujar Algeria lalu kembali dengan kesibukannya.
Feli refleks berjongkok saat Algeria melihat ke jendela kamar miliknya. Gadis itu mengintip dan mencoba memeriksa apa Algeria masih melihat kearahnya. Feli tertawa saat Algeria tak sengaja terjatuh akibat kabel yang menyandungnya. Pria itu lalu bangun dan mulai memarahi kabel itu dan sesekali mengacak-acak rambutnya.
"Pufftt... Kabel aja mau di ajak gelut, benar-benar pemarah."
Merasa kesal, Algeria lalu mengambil gitar kemudian duduk di dekat jendela. Pria itu kemudian mulai memetik gitarnya dan memainkan alunan nada yang terdengar indah. Angin malam mulai berhembus seraya memainkan rambut Algeria hingga Feli sedikit kagum melihat ketampanan pria itu.
"Hei gendut, berdirilah! Aku tau kau sedang bersembunyi di sana," Ujar Algeria sambil melihat ke arah jendela kamar Feli.
"Gendut, kau punya nama?" Ujar Algeria sambil tersenyum polos pada Feli.
Feli berdiri dan menatap tidak suka melihat Algeria. Tiba-tiba saja Feli tak sengaja tersandung kakinya sediri hingga ia jatuh dan mencium lantai yang keras. Algeria tertawa melihat dahi Feli yang terlihat benjol.
"Berhenti tertawa! Aku tadi hanya olahraga," Ujar Feli sambil menutup dahinya yang membengkak.
"Bodoh, gendut bodoh."
Feli lalu menutup jendela dan menarik gorden. Algeria yang awalnya ingin berbicara dengan Feli malah mengurungkan niatnya saat gadis itu malah langsung menutup jendela kamarnya.
"Wanita memang sangat membingungkan," Ujar Algeria lalu juga ikut menutup jendela kamarnya, bersiap untuk tidur.
...🥀🥀🥀...
"Aku berangkat dulu ya, mah." Feli mencium pipi ibu dan ayahnya lalu berlari keluar.
"Hati-hati," Ujar Fanya yang merupakan ibu Feli.
"Iya, mah."
Feli mempercepat jalannya saat melihat Algeria keluar dari rumah tante Riana. Gadis itu tidak mau merusak pagi harinya yang indah untuk mendengarkan setiap ejekan dari pria itu. Algeria yang Feli segera berlari kearah gadis itu untuk sekedar menyapa saja, sejak kemarin berada di sekitar Feli membuat ia merasa senang dan tak bosan seperti hari-hari yang lalu.
"Apa?" Ujar Feli dengan nada dingin.
Algeria lalu berdiri di depan Feli dan mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu. Feli mundur beberapa langkah hingga Algeria memegang kedua bahunya agar berhenti menjauh darinya.
"Apa yang kau lakukan?" Ujar Feli gugup dan Algeria hanya tertawa.
"Ternyata masih bengkak," Ujar Algeria sambil mendorong kepala Feli pelan.
"Dasar aneh!" Ujar Feli.
"Ambil ini, mungkin kau akan sangat membutuhkannya karena kecerobohanmu itu sangat berbahaya." Satu kotak plaster berhasil di tangkap oleh Feli.
"Ada apa denganya, sih?" Ujar Feli sambil melihat Algeria yang terus berjalan jauh di depannya.
...🥀🥀🥀...
Bel sekolah berbunyi dan membuat koridor ramai akan siswa, Feli telah siap dengan maskernya dan akan melanjutkan tantangan yaitu mengambil foto Dean secara terang-terangan. Dari balik dinding, seorang gadis masih sibuk melihat Dean yang sedang berbicara beberapa hal dengan Arlan dan Ray.
"Aku akan pergi ke perpustakaan, kalian pergilah berlatih." Dean segera pergi menuju perpustakaan dengan di ikuti Feli secara diam-diam.
Dean mulai memilih beberapa buku lalu membawanya ke atas meja yang di siapkan oleh perpustakaan. Feli terus mengintip lewat buku yang pura-pura ia baca, Dean masih dengan serius membaca setiap kata yang ada dalam buku itu. Ponsel Dean tiba-tiba berdering dan membuat pria itu harus menghentikan aktivitasnya.
Feli tidak bisa mendengar apa yang sedang Dean bicarakan dengan seseorang yang menelpon. Beberapa saat Dean terdiam lalu tiba-tiba berdiri dan membanting buku kemudian keluar dari perpustakaan. Feli terus mengikuti Dean yang ternyata pergi ke atap gedung sekolah. Gadis itu lalu mengintip dan melihat wajah sedih sekaligus kesal Dean, pria itu lalu mengambil satu kotak rokok dan menaruh satu batang di mulutnya.
"Apa aku harus mengambil fotonya sekarang? Tapi dia terlihat tidak baik di foto dengan rokok itu," Gumam Feli.
Feli akhirnya pergi dan membiarkan Dean sendiri, ada rasa kasihan melihat wajah pria itu yang tampak sangat sedih dan kesepian. Bel sekolah berbunyi dan menandakan kelas akan segera dimulai lagi, Feli buru-buru menuruni tangga untuk sampai ke kelasnya. Dengan cerobohnya Feli menabrak seseorang dan membuat dia harus terjatuh.
"Bodoh, ya?" Ujar Ray lalu pergi.
"Huh, dasar!" Ujar Feli yang melihat punggung Ray yang menghilang dari balik pintu.
Kelas akhirnya selesai dan sekarang waktunya untuk pulang. Feli merapikan semua alat tulis dan bukunya lalu segera keluar dari kelas untuk menemui kedua sahabatnya yang akan mengajaknya ke cafe sesuai janji. Feli yang baru saja melewati lapangan basket tak sengaja mendengar dan melihat Dean yang sedang bermain basket disana, pria itu terus melemparkan bola ke ring basket namun tak satupun yang masuk.
Dean lalu melempar dengan kuat bola basket itu ke sembarang arah kemudian duduk dan sesekali menggerutu kesal. Tak ada seseorang di lapangan basket itu karena semua siswa telah pulang dan sekarang tidak ada latihan basket. Bola basket itu lalu menggelinding menuju Feli, gadis itu mengambilnya dan sebuah ide terlintas di benak Feli.
Keringat membasahi pakaian Dean, ia kemudian berjalan untuk mengambil handuk. Pria itu lalu menemukan bola basket dan satu permen rasa jeruk di sana. Dean mulai mencari seseorang yang meletakkan permen di atas handuk miliknya. Pria itu mengambil bola basket dan menemukan sebuah tulisan di bola itu.
Makan permen bisa menghilangkan sedikit kemarahan orang, permen itu tidak ada racunnya jadi jangan salah paham, aku janji jika perutmu sakit karena memakan itu maka aku akan jatuh ke selokan. Makanlah itu enak loh ^_^
Sudut bibir Dean terangkat seraya mengambil permen itu dan memakannya tanpa ragu. Arlan berjalan menuju ruang latihan basket untuk bertemu dengan Dean disana, ia tak sengaja berpapasan dengan Feli. Gadis itu melemparkan tatapan tajam melihat Arlan yang menatapnya.
"Kau berhenti!" Ujar Arlan.
"Aku?" Ujar Feli sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kau tadi menatap aku seolah-olah aku ini musuh terbesarmu, kau menatap aku dengan cara mengintimidasi. Tidak ada yang pernah berani melakukan hal itu, sudahlah kita percepatan ini saja. Kau minta maaflah," Ujar Arlan.
"Aku tidak menatapmu, mungkin kau salah liat." Feli yang awalnya ingin pergi terpaksa berhenti saat Arlan mencegahnya.
"Minta maaf!!" Ujar Arlan dengan suara beratnya.
"Apa yang kau lakukan?! Kau menyakiti tanganku," Ujar Feli.
"Jika tidak mau aku mematahkan tanganmu, cepatlah minta maaf." Arlan sekarang telah memberikan tatapan kesal ke arah Feli.
Feli tersenyum meremehkan.
"Lepaskan aku jika kau tidak ingin merasakan ada sesuatu yang berharga akan hancur," Ujar Feli sambil menekankan setiap kalimat.
"Tidak takut, tuh."
Feli tersenyum lalu menendang keras bagian intim milik Arlan dan membuat pria itu harus merasakan rasa sakit yang luar biasa. Feli tersenyum melihat Arlan yang berlutut sambil memegangi bagian intim miliknya.
"Ka-kau, berani sekali melakukan hal tidak sopan ini!!" Ujar Arlan masih merasakan sensasi sakit dan perih di bagian bawahnya.
"Kenapa tidak berani? Semua orang punya keberanian mereka untuk melawan," Ujar Feli lalu berjalan meninggalkan Arlan.
"Kau tunggu saja pembalasanku!" Ujar Arlan.
"Baik aku tunggu," Ujar Feli.
...TBC...
Ingat! Jangan lupa like, rate, vote dan coment nya ya 😘 Dukungan kalian sangat berharga 🤗 untuk kelangsungan cerita ini.
Salam manis,
Tirfa_ledina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
I L0V€ ¥0U
jangan bilang Algeria itu idol ya
2021-08-22
1
Bomi/musim semi
berawal dari tantangan
2021-08-18
1
Buna Seta
Hadir kak * Mencintai Guruku*
2021-07-19
1