Richa Akhirnya sadarkan diri, dia masih terbaring di tempat tidur. “Suster!” Sahutnya.
Dia tahu kalau dirinya sekarang masih berada di Rumah Sakit.
Seorang Perawat menghampirinya, “Iya Mbak...Syukurlah Mbak akhirnya sadarkan diri... Mbak mau saya panggilkan keluarga tidak? Kalau mbak mau, saya bisa bantu hubungin... mbak berikan saja nomor telepon orang terdekat mbak...” Ucap Suster itu.
“Tidak, Suster... Saya justru tidak ingin memberitahukan hal ini kepada keluarga saya” Ucap Richa.
“Tapi, Mbak!... ini penyakit yang lumayan serius loh, sebaiknya ada anggota keluarga atau teman mbak yang tau hal ini” Ucap suster lagi.
Richa terdiam, dia mengingat keadaan keluarganya yang biasa aja, “Kalau papa dan ibu tiri saya tahu kalau saya ini penyaki kanker, pasti mereka sedih... sebaiknya saya memang gak usa memberitahukannya, mereka pasti melarang saya bekerja” Ucap Richa dalam hatinya.
“Sust.. Saya gak harus dirawat disini kan karna pinsan tadi?” Tanya Richa.
“Tidak, Mbak!mbak pinsan karna mbak syok... Mbak boleh berobat jalan sambil terapi karena penyakit yang mbak derita ini masih bisa kok diobatin.” Ucap suster memberikan ketenangan kepada Richa.
Richa akhirnya memutuskan pulang ke rumahnya, dia gak tahu harus melakukan apa lagi. Dia sadar kalau penyakit kanker adalah penyakit berbahaya.
“Jarang sekali orang sembuh karena kanker..” Ucap Richa patah semangat.
Ponselnya berdering, itu dari Betrand. Dia tidak bersemangat untuk menerima panggilan dari siapapun saat ini.
“Aku gak bisa memberikan harapan kepada Betrand, kasihan dia... kalau dia terus mengharapkan cintaku, padahal aku ini bakalan mati...!” Ucap Richa dalam hati.
Betrand panik karena teleponnya tidak diangkat, dia sedang berada di butik Richa bersama anggota pekerjanya yang bernama Aisyah.
“Duduk dulu, Mas, mungkin sebentar lagi Mbak Richa sampai kok!” Ujar Aisyah.
“Gak biasanya dia menolak teleponku, meskipun dia selalu jutek, biasanya dia pasti mengangkat teleponku loh Aisyah...” Ucap Betrand.
“Iya... chat Aisyah juga gak dibalas kok, Mas... mungkin Mbak Richanya lagi di jalan” Jawab Aisyah.
Richa mengemudi mobilnya menuju butik, dia tahu kalau dia harus tetap bekerja. Dia masuk ke dalam butik dan melihat laki-laki yang biasanya memang selalu datang sedang duduk di hadapan Aisyah.
“Aku sangat khawatir sama keadaanmu... kau baik-baik saja kan?” Tanya Betrand sambil beranjak dari duduknya.
“Ngapain sih kamu datang kemari? Kau gak punya pekerjaan lain apa?” Tanya Richa.
“Iya... aku sedang melaksanakan pekerjaanku saat ini..” Ucap Betrand.
“Kau ini membuang waktumu hanya untuk datang kesini, kenapa kau tidak bekerja untuk mencari masa depanmu saja... kasihan orangtuamu kan, mereka pasti kesal punya anak yang tidak loyal dengan pekerjaaanya, yang seenaknya mau kerja atau gak” Ucap Richa emosional.
“Kamu kenapa? Gak biasanya kamu se emosi ini? Ada apa?” Tany Betrand.
“Maafkan aku Betrand, aku terpaksa marah-marah seperti ini, agar kau membenciku... Umurku gak akan lama lagi, jadi percuma saja aku menerima cintamu... Meskipun aku sudah jatuh cinta kepadamu...” Ucap Richa dalam hati.
“Kamu kenapa? Aku mengenali sikapmu, ini bukan Richa yang kukenal...” Ucap Betrand.
“Ini adalah asliku, pemarah... sekarang kau tau kan kenapa sampe sekarang aku belum mempunyai pacar.. tidak akan ada laki-laki yang sanggup menghadapiku, termasuk dirimu..” Ucap Richa
Aisyah juga merasakan ada yang berbeda dari Richa, dia tahu kalau Richa bukan wanita pemarah. “Ada apa dengan mbak Richa?” Tanya Aissya dalam hati.
“Kau ada masalah? Ceritakanlah padaku!” Ucap Betrand.
“Iya... memang benar aku memiliki masalah, masalahku itu berasal dari kau... sebaiknya kau menjauh dariku, jangan pernah datang kesini dan hubungi aku lagi...” Ucap Richa.
Richa melihat sebuah coklat berada di atas meja, dia tahu itu adalah pemberian Betrand.
“Ini darimu?” Tanya Richa.
Betrand menganggukan kepalanya bertanda iya, “Seperti feeling, *kau pasti badmood hari ini, aku membawakanmu coklat agar kau ceriah.... aku gak menyangka feeling**ku benar, kau sedang badmood*.. Makanlah !” Ucap Betrand.
Richa segera membuang coklat itu ke dalam tong sampah, “Aku sudah bilang sama kamu, tolong menjauhlah dariku...” Ujarnya.
Betrand tahu kalau Richa memang pasti sedang ada masalah besar, gak baik juga kalau dia memaksakan diri untuk berada di butik itu.
“Baiklah.. aku pulang dulu yah, kalau kau butuh teman cerita, aku siap kok 24 jam” Ucap Betrand pergi dari butik Richa.
Richa duduk di kursi biasanya dia duduk dibutik, dia sangat terlihat tidak baik. Aisyah mengambilkan sebotol air mineral yang ada di lemari pendingin, dia memberikan air itu kepada Richa.
“Mbak.. diminum dulu air mineral ini, Mbak kelihatannya lelah.” Ucap Aisyah.
“Iya, makasih!” Jawab Richa lembut.
Aisyah takut untuk banyak bertanya, dia mengurungkan niatnya untuk mengajak Richa ngobrol.
“Sebaiknya aku gak ngajak ngobrol dulu, pasti Mbak Richa ada masalah dengan ibu tirinya.” Ucap Aisyah didalam hati.
Aisyah berusaha menyibukkan dirinya, karena dia tidak enak hanya duduk saja saat Richa dalam keadaan badmood. Aisyah merapikan baju-baju yang ada di butik. Dia merapikan letak pakaian sesuai kategori bahannya.
Richa sedang menghayal, dia sedang memikirkan akhir hidupnya. Dia meratapi hidupnya yang penuh derita.
“Beginlah akhir hidupku, papa akan syok kalau tahu ini.... dan pasti ibu tiriku senang kalau aku tiada secepat ini, dia akan menguasai harta ayahku..” Ucap Richa dalam hati.
***
Betrand sampai di rumahnya, ibunya sedang duduk melukis. Ibunya memang sering melukis dirumah, dia tidak suka melukis di Galeri lukisan milik suaminya. Karena di rumah bisa memberikan inspirasi di kepalanya.
“Ibu...!” Sapa Betrand mencium tangan ibunya.
“Kau sudah pulang, Nak? Kau tidak ke Galeri?” Tanya ibunya.
“Tidak, Bu! ... Betrand lagi kesal...” Ucap Betrand.
“Kesal sama siapa?” Tanya Ibunya menghentikan tangannya melukis.
“Entahlah, Bu!... wanita yang uda Betrand kejar selama setahun ini, dia tidak pernah mau membuka hatinya kepada betrand, dia malahan tadi marah marah kepada betrand.” Ucap Betrand.
“Marah? Mungkin dia ada masalah, Nak..” Jawab Ariana.
“Gak biasanya, Bu...Biasanya dia itu selalu lembut walapun kadang dia jutek..” Jawab Betrand.
Ariana melihat mata Betrand, ada perasaan cinta yang mendalam. Ariana berusaha menenangkan hati anaknya.
*“*Nak... mungkin dia itu ilfeel karena kau gak bekerja maksimal, cobalah kau membantu ayahmu di Galeri lukisannya, karena suatu saat nanti kan Galeri itu akan menjadi milikmu juga... cobalah aktif bekerja disana, mungkin wanita itu akan kagum padamu...” Ucap Ariana.
Betrand memang malas bekerja, dia merasa Richa adalah segala-galanya. “Bu.. kalau Richa mau menerima aku jadi suaminya, aku pasti akan bekerja maksimal..” Ucap Betrand
Ariana penasaran dengan Richa wanita yang dikejar anaknya lebih dari setahun lamanya. Ariana ingin sekali melihat wanita itu.
“Nak... siapa sih wanita beruntung itu? Dia sangat beruntung karna ada laki-laki yang setia mengejar cintanya selama setahun.” Ucap Ibunya.
“Dia Richa, Bu! Dia pemilik butik kecil di Jalan Besar Arah Jl. Anggur” Ucap Betrand.
“Oh begitu... Ibu penasaran ingin melihat wanita itu.” Ucap Ariana.
*“*Iya , ibu lihat saja butiknya namanya Richa Boutique, tapi kalau ibu kesana , jangan katakan kalau Betrand yang memberitahukannya. Dia akan semakin marah sama Betrand” Ucap Betrand
“Iya,Nak!... Ibu tidak mungkin seperti itu, ibu hanya ingin melihat dia dan sikapnya melayani ibu bagaimana” Ucap Ariana.
***
Debby bolos akhirnya Guru BP meminta Debby mengirimkan surat panggilan kepada orangtua nya. Ayahnya tidak mau menghadiri panggilan memalukan itu tetapi Dewi sang ibunda selalu mau dan dia bersedia menghadirinya. Dewi adalah ibu kandung Debby, dia menikah dengan Ayah Richa saat Richa berusia 3 tahun.
Dewi sangat memanjakan Debby, dia sangat sayang kepada Debby. Dulu sebelum Debby lahir, Dewi juga menyayangi Richa, namun setelah kehadiran anak kandungnya, kasih sayangnya berubah. Dia lebih menyayangi Debby dari pada Richa anak tirinya.
Dia selalu pilih kasih setiap memperlakukan kedua anaknya itu, hingga Richa merasa benci dengan ibu tirinya. Sedangkan Debby selalu cemburu dengan apa yang dimiliki Richa, termasuk kecantikan Richa.
“Ibu mohon ini adalah panggilan terakhir untukmu Nak, ibu malu sebenarnya jika harus datang kesekolah ini karena kenakalanmu, lagi pula ibu takut kalau kamu tinggal kelas lagi karena kelakuanmu ini... Tolong ibu yah!”Ucap Dewi setelah keluar dari ruang Guru Bp.
“Debby gak ingin sekolah bu.. Debby ingin merid.” Ucap Debby.
“Kau mau merid sama siapa? Kau bahkan belum tamat SMP, kau harusnya rajin belajar agar kau bisa meraih cita citamu nak...” Ucap Ibunya.
“Bu... jodohkan Debby dong sama orang kaya!” Pinta Debby .
Ibunya menghentikan langkahnya, “Kamu ini ada ada aja, sekarang kamu masuk ke dalam kelas, kamu belajar... ibu mau pulang kerumah.. dan pastikan ini panggilan terakhir yah, kalau nanti ibu gurumu memberikan surat panggilan lagi, ibu gak akan mau datang lagi.” Ujar Dewi mengancam.
Debby kesal, dia terpaksa masuk ke dalam kelas. “Uhft.. males banget belajar setiap hari, enakan jadi istri, tinggal sama suami, layani suami, terus minta duit sama suami..” Ucapnya dalam hati sambil melangkah masuk ke dalam kelas.
Debby sangat tidak fokus belajar, setiap hari dia selalu membuat ulah, ada aja tingkah lakunya yang membuat ibu bapak gurunya kesal. Kadang Debby tidur dikelas saat guru menjelaskan, kadang dia bolos, kadang dia permisi ke kamar mandi dan tidak kembali lagi, dia juga malas mengerjakan PR. Hari itu dia masuk kedalam kelas, Ibu guru sudah berada di dalam kelas.
“Debby! Kamu telat lagi?” Tanya Ibu Gurunya.
“Debby baru dari ruang BP bu, kalau ibu gak percaya, ini buktinya..” Ucap Debby memberikan ponselnya.
“Apa ini?” Tanya Ibu Gurunya.
“Itu bu foto Debby selfi di ruang BP tadi sama mama Debby.” Ucap Debby.
“Apa? Bisa-bisanya ya kamu selfi dengan mamamu sambil tersenyum diruang BP, kamu tidak malu mengambil fhoto ini? Kamu kan dipanggil bukan karena prestasimu?” Ucap Ibu Guru.
Debby hanya menarik nafas dan dengan tidak sopan dia duduk ke bangkunya.
“Kamu memang anak yang tidak sopan!” Ucap Ibu gurunya.
Debby cuek dengan perkataan ibu gurunya, dia tahu kalau dia memang akan dimarahin. “Yah mau gimana lagi, gue emang pengen dikeluarin kok dari sekolah ini, gue uda muak dengan sekolah gak jelas.” Ucap Debby dalam hati.
Terimah kasih ya telah membaca Novel karya aku yang kedua, tolong bantu Love favoritkan diberanda teman teman, dan tolong berikan like dan tanggapan kepada ceritaku yah, makasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
mantap 👍🏻❤️
2021-01-21
1
Radin Zakiyah Musbich
Ceritanya seru kak 👍👍👍
ijin promo ya 🍎🍎🍎
jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"🍎🍎
kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,
jangan lupa tinggalkan like and commen 🍎🍎🍎
2021-01-08
1
Caramelatte
semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"
2020-11-26
0